Bagi badan usaha, baik itu perusahaan skala besar maupun UMKM, variable cost adalah salah satu aspek penting yang harus diperhitungkan. Selain variable cost, terdapat pula fixed cost atau biaya tetap yang juga berhubungan dengan biaya operasional usaha. Nah, seperti apakah bentuk perbedaan keduanya dan bagaimana rumus perhitungannya yang tepat? Seluruhnya bisa disimak sebagai berikut.
Baca juga: Koperasi Simpan Pinjam: Pengertian dan Fungsinya | Kredit Pintar
Mengenal Apa itu Variable Cost?
Terkait dengan pengertiannya, variable cost adalah jenis biaya yang besar kecilnya tergantung pada hasil produksi barang atau jasa. Apabila jumlah produksi mengalami peningkatan, maka variable costnya juga akan mengalami peningkatan. Sementara itu, apabila produk yang dihasilkan lebih sedikit, variable costnya pun akan lebih sedikit atau menurun.
Dari pengertian sederhana tersebut, bisa dikatakan kalau variable cost bersifat berubah-ubah atau tidak tetap. Sehingga, biaya satu ini juga kerap disebut sebagai biaya tidak tetap dan mengikuti jumlah produk yang diproduksi.
Disamping itu, variable cost juga lebih tergantung pada fluktuasi aktivitas usaha perusahaan atau badan usaha tersebut. Hal ini membuat variable cost dari setiap bidang industri atau bisnis pun berbeda satu sama lain.
Jenis-Jenis dan Contoh Variable Cost
Untuk dapat memahami lebih lanjut mengenai apa itu variable cost, Sobat Pintar juga perlu mengetahui apa saja jenis-jenisnya. Nah, berikut ada 3 jenis dari variable cost yang akan dijelaskan bersamaan dengan contohnya.
- Direct Cost
Jenis pertama dari variable cost adalah direct cost atau biaya langsung. Direct cost merupakan biaya yang langsung terkait dengan produksi atau biaya yang dibutuhkan selama proses produksi. Contoh dari direct cost ini adalah bahan baku produksi atau bahan bakar untuk produksi.
Baca juga: Butuh Uang? Ini Daftar Pinjaman Online Tanpa Jaminan | Kredit Pintar
- Overhead Cost
Biaya overhead cost adalah biaya yang tidak dapat dimasukkan secara rinci ke dalam laporan keuangan. Hal ini karena biaya termasuk biaya yang tidak penting untuk diketahui oleh stakeholder. Contoh biaya overhead atau overhead cost diantaranya biaya pembelian alat tulis, pengharum ruangan, konsumsi harian, dan lain sebagainya.
- Semi Variable Cost
Semi variable cost adalah biaya yang sebenarnya jadi bagian dari fixed cost, tetapi mempunyai unsur variable cost di dalamnya. Unsur variable cost yang terdapat dalam semi variable cost adalah biaya yang dipengaruhi oleh volume kegiatan. Contohnya semi variable cost adalah biaya listrik, biaya air, biaya pemeliharaan mesin, hingga asuransi kesehatan.
Mengenal Apa itu Fixed Cost?
Selain variable cost, fixed cost juga menjadi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Secara sederhana, fixed cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, namun tidak berubah meskipun ada penurunan atau peningkatan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan.
Fixed cost tidak terpengaruh dengan perubahan-perubahan aktivitas bisnis yang ada di perusahaan. Fixed cost juga akan selalu konstan dalam periode tertentu dan perubahan yang terjadi biaya terjadi dalam jangka waktu panjang. Misalnya, untuk biaya sewa gedung, perusahaan tetap harus membayar biaya sewa terlepas hasil produksi perusahaan sedikit atau banyak.
Baca juga: Pinjaman Syariah: Pengertian, Manfaat, dan Cara Pinjam | Kredit Pintar
Jenis-Jenis dan Contoh Fixed Cost
Sama halnya dengan variable cost yang memiliki beberapa jenis, fixed cost juga demikian. Fixed cost terdiri dari 2 jenis yaitu committed fixed cost dan discretionary fixed cost yang akan dijelaskan lebih lanjut berikut.
- Committed Fixed Cost
Committed fixed cost adalah jenis pertama dari fixed cost yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kestabilan perusahaan. Biaya satu ini memiliki kaitan yang erat dengan investasi fasilitas perusahaan serta struktur perusahaan itu sendiri. Contoh dari commited fixed cost diantaranya biaya asuransi, gaji karyawan, dan biaya pajak bangunan.
- Discretionary Fixed Cost
Jenis yang kedua dari fixed cost adalah discretionary fixed cost. Biaya ini dikeluarkan dalam waktu-waktu tertentu dan tidak berdampak pada profit yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam kondisi saat perusahaan kekurangan kas jangka pendek, maka manajemen perusahaan perlu mengurangi discretionary fixed cost. Contoh dari biaya ini adalah biaya pelatihan karyawan, pemasangan iklan, dan biaya riset produk.
Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost
Dari penjelasan di atas, fixed cost dan variable cost memiliki banyak perbedaan. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari beberapa segi, contohnya segi waktu, pencatatan akuntansi, nominal pembayaran, dan hubungan produksi, dan penentuan harga.
Perbedaan Waktu
Perbedaan pertama dari fixed cost dan variable cost adalah dari segi waktunya. Dalam fixed cost, pengeluarannya tidak dilakukan setiap hari, tetapi dalam satu bulan, satu tahun, atau bahkan beberapa tahun sekali. Sedangkan, variable cost berlangsung dalam rentan waktu yang lebih pendek. Misalnya dalam satu minggu sekali atau bahkan setiap hari.
Perbedaan Nominal Pembayaran
Perbedaan berikutnya ada pada segi nominal pembayaran. Nominal pembayaran yang dikeluarkan untuk variable cost lebih kecil dibandingkan dengan fixed cost. Kemudian, dalam kondisi profit yang sedikit, nominal dari fixed cost cenderung tidak berubah. Berbeda dengan nominal dari variable cost yang bisa disesuaikan dengan kondisi finansial dari perusahaan.
Perbedaan Pencatatan Laporan Keuangan
Perbedaan dari variable cost dan fixed cost juga dapat dilihat dari frekuensi pencatatan laporan keuangannya. Laporan variable cost lebih sering dilakukan contohnya dalam rentang mingguan, bulanan, atau harian. Sementara itu, untuk frekuensi pelaporan fixed cost lebih jarang dilakukan. Biasanya fixed cost baru akan dikeluarkan sebulan sekali, setahun sekali, atau beberapa tahun sekali.
Baca juga: 6 Jenis Pinjaman dan Cara Pinjam Uang di BRI | Kredit Pintar
Perbedaan Hubungan Produksi
Dalam hal hubungan dengan produksi, fixed cost cenderung tidak berhubungan langsung dengan produksi barang. Sedangkan, variable cost memiliki kaitan erat dengan adanya produksi. Jadi, kedua biaya ini memang memiliki perbedaan yang cukup mencolok dari segi keterkaitan produksi.
Perbedaan Penentuan Harga
Perbedaan terakhir dari fixed cost dan variable cost adalah dari segi penentuan harga. Total biaya fixed cost biasanya menjadi penentu dasar dari biaya perusahaan saat aktivitas bisnis melemah. Sementara itu, variable cost akan menjadi salah satu dasar penentu harga barang. Berbeda dengan fixed cost yang sangat jarang dipakai untuk penentuan harga produk.
Rumus Fixed Cost dan Variable Cost
Meskipun sudah mengetahui apa itu variable cost dan apa itu fixed cost, Sobat Pintar pastinya penasaran dengan bagaimana rumus hitungan dari kedua biaya tersebut. Nah, rumus lengkapnya bisa kamu simak lewat penjelasan berikut.
Rumus Fixed Cost
Rumus untuk menghitung fixed cost adalah:
Fixed Cost = Total Cost – (Unit Variable Cost X Quantity)
Contohnya, PT Maju Jaya menghabiskan biaya produksi senilai Rp250 juta untuk bulan Maret 2022. Kuantitas produksinya adalah 20 ribu barang dengan variable cost sebesar Rp7 ribu per produk. Perhitungan fixed costnya adalah:
Fixed cost = Rp250,000,000 – (15,000 x Rp11000) = Rp85,000,000
Sehingga, fixed cost dari PT Maju Jaya di bulan Maret 2022 senilai Rp85 juta.
Rumus Variable Cost
Rumus untuk menghitung variable cost adalah:
Variable Cost = (Total Cost – Fixed Cost) / Quantity
Contohnya, pada bulan Maret 2022, PT Maju Jaya mengeluarkan biaya produksi senilai Rp75 juta, tagihan fixed cost senilai Rp5 juta. Pada bulan itu pula, PT Maju Jaya memproduksi barang sejumlah 1000 unit. Sehingga, variable cost nya adalah:
Variable Cost = (Rp75,000,000 – Rp5,000,000) / 1000 = Rp70,000
Dengan begitu, variable cost dari PT Maju Jaya di bulan Maret 2022 sejumlah Rp70,000 per unit produknya.
Baca juga: Anti Mati Gaya! Begini Cara Pinjam Pulsa Indosat! | Kredit Pintar
Nah, Sobat Pintar mudah bukan cara menghitung variable cost dan fixed cost. Penjelasan di atas juga menunjukkan kalau fixed cost dan variable cost adalah bagian penting dari perusahaan. Jadi, dengan mengetahui dua biaya ini, setidaknya akan mempermudah perhitungan biaya produksi perusahaan.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.