Hubungan cinta yang seharusnya mendatangkan kebahagiaan namun justru sebaliknya malah mendatangkan ketidaknyamanan dan stress. Inilah yang disebut toxic relationship. Sayangnya tidak semua orang memahami bahwa mereka sedang terjebak dalam hubungan beracun seperti ini. Atau mungkin kamu sedang dalam hubungan tidak sehat ini?
Hubungan asmara yang kamu banggakan mungkin menyimpan luka. Tak perlu dielak, Toxic Relationship tidak membawa kebahagiaan sama sekali, justru membawa beban pikiran. Tidak ada lagi hormat, menghargai, bahkan tidak ada lagi kebersamaan. Biasanya, korban akan merasa rendah diri atau insecure karena menerima banyak sekali cacian atau makian dari pasangannya. Pada kesempatan kali ini kami akan menunjukkan tanda-tanda hubungan yang penuh luka serta cara keluar dari hubungan yang tidak sehat ini.
Tanda-tanda Toxic Relationship
- Merasa gagal jadi diri sendiri
Indikasi pertama kamu ada dalam hubungan yang penuh luka adalah ketika kamu tidak bisa menjadi diri sendiri. Ya! Semua yang kamu lakukan hanya untuk menuruti kemauan pasanganmu dan tidak bisa bebas dalam melakukan apapun. Kritikan pedas atau bahkan cacian dilayangkan begitu mudah sehingga membuat hati dan jiwamu menjadi lemah.
Pasangan yang seharusnya mendukungmu, malah menjadi orang yang membuatmu tidak percaya diri. Bahkan ada fase di mana kamu lebih memilih untuk diam dan tidak terbuka kepada pasangan. Apabila kamu mengalami hal demikian, coba untuk merenungkan kembali. Sebuah hubungan asmara yang seharusnya menjadi penyemangat hidup kini menjadi moodbreaker yang bisa membuatmu menjadi orang yang putus asa dan kehilangan citra diri.
- Komunikasi Buruk
Komunikasi adalah kunci hubungan yang baik. Jika komunikasi saja sudah tidak baik, itu artinya hubunganmu ada diambang kehancuran. Setiap konflik dan perdebatan yang ada dalam hubungan seharusnya dirampungkan melalui komunikasi dan diskusi yang baik dengan pasangan. Dan sebisa mungkin, tidak menyakiti hati pasangan melalui kata-kata.
Coba ingat dan review kembali hubungan. Apakah dalam setiap konflik dan perdebatan, kamu dan dia dapat menyelesaikan masalah dengan baik-baik? Atau malah sebaliknya, pasanganmu sering melakukan kekerasan emosional secara verbal?
Kemudian bagaimana cara dia memandang masalah sepele yang sifatnya remeh, apakah dia meluapkan emosi dengan kata-kata kasar dan tindakan seenaknya? Jika jawabannya adalah iya, kamu harus mendiskusikan ini dengan dia. Dan jika tidak bisa di rubah, ini seperti bom waktu yang akan meledak pada waktunya.
- Pasangan mendominasi bahkan mengendalikan
Membuat peraturan dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar. Ini penting agar tidak saling menyakiti satu sama lain melalui tindakan. Oleh sebab itu kesepakatan soal peraturan sangat penting. Namun apa jadinya jika semua urusanmu, dikendalikan olehnya.
Semua aspek kehidupanmu dia harus tahu bahkan parahnya dia menentukan bagaimana seharusnya mengambil keputusan. Kamu bahkan tak bisa lagi leluasa bergaul dengan teman, keluarga, dan siapapun orang yang ditemui selain pasangan. Bahkan, pasangan cemburu pada orang-orang yang masih memiliki hubungan keluarga denganmu.
Situasi semacam ini mengindikasikan bahwa kamu ada dalam hubungan hubungan yang penuh luka. Hubungan asmara yang terjalin antara dua insan seharusnya dijalankan secara seimbang dan tidak didominasi oleh satu pihak saja, apalagi dominasi yang diberikan tidak membangun malah menjatuhkan mental dan fisik.
- Sulit untuk berkembang
Sebagai manusia sudah sewajarnya untuk ingin terus berkembang dan memperkaya diri. Namun, apa jadinya jika niat baik tersebut dipandang buruk oleh pasanganmu. Tentu hal ini akan merusak mental yang kamu miliki. Semisal kamu ingin mengikuti pelatihan bahasa inggris dengan tujuan 100% untuk belajar.
Namun, doi malah melarang dengan alasan yang tidak masuk akal seperti, kamu gak akan pernah bisa, kamu nanti ketemu dengan cewek-cewek di sana, nanti kamu jalan dengan orang lain dan semua alasan yang sebenarnya konyol.
Sikap seperti ini tentu akan membuatmu tidak berkembang dan stag pada level yang sama. Jika pasanganmu sudah melakukan tindakan demikian, tindakan seperti ini sudah dapat dikatakan sebagai toxic relationship.
- Orang tua dan teman tidak menyetujui hubungan Sobat Pintar
Cinta ini kadang-kadang tak ada logika. Sepenggal lirik dari Agnes Monica memang ada benarnya. Ada kalanya kamu dimabuk cinta hingga lupa dengan hal-hal buruk yang pasanganmu lakukan. Semua yang dia lakukan benar-benar kamu terima dan kamu maklumi. Sekali lagi ini seperti bom waktu yang akan meledak pada waktunya.
Orang-orang terdekatmu seperti orang tua dan teman dekatmu, akan melihat ini sebagai hal buruk yang bisa merusakmu di masa yang akan datang. Cobalah untuk mendengar kritikan mereka dan tidak bersikap defensif atau membenarkan sesuatu yang salah dari pasanganmu. Hanya karena kamu takut ditinggalkan atau takut kesepian bukan berarti kamu mengelak fakta yang orang tua atau temanmu sampaikan. Bentuk kepedulian mereka patut diapresiasi.
Cara Keluar dari Hubungan Toxic
Hubungan akan menyakiti satu sama lain, soon or later, cepat atau lambat. Namun, mana yang lebih penting sakitnya atau orang yang kamu sayangi. Jika kamu lebih merasa sakit ketimbang disayang, kamu harus realistis dan berusaha untuk lepas dari hubungan tersebut. Namun jika kamu masih menyayangi orang tersebut, tidak ada salahnya untuk memberikan kesempatan untuk berbenah diri.
Cobalah untuk menjalin kembali komunikasi yang lebih sehat dan tegas, jangan mau diatur dan jadilah diri sendiri. Komunikasi yang baik seharusnya mendatangkan hal yang baik pula. Jika cara ini tidak juga mengubah hubunganmu, atau kamu tetap merasa tidak nyaman. Atau bahkan niat baikmu tidak juga merubah apapun malah membuat perdebatan makin memanas. Kami rasa kamu harus rela untuk pergi meninggalkannya. Karena komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam hubungan.
Beberapa hal yang harus kamu pahami dan mungkin bisa kamu lakukan untuk keluar dari hubungan beracun ini adalah :
- Jadilah Berani
Kebahagiaan hanya milik mereka yang berani. Mungkin kamu sudah bertahun-tahun ada di hubungan yang tidak sehat ini. Dan terus bertahan dengan alasan cinta. Pertanyaannya adalah, sampai kapan? Karena hal buruk yang kamu alami akan terus kamu alami. Beban pikiran yang kamu tanggung, tidak berkurang malah bertambah semakin banyak. Jadilah berani. Jangan takut untuk kesepian. Ada banyak orang yang dapat membuatmu bahagia. Tidak hanya dia. Ingat, bahwa dia pun tidak berhasil membuatmu bahagia. Orang tua, teman dekat, sahabat akan menjadi penguatmu untuk menjalani kehidupan di masa yang akan datang.
- Hubungi psikiater
Jika kamu merasa benar-benar tidak bisa lepas darinya, cobalah untuk menggunakan jasa psikiater. Mungkin ada yang salah dengan cara pandangmu tentang dirimu atau tentang kehidupan. Psikiater adalah orang yang akan menilaimu secara objektif. Orang tua, teman dan sahabat yang mengasihimu umumnya akan memberikan saran yang sifatnya subjektif untukmu saja. Psikiater juga akan memberikan metode untuk menenangkan diri dan menghidupkan sisi berani dalam dirimu.