Ponsel dan sosial media seakan telah menjadi salah satu kebutuhan sebagian orang. Sebab, dengan kemajuan teknologi, kini segala sistem informasi dapat diakses melalui ponsel dan media sosial.
Bahkan, tak hanya informasi, melalui sosial media, Sobat Pintar juga bisa berhubungan langsung dengan keluarga, teman, bahkan mencari pasangan.
Bahkan, dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat ditemukan bahwa sebanyak 77 persen dari total populasi orang Amerika Serikat memiliki sosial media. Terlepas dari platform media sosial dan fungsinya dalam aspek kehidupan, ada hal yang penting untuk diperhatikan.
Secara tak langsung, sosial media mempengaruhi kehidupan kita secara pribadi baik dari perilaku, hubungan interaksi sosial, hingga kesehatan mental.
Studi telah menghubungkan penggunaan media sosial dengan depresi, kecemasan, kualitas tidur yang lebih buruk, rendah diri, kurang perhatian, dan hiperaktif pada remaja.
Tak hanya itu, kecenderungan dan kebiasaan kita dalam bersosial media juga menyebabkan FOMO (Fear of Missing Out) yakni perasaan takut ketinggalan informasi yang dibagikan di sosial media.
Ini merupakan efek kesehatan mental yang dialami seseorang saat menggunakan sosial media secara berlebihan. Amy Summerville, PhD, seorang profesor psikologi di Miami University di Ohio, menjelaskan bahwa Fear of Missing Out adalah perpanjangan dari masalah inklusi dan status sosial yang lebih besar. Setelah kebutuhan dasar kita terpenuhi, seperti makanan, tempat tinggal, dan air, kebutuhan akan inklusi dan interaksi sosial menempati urutan teratas.
Penggunaan media sosial dan kecanggihan teknologi, menciptakan dunia yang membuat manusia secara tak langsung memaksa kita untuk melihat apa yang dilakukan teman-teman kita setiap saat dan sepanjang hari. Hal ini belum tentu sesuatu yang baik.
Lalu, apa saja ciri, efek, cara mengatasi Fear of Missing Out? Dalam artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hal tersebut. Yuk, simak penjelasannya.
Gejala
Lima ciri umum yang menunjukkan apakah Sobat Pintar mengalami FOMO? Berikut lima ciri yang patut diwaspadai.
- Merasa dikucilkan atau ‘kehilangan’
Mereka yang mengalami Fear of Missing Out akan merasa dikucilkan dan ketinggalan atas kegiatan atau informasi yang dilihat di media sosial. Misalnya, melihat seorang teman mengunggah foto makan-makan bersama teman sekantor dan Sobat Pintar tidak diikutsertakan dalam kegiatan tersebut.
Selanjutnya, Sobat Pintar akan diselimuti perasaan negatif, dikucilkan, dan kehilangan momen setelah melihat unggahan sosial media tersebut. Padahal bisa jadi Sobat Pintar tak diikutsertakan karena itu merupakan acara internal tim lain atau momennya tidak tepat untuk mengajak Sobat Pintar bergabung.
- Kepuasan hidup yang rendah
Penelitian yang dilakukan oleh para profesional medis menunjukkan korelasi langsung antara kepuasan hidup yang rendah dan FOMO (Fear of Missing Out). Hubungan langsung antara keduanya kemungkinan besar muncul dari meningkatnya kehadiran dan penggunaan media sosial yang menampilkan kehidupan sehari-hari setiap orang.
Misalnya, Sobat Pintar melihat teman sekantor yang selalu mengunggah foto berlibur. Sobat Pintar yang melihatnya lantas membandingkannya dengan kehidupan pribadi yang saat ini sedang Sobat Pintar jalani sehingga tidak terjadi kepuasan.
- Terlalu memperdulikan pendapat orang lain
Jika Sobat Pintar khawatir dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain atas diri Sobat Pintar saat bersosial media, bisa jadi Sobat Pintar terkena ciri Fear of Missing Out. Hal-hal yang biasanya seseorang khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain di sosial media adalah:
- Pakaian
- Gaya rambut
- Pilihan riasan
- Pendudukan
- Persepsi keluarga
- Bobot
- Latar Belakang
- Gaya hidup keseluruhan
- Perilaku kesehatan yang buruk
Kurang tidur, kelelahan, atau stres yang signifikan merupakan indikator bahwa Sobat Pintar mengalami ciri Fear of Missing Out. Sebuah studi pada tahun 2018 yang diterbitkan dalam Motivation and Emotion menemukan bahwa Fear of Missing Out ada di antara semua kepribadian, tetapi terutama lebih rentan terhadap mereka yang mengalami masalah tidur, kelelahan, atau mengalami stres yang signifikan.
- Gaya hidup yang berubah-ubah mengikuti tren
Memiliki gaya hidup serba cepat, melompat dari satu hobi ke hobi berikutnya adalah ciri Fear of Missing Out yang mungkin terjadi. Gaya hidup serba cepat didefinisikan sebagai seseorang yang selalu mengikuti perkembangan zaman berdasarkan sosial media.
Dampak FOMO
Jika Sobat Pintar bertanya kepada remaja apakah mereka mengalami kecemasan media sosial, sebagian besar akan menjawab tidak. Namun yang tidak mereka sadari adalah jika mereka stres atau khawatir dengan apa yang mereka lihat secara online, kemungkinan besar mereka mengalami Fear of Missing Out, terutama jika mereka aktif di media sosial.
Faktanya, ketika remaja dan orang dewasa membagikan kehidupannya melalui sosial media, mereka lebih rentan mengalami Fear of Missing Out. Dan dengan setidaknya 24% remaja online hampir terus-menerus, tidak mengherankan bahwa Fear of Missing Out mencapai proporsi epidemi.
Masalahnya adalah kekhawatiran yang terus-menerus tentang apa yang dilakukan orang lain hanya menyebabkan remaja semakin kehilangan kehidupan mereka sendiri. Selain itu, Sobat Pintar akan cenderung memusatkan perhatian dengan apa yang dilihat di sosial media daripada memberikan perhatian untuk dan demi diri sendiri. Hal ini dapat menyebabkan mereka kehilangan identitas dan rasa rendah diri. Lebih buruk, ketika seseorang mengalami Fear of Missing Out, itu berarti mereka sangat fokus pada apa yang dilakukan orang lain dan lupa untuk menjalani hidup mereka sendiri.
Satu studi menemukan bahwa semakin banyak orang menggunakan Facebook, maka perasaan negatif akan semakin sering bermunculan. Selain itu, mereka juga tidak pernah puas akan apa yang dilakukannya di kehidupan nyata lantaran selalu ingin terlihat dan terhubung dengan apa yang dilakukan oleh orang lain.
Sementara itu, penelitian lain menemukan bahwa sepertiga orang merasa lebih buruk saat berada di Facebook, terutama jika mereka melihat foto liburan orang lain.
Sementara itu, Survei Stres dan Kesejahteraan Nasional di Australia menemukan bahwa 60% remaja mengatakan mereka merasa khawatir ketika mereka mengetahui teman-teman mereka bersenang-senang tanpa mereka.
Dan 51% mengatakan mereka merasa cemas jika mereka tidak tahu apa dilakukan teman-teman mereka. Terlebih lagi, para peneliti mengatakan bahwa ada korelasi yang sangat nyata antara jumlah waktu yang dihabiskan untuk bersosial media dan tingkat stres dan depresi yang lebih tinggi.
Menurut Project Know, remaja juga mungkin merasa tertekan untuk menggunakan obat-obatan atau alkohol untuk mengikuti teman atau selebriti yang mereka ikuti di media sosial. Mereka mungkin juga memiliki tingkat kepuasan yang lebih rendah dengan hidup mereka, yang membuat mereka sangat rentan terhadap masalah kesehatan mental lainnya.
Cara Mencegah FOMO
Setelah mengetahui ciri dan dampak Fear of Missing Out pada kehidupan seseorang, kini saatnya mencari tahu bagaimana cara mengatasi Fear of Missing Out. Berikut penjelasannya!
- Bersikaplah jujur dengan teman tentang apa yang dialami dan rasakan
Memberi tahu teman bahwa Sobat Pintar memiliki masalah kesehatan yang dapat menghambat kemampuan Sobat Pintar untuk bersosialisasi bisa sangat membantu.
Mengapa? Hal ini dilakukan jika Sobat Pintar merasa sungkan terus-terusan menolak undangan pertemuan, pesta, hingga acara-acara lain. Sehingga, mereka tidak berpikir bahwa Sobat Pintar tidak mau bergaul atau mengabaikan keberadaannya.
Mencoba sembuh dari FOMO (Fear of Missing Out) memang sulit, membuat stres, tapi dengan dukungan teman-teman, semua hal itu diharapkan bisa membuat Sobat Pintar merasa lebih baik.
- Ketahui batasan Diri
Sebelum merasa dikucilkan, sedih, emosi, atau marah, pastikan informasi tersebut penting untuk direspons dengan perasaan-perasaan tersebut. Selain itu, tanyakan pada diri sendiri, apakah informasi ini layak untuk diketahui? Apakah Sobat Pintar akan merasa baik-baik saja meskipun ketinggalan informasi tersebut?
Dengan begini, diharapkan, Sobat Pintar bisa mengetahui batasan diri sendiri dalam menerima informasi sehingga tidak menimbulkan perasaan negatif.
- Miliki Kegiatan Saat Waktu Senggang
Jika Sobat Pintar ingin bersosialisasi tetapi merasa tidak ingin bertemu dengan banyak orang asing, maka rencanakanlah di hari lain dengan teman terdekat sambil menonton film, memasak bersama, atau sekadar ngobrol. Hal-hal seperti ini dapat memberi Sobat Pintar pengalaman sosial yang Sobat Pintar inginkan tanpa rasa cemas tambahan saat berada di depan umum.
Itulah gejala, efek, cara mengatasi Fear of Missing Out. Jika tips di atas dirasa tidak membantu, segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.