Media massa belakangan ini ramai akan pemberitaan soal salah satu bisnis ritel ternama yang gulung tikar. Selain perusahaan ritel tersebut, ada pula perusahaan yang bergerak di industri makanan ringan dikabarkan gulung tikar akibat pailit. Sebelumnya masyarakat juga dikagetkan dengan kabar beberapa perusahaan legendaris Indonesia yang dinyatakan pailit. Status gulung tikar ini tidak hanya berlaku untuk perusahaan milik swasta saja. Tahun 2018 lalu sedikitnya empat BUMN dinyatakan technically bankrupt oleh pengadilan.
Bagi para entrepreneur atau pelaku usaha, mendengar kata gulung tikar saja sudah bikin keringat dingin mengumpul di pelipis. Selain gulung tikar (bangkrut) ada pula kemungkinan buruk yang bisa mengancam sebuah usaha, yaitu mengalami pailit. Meskipun terdengar mirip, bangkrut dan pailit merupakan dua kondisi berbeda yang bisa dialami suatu bisnis, bentuk usaha, maupun perorangan.
Perbedaan Bangkrut dan Pailit
Menurut KBBI, bangkrut dan pailit memiliki arti yang berbeda. Bangkrut dinyatakan sebagai kondisi dimana sebuah usaha atau perorangan menderita kerugian besar hingga jatuh. Sedangan pailit diartikan sebagai sebuah kondisi seseorang atau badan hukum yang tidak mampu lagi membayar kewajibannya (dalam hal utang-utangnya) kepada si piutang.
Pailit
Dalam hukum perundangan sendiri hanya menyebutkan mengenai kondisi pailit, yang dinyatakan dalam UU nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Pasal 2 ayat 1 dalam perundangan ini menyebutkan individu atau badan usaha bisa dinyatakan pailit apabila Debitur (yang berutang) yang mempunyai dua atau lebih Kreditor (yang memberi hutang) dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.
Singkatnya, sebuah badan usaha atau perorangan mengalami pailit jika:
-
- Mempunyai tanggungan hutang kepada dua atau lebih kreditor;
- Tidak dapat melunasi setidaknya salah satu dari hutang saat jatuh tempo pelunasan tiba dan dapat ditagih;
- Dinyatakan pailit atas permohonan sendiri maupun atas permohonan kreditor.
Dalam keadaan pailit, sebuah perusahaan masih bisa menjalanan usahanya seperti biasa untuk mendapat keuntungan sebagai modal membayar hutang.
Bangkrut
Dari sisi legal, kata “bangkrut” dinyatakan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) di Perkara Nomor 18/PUU-VI/2008 yang menyatakan kalau bangkrutnya sebuah perusahaan disebabkan karena:
-
- Faktor-faktor eksternal di luar kewenangan pengusaha. Sebagai contoh, kebijakan IMF menutup sejumlah bank di Indoensia;
- Missmanagement pada tahun 1998 IMF memaksa menutup sejumlah bank di Indonesia sehingga bank-bank di Indonesia bangkrut, banyak perusahaan di Indonesia juga bangkrut.
Penyebab Usaha Gulung Tikar
Apapun usaha yang Sobat Pintar jalani, sebagai seorang pengusaha pasti bayang-bayang akan jatuhnya perusahaan yang digeluti jadi hal yang paling ditakuti. Meski begitu, ketakutan yang berlebihan mengenai kemungkinan gagal berbisnis jutstru menambah kemungkinan usaha tersebut gulung tikar. Demi mencegah usaha Sobat Pintar jatuh hingga harus tutup, yuk ketahui beberapa sebab umum beberapa usaha harus gulung tikar!
✖ Masalah dalam mengatur keuangan
Dalam memulai sebuah usaha terkadang Sobat Pintar harus meminjam uang untuk menambah modal atau untuk menambah biaya produksi lantaran pesanan yang meningkat. Pemilik usaha yang mengajukan pinjaman harus sepandai mungkin mengelola uang pinjamannya agar mendapat keuntungan untuk menuntaskan hutang yang diajukan. Meski begitu terkadang usaha yang sudah mengajukan pinjaman untuk modal pun harus berjuang dalam kesulitan dana. Kondisi keuangan internal yang tidak sehat ini bisa memicu pengajuan hutang lain untuk melunasi hutang sebelumnya. Kalau tidak bisa melunasi salah satunya, usaha tersebut bisa dinyatakan pailit. Dan kalau aset usaha tersebut ludes, mau tidak mau usaha yang dilakoni harus gulung tikar.
Selain menumpuknya hutang, masalah dalam mengatur keuangan suatu usaha juga menyangkut tentang:
-
- Ekspansi yang berlebihan dan terlalu optimis
-
- Pengeluaran tak terkendali
- Pemasaran yang terlalu besar-besaran tanpa ada follow up ke konsumen
✖ Strategi yang kurang matang
Setiap pelaku bisnis pasti paham betul kalau produk yang mereka jual merupakan sumber dari segala keuntungan. Namun, kesalahan yang dilakukan oleh pengusaha adalah terlalu berfokus pada produknya dan mengesampingkan aspek lain, seperti kepuasan konsumen, promosi produk dan tidak memperhatikan gerak-gerik kompetitor.
Kurangnya inovasi merupakan salah satu kesalahan yang kerap dilakukan para entrepreneur. Ini bisa jadi karena sang pemilik usaha kurang memiliki wawasan mengenai produk yang dijual dan produk sejenis yang ada di pasaran, serta perubahan minat konsumen terkait produk tersebut. Bisnis es kepal yang sempat meledak beberapa waktu lalu sekarang tinggal sejarah lantaran tidak ada inovasi yang menarik konsumen dari pelaku usahanya.
✖ Kondisi pasar
Kondisi pasar merupakan faktor eksternal paling penting kalau bicara soal ketahanan suatu bentuk usaha. Kenaikan harga akibat bencana, adanya peraturan baru dari pemerintah soal konsumsi suatu produk, ketersediaan barang yang lebih besar dari permintaan, hingga kemungkinan isu yang bisa menyangkut produk yang Sobat Pintar jual bisa jadi sebab bisnis yang dilakoni jadi gulung tikar. Faktor eksternal ini terkadang memang tidak bisa disiasati dan tidak bisa jadi kesalahan pemilik usaha.
Mencegah Agar Usaha Tidak Gulung Tikar
Sebagai pelaku usaha, Sobat Pintar pasti nggak mau kan kalau usahanya harus gulung tikar? Simak beberapa tips berikut agar usaha Sobat Pintar tetap berjalan lancar!
✔ Tidak berjuang sendiri
Setiap pelaku usaha pasti ingin menekan biaya produksi serendah-rendahnya namun masih menghasilkan keuntungan setinggi mungkin. Keinginan ini yang terkadang mendorong beberapa pelaku usaha untuk melakukan semuanya sendiri agar tidak membayar pekerja. Padahal bayak sekali aspek pekerjaan dalam satu usaha seperti promosi dan marketing, manajemen keuangan, produksi, dan masih banyak lagi. Padahal kalau dilakukan sendiri tugas-tugas tersebut tidak akan effektif dilakukan karena di luar sana banyak orang yang terampil di masing-masing bidang tersebut.
Selain itu, berjuang sendiri juga bisa diartikan saat pengusaha membutuhkan suntikan dana agar usahanya berkembang. Ketimbang menunggu ada orang yang menjadi investor, lebih baik mengajukan pinjaman saja asalkan yakin bisa membayarkan lunas tagihannya.
Kalau membutuhkan pinjaman untuk keperluan usaha, bisa pinjam di Kredit Pintar!
[su_button url=”https://kp.onelink.me/o4cz/blog” target=”blank” style=”flat” background=”#79c143″ size=”6″ text_shadow=”3px 2px 3px #000000″]Pinjam Sekarang![/su_button]
✔ Terbuka pada perkembangan
Tren terus berkembang seiring berjalannya waktu. Bisnis ritel yang baru-baru ini menyatakan dirinya tutup menyatakan kalau orang zaman sekarang lebih menyukai apa yang tersedia dari ponselnya. Ini merupakan salah satu contoh perkembangan minat konsumen. Sebagai seorang entrepreneur, Sobat Pintar perlu mengikuti perkembangan tren, suka atau tidak suka. Meski begitu, semua tren tidak bisa langsung diaplikasikan ke produk yang Sobat Pintar jual. Misalnya, tren rasa super pedas pada keripik, mie instan, maupun ayam cepat saji tidak bisa diadaptasi dalam martabak yang dijual. Selain itu beberapa tren juga memiliki usia yang singkat, sehingga perlu hati-hati dalam mengaplikasikannya kepada bisnis yang sedang dijalani.
✔ Menyimpan keuntungan usaha dalam berbagai aset
Menyimpan keuntungan usaha merupakan satu tindak antisipasi apabila terjadi hal yang tidak diiginkan kepada usaha yang dijalani. Apabila terjadi sesuatu, misalnya terlilit hutang, butuh tambahan dana untuk mendukung produksi, atau terjadi bencana dan butuh dana untuk recovery maka simpanan aset ini bisa digunakan untuk menutup kebutuhan yang mendesak.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman onlinebagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan tips mengatur keuangan lain yang bermanfaat. Ingin mengenal Kredit Pintar lebih dekat?