Rasio profitabilitas adalah jenis matrik perhitungan keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan sebuah bisnis untuk menghasilkan profit dari pendapatan penjualan, biaya operasi, aset neraca, atau ekuitas pemegang saham, dengan data dari periode waktu tertentu. Nilai rasio profitabilitas yang semakin tinggi maka semakin baik tentunya.
Sebagai tambahan, ketika perusahaan memiliki nilai rasio profitabilitas lebih tinggi atau sama dari milik kompetitor dari periode sebelumnya maka hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan berkinerja cukup baik. Rasio profitabilitas paling berguna ketika dibandingkan dengan perusahaan serupa atau dibandingkan dengan kinerja historis perusahaan sendiri atau juga bisa dibandingkan dengan nilai rata-rata rasio profitabilitas perusahaan dalam industri yang sama.
Baca Juga: Cara Menghitung Laba Untuk Mengetahui Keuntungan
Pada artikel ini kalian akan belajar mengenai rasio apa yang biasa digunakan dan lumrah dijadikan pertimbangan ketika anda akan melihat kinerja keuangan perusahaan untuk berbagai tujuan misalnya ketika akan berinvestasi.
Manfaat dari Rasio Profitabilitas
- Mengevaluasi kinerja dari periode waktu ke waktu
Menganalisis profitabilitas kita bisa melihat tren kecenderungan performa bisnis baik secara triwulan atau tahunan atau sejak 5 tahun terakhir. Hal ini dibutuhkan agar pemilik bisnis mengetahui bagaimana ketahanan kinerja bisnis pada saat buruk dan baik.
- Menunjukan aspek bisnis mana yang perlu perbaikan atau peningkatan
Mempertimbangkan laporan laba rugi dan neraca bisnis ke dalam rasio akan membantu mengungkap aspek bisnis yang unggul atau perlu ditingkatkan.
Contohnya, sebuah bisnis mungkin mendapatkan lebih banyak penjualan daripada periode sebelumnya. Namun, ketika menganalisis rasio profitabilitas, bisnis menyadari bahwa marjin laba operasinya rendah, tetapi marjin laba kotornya baik. Rasio ini mengungkapkan kepada pemilik bisnis bahwa meskipun terjadi peningkatan dalam penjualan, namun Biaya operasional masih tergolong tinggi.
Secara garis besar rasio profitabilitas bisa dibagi menjadi dua kategori utama yaitu rasio margin dan rasio return.
Rasio margin menunjukan kemampuan perusahaan untuk mengubah omset penjualan menjadi keuntungan perusahaan. Rasio return lebih menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kekayaan pemegang saham dan pemilik bisnis. Lebih detil baru kita bahas satu per satu rasio kedua jenis rasio ini.
Rasio Margin yang Perlu Anda Perhatikan
Pada rasio margin terdapat tiga rasio yang penting untuk bisnis anda yaitu margin laba kotor, margin laba operasi, dan margin laba bersih.
Baca Juga: Kredit Pintar Berikan Edukasi Literasi Keuangan kepada Pengemudi Ojek Online
- Rasio Margin Laba Kotor
Margin laba kotor adalah salah satu rasio margin yang paling banyak digunakan. Rasio ini menghitung jumlah laba yang tersisa setelah dikurangkan dengan harga pokok penjualan (COGS). Angka-angka yang diperlukan untuk menghitung rasio ini ditemukan pada laporan laba rugi bisnis Anda.
Margin laba kotor yang tinggi adalah cerminan efisiensi pendapatan yang tinggi untuk menutupi pengeluaran bisnis, pajak, dan depresiasi.
Margin laba kotor = (Total Penjualan – Harga Pokok Penjualan) / Total Penjualan
- Rasio Majin Operating Profit
Margin operating profit, juga dikenal dengan sebutan pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT), melihat pendapatan sebagai persentase penjualan sebelum dikurangi bunga dan pajak. Rasio profitabilitas ini dihitung dengan mengurangkan laba kotor Anda dan mengurangkan biaya operasional yang mencangkup biaya biaya sewa, utilitas, gaji, administrasi, dan biaya umum lainnya.
Margin operating profit adalah patokan hitungan penilaian yang banyak digunakan untuk menentukan seberapa baik bisnis anda dapat beradaptasi dengan kondisi keadaan usaha bahkan dalam kondisi yang melambat sekalipun. Rasio ini juga dapat dijadikan acuan untuk menentukan kinerja profitabilitas untuk bisnis musiman misalnya ketika keuntungan mungkin menurun, tetapi bisni mungkin masih perlu menutupi biaya operasional.
Margin operating profit = Laba Operasi / Penjualan x 100%
Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki pendapatan sebesar $ 2.000.000, HPP/COGS sebesar $700.000, dan beban administrasi sebesar $500.000, maka
Pendapatan Operasional : $ 2.000.000 – ($700.000 + $500.000) = $800.000.
Margin operating Profit : $800.000 / $2.000.000 x 100% = 40%.
Jika perusahaan mampu menegosiasikan harga yang lebih baik dengan para supplier sehingga mengurangi COGS-nya menjadi $500.000, maka ia akan melihat peningkatan dalam margin operasinya menjadi 50%.
- Rasio Net Income Margin
Rasio profitabilitas ini menunjukkan seberapa banyak keuntungan bersih yang bisnis anda peroleh setelah pengurangan dengan semua biaya (baik biaya operasi maupun non-operasional seperti pajak dan bunga). Jika nilai Net Income Margin tinggi maka hal tersebut merupakan indikasi bahwa bisnis berhasil beroperasi dan menghasilkan pendapatan dengan nilai yang tinggi. Nilai rasio yang tinggi menunjukan bahwa bisnis tersebut bekerja dengan baik dalam mengelola biaya dan menetapkan harga barang atau jasa.
Perhitungan untuk rasio Net Income Margin dapat dihitung dengan rumusan seperti dibawah ini:
Rasio Net Income Margin = Net Income / Net Sales x 100%
atau bisa juga dijabarkan lebih detail nya sebagai berikut:
Rasio Net Income Margin = (Pendapatan – COGS – Biaya Operasional dan Lain-Lain – Bunga – Pajak) / Penjualan Bersih x 100%
Sebagai kesimpulan rumusan dari ketiga rasio marjin diatas disajikan pada gambar dibawah ini:
Baca Juga: Gelar Kelas Pintar Bersama Cari Cuan, Kredit Pintar Ajak UMKM di Surabaya Ulik Peluang Bisnis
Rasio Return yang Perlu Anda Perhatikan
Terdapat 2 rasio return profitabilitas utama yang penting diperhatikan dalam sebuah performa bisnis yaitu ROA dan ROE. Rasio profitabilitas Ini menentukan berapa banyak keuntungan yang dihasilkan oleh sebuah bisnis bagi pemilik dan/atau pemegang saham.
- Rasio Return On Assets
Return on assets (ROA) berfokus pada efisiensi penggunaan aset untuk menghasilkan profitabilitas sebuah usaha. Rasio ini adalah perhitungan yang berharga karena mampu menunjukan kepada kita seberapa baik bisnis dalam menggunakan sumber daya aset untuk menghasilkan keuntungan.
Namun besaran standard dari ROA berbeda bagi setiap perusahaan dalam industri. Perhitungan dari Return on assets dapat dilihat sebagai berikut:
Return On Assets = Laba Bersih atau Net Income / Total Asset
- Rasio Return On Equity
Rasio Return on Equity adalah rasio yang penting bagi pemegang saham dan investor dalam sebuah bisnis karena rasio ini mengukur penghasilan ekuitas yang telah dimasukkan oleh investor ke dalam sebuah bisnis. Ekuitas sendiri terbagi menjadi dua yaitu ekuitas pemegang saham dan ekuitas pemilik. Selain itu ekuitas terdiri dari berbagai jenis modal dan laba yang ditahan (yaitu pendapatan yang berasal dari periode sebelumnya dan tidak dibagikan sebagai dividen).
Return On Equity = Laba Bersih atau Net Income / Total Ekuitas x 100%
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.