Di dunia investasi, pastinya orang-orang tidak asing dengan beberapa instrument investasi seperti reksadana dan saham. Nampaknya, kedua instrumen ini sangat digandrungi oleh orang banyak. Hanya saja, untuk beberapa orang yang masih awam, reksadana dan saham dianggap sama. Ternyata, ada beberapa perbedaan reksadana dan saham yang perlu diketahui terlebih dahulu.
Namun, sebelum membahas beberapa perbedaannya, akan lebih baik mengetahui dengan jelas kedua hal tersebut.
Apa Itu Reksadana?
Seperti yang sudah disinggung di atas, reksadana merupakan salah satu instrumen investasi. Di mana, jika diuraikan reksadana merupakan kegiatan di mana investor menitipkan uang kepada MI atau Manajer Investasi. Uang tersebut nantinya akan diinvestasikan dengan tujuan untuk bisa mendatangkan return.
Uang yang terkumpul di MI, akan ditempatkan di beberapa instrumen investasi, seperti obligasi, membeli saham, efek dan lain sebagainya. Dengan begitu, jika memang suatu hari terjadi kebangkrutan di salah satu instrumen investasinya, maka kerugian yang didapat bisa dikatakan tidak terlalu banyak.
Reksadana sendiri memiliki beberapa jenis. Seperti missal, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana campuran. Berbagai jenis reksadana tersebut dibedakan dari penempatannya.
Apa Itu Saham?
Setelah mengetahui beberapa hal mengenai reksadana, maka kamu juga harus paham dulu mengenai saham. Di mana memang hal ini akan mempermudahmu untuk mengetahui perbedaan reksadana dan saham. Saham sendiri merupakan sebuah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bisa dikatakan juga sebagai bukti penyertaan modal.
Untuk bisa memiliki saham, maka kamu harus membelinya di pasar modal. Ketika kamu memiliki saham, maka artinya bisa mengklaim kepemilikan pada suatu perusahaan terbuka. Nantinya, jika rapat umum pemegang saham, kamu berhak menghadirinya berapapun jumlah saham yang dimiliki dalam perusahaan tersebut.
Untuk jenis saham sendiri, biasanya dibagi berdasarkan sektor. Ada 9 sektor yang bisa ditemukan, antara lain pertambangan, pertanian, industri mesin, industri dasar dan kimia, industri barang konsumsi, keuangan, properti dan konstruksi bangunan, perdagangan jasa dan investasi, serta infrastruktur dan transportasi.
Perbedaan Reksadana dan Saham
Bisa dilihat bahwa kedua instrumen investasi ini sama-sama menguntungkan. Meskipun begitu, memang ada beberapa beda reksadana dan saham yang perlu diketahui terlebih dahulu. Adapun perbedaan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Pihak yang terlibat
Perbedaan pertama antara reksadana dan saham bisa dilihat dari beberapa pihak yang terlibat. Untuk reksadana sendiri, pihak yang terlibat antara lain Manajer Investasi (MI), emiten, bank kustodian, dan lain-lain. Sementara itu, pihak-pihak yang terlibat dalam saham antara lain perusahaan efek, broker, emiten perusahaan dan saham, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan lain sebagainya.
Objek yang Dibeli
Selanjutnya, perbedaan reksadana dan saham bisa dilihat dari objek yang dibelinya. Untuk reksadana sendiri karena memang merupakan kumpulan produk investasi yang dikelola manajer Investasi, maka bentuk investasinya akan berwujud berbagai instrumen investasi lain. Adapun beberapa objeknya adalah deposito, obligasi, surat hutang dan lain-lain.
Sementara, untuk saham sendiri, objek yang dibelinya berupa bagian kepemilikan aset dari suatu perusahaan. Bisa dilihat dari sini bahwa memang objek yang dibelinya sudah berbeda jauh. Jika disederhanakan, maka reksadana memiliki objek yang general, maka saham memiliki objek yang lebih khusus lagi.
Proses Pembelian Aset
Untuk beda reksadana dan saham yang selanjutnya bisa dilihat dari proses pembelian asetnya. Jika dibandingkan, maka proses pembelian dari reksadana sendiri lebih panjang dibandingkan dengan proses pembelian saham. Untuk proses pembelian reksadana, kamu perlu ke APERD, setelah itu akan dihubungkan dengan pihak manajer investasi dan bank kustodian.
Sementara, untuk pembelian saham sendiri lebih mudah dan lebih singkat lagi. Kamu hanya perlu melakukan pembelian saham melalui pihak ketiga atau bursa. Setelah itu, hanya perlu menunggu beberapa saat hingga akhirnya bisa mendapatkan kepemilikan saham kamu.
Pihak Penjual Instrumen
Perbedaan reksadana dan saham yang selanjutnya bisa dilihat dari pihak penjual instrumen. Jika kamu ingin membeli produk reksadana, maka harus mendatangi Agen Penjual Efek Reksadana (APERD). Sedangkan, jika kamu ingin membeli saham, maka bisa melakukannya langsung melalui bursa efek atau menggunakan perantara aplikasi pihak ketiga.
Pengelolaan Dana
Selanjutnya, perbedaan keduanya bisa dilihat dari pengelolaan dananya. Jika kamu membeli produk reksadana, maka dana akan dikelola oleh orang-orang yang tersertifikasi dan berkompeten di bidangnya atau biasa disebut dengan Manajer Investasi. Di sini, kamu tidak perlu mengelola dana. Sebab, nantinya hanya akan memperoleh keuntungan investasi dan laporan.
Sementara, ketika membeli saham, maka kamu harus paham ilmunya terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan untuk saham sendiri akan dikelola dan dikendalikan langsung oleh kamu. Sehingga memang perlu mengetahui ilmunya agar bisa dengan mudah mendapatkan keuntungan di sana.
Stabilitas Investasi
Beda reksadana dan saham bisa dilihat juga dari stabilitas investasinya. Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang memiliki risiko kecil. Sebab memang kamu tidak perlu repot-repot mengelola investasinya secara mandiri.
Sementara, untuk saham sendiri pihak ketiga atau bursa efek tidak akan membantu mengambil keputusan. Sebab memang untuk saham semuanya dikendalikan oleh kamu sendiri. Di sini, keuntungan dan kerugian pun bisa dikendalikan oleh diri sendiri.
Modal Pembelian Awal
Selanjutnya perbedaan reksadana dan saham bisa dilihat juga dari modal pembelian awal. Untuk modal pembelian awal pada reksadana sendiri bisa dilakukan dalam jumlah yang kecil. Kamu bisa mulai melakukan pembelian dari puluhan ribu saja.
Sementara, untuk saham sendiri, kamu memerlukan modal yang besar hingga jutaan rupiah. Sehingga memang saham ini akan sangat cocok untuk kamu yang memiliki modal besar dan pemahaman yang kuat mengenai saham itu sendiri.
Pengenaan Pajak
Terakhir, perbedaannya bisa dilihat dari pengenaan pajak. Untuk investasi reksadana sendiri, tidak membebankan pajak kepada para investornya. Meskipun begitu, para investor reksadana harus melaporkan laba yang didapatkannya melalui laporan SPT tahunan. Nah, sementara itu pajak untuk saham sendiri lebih besar dibandingkan dengan pengenaan pajak bagi investor reksadana.
Jika dilihat dari keuntungannya, maka kedua instrumen investasi ini memiliki keuntungan yang cukup besar. Hanya saja memang tidak bisa sembarangan memilih apakah mau berinvestasi pada reksadana atau saham. Jika memang modal yang dimiliki tidak banyak, dan tipe orang yang mengambil risiko rendah, maka reksadana bisa menjadi pilihan.
Namun, jika memang memiliki modal besar, memiliki ilmu mengenai saham, dan tipe orang yang mengambil risiko tinggi, maka saham bisa menjadi pilihan. Ketika memilih untuk berinvestasi pada saham, maka harus juga disiapkan mental yang kuat agar bisa menjadi investor handal.
Perbedaan reksadana dan saham sendiri memang bisa dilihat dengan sangat mudah. Dari risiko saja bisa dilihat bahwa memang reksadana memiliki risiko yang rendah, sementara untuk saham sendiri risikonya cukup tinggi.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi dan tips lain yang bermanfaat.