Banyak pasangan memilih akhir pekan, seperti Sabtu atau Minggu, untuk melangsungkan acara pernikahan karena dianggap waktu yang paling ideal bagi tamu undangan. Meski begitu, belakangan ini muncul perbincangan tentang larangan menikah Sabtu Minggu yang tentu mengundang perhatian masyarakat.

Sebenarnya, adakah alasan di balik larangan menikah Sabtu Minggu tersebut? Lalu, apa dampaknya terhadap tradisi pernikahan? Artikel ini akan membahasnya secara mendalam.
Benarkah Menikah pada Hari Sabtu dan Minggu Dilarang? 
Faktanya, berita tentang larangan menikah Sabtu Minggu ternyata tidak benar. Kementerian Agama menyebutkan, bagi calon pasangan yang ingin melangsungkan akad nikah di KUA, tentu hanya bisa dilayani pada hari dan jam kerja. Ini karena KUA memang memiliki waktu operasional dari hari Senin sampai Jumat saja.
Meski begitu, calon pasangan yang berencana menikah di luar hari kerja, dalam konteks ini adalah Sabtu dan Minggu, tentu tidak dapat melangsungkan akad nikah di KUA. Hal ini karena KUA libur pada hari tersebut. Akan tetapi, hanya KUA yang libur, tidak dengan para penghulunya.
Jadi, akad nikah pada hari Sabtu dan Minggu hanya dapat dilangsungkan di luar KUA. Selain itu, calon pasangan perlu membayar penghulu sebesar Rp600.000.
Baca juga: Sederhana! Inilah 9 Cara Menghormati Orang Tua
Alasan Di Balik Larangan Menikah Sabtu Minggu
Meski tidak ada larangan dari pemerintah untuk menikah pada hari Sabtu dan Minggu, sebagian masyarakat masih melangsungkan pernikahan di luar hari tersebut. Meski terdengar kontroversial, hal ini sebenarnya punya landasan budaya, agama, hingga alasan yang beragam. Berikut ini alasan di balik larangan menikah Sabtu Minggu:

1. Pandangan Religius tentang Waktu Pernikahan
Alasan utama larangan menikah Sabtu Minggu adalah unsur agama dan kepercayaan. Beberapa tradisi dan kepercayaan agama memiliki aturan tersendiri terkait waktu pernikahan yang dianggap baik.
Banyak budaya mempercayai bahwa menikah pada Sabtu atau Minggu kurang membawa keberuntungan. Contohnya, dalam tradisi Jawa, ada primbon yang menentukan hari baik untuk melangsungkan pernikahan.
Selain itu, beberapa agama menetapkan hari-hari tertentu yang lebih disarankan untuk pernikahan, seperti hari kerja biasa. Alasannya yaitu menghindari keramaian atau alasan spiritual lainnya.
2. Dampak pada Aktivitas Keagamaan
Larangan menikah Sabtu Minggu juga dihubungkan dengan aktivitas agama. Hari Sabtu dan Minggu sering kali menjadi waktu penting untuk ibadah mingguan dalam berbagai agama. Pernikahan yang berlangsung pada hari ini bisa dianggap mengganggu jadwal ibadah umat beragama, terutama jika acara digelar di dekat tempat ibadah.
Terlebih, tempat ibadah sering kali juga digunakan sebagai venue pernikahan. Jika pernikahan digelar di hari Sabtu atau Minggu, sering kali terjadi bentrok jadwal. Hal yang tak kalah menarik, dalam beberapa keyakinan, dianggap tak sopan menggelar pernikahan pada hari khusus ibadah.
3. Kemacetan Lalu Lintas
Beberapa orang juga beranggapan, larangan menikah Sabtu Minggu disebabkan karena memicu kemacetan lalu lintas. Tidak berbeda dengan hari kerja, Sabtu dan Minggu turut menjadi hari sibuk. Sebab, akhir pekan biasanya digunakan oleh masyarakat untuk pergi berlibur, belanja, maupun melakukan aktivitas keluarga. Pernikahan yang digelar di akhir pekan sering kali menyebabkan kemacetan.
Hal ini membuat tamu undangan yang harus bepergian jauh mungkin akan menghadapi kesulitan untuk tiba tepat waktu karena padatnya lalu lintas. Selain itu, seluruh persiapan dan jadwal acara bisa terganggu akibat kendala transportasi.
4. Vendor Terbatas
Larangan menikah Sabtu Minggu juga dikaitkan dengan keterbatasan vendor. Akhir pekan adalah waktu favorit untuk acara pernikahan. Akibatnya, banyak vendor seperti katering, fotografer, dan dekorator yang sudah dipesan jauh-jauh hari. Oleh karena tingginya permintaan, vendor biasanya akan menaikkan tarif pada Sabtu dan Minggu.
Pasangan yang memilih menggelar acara pernikahan di akhir pekan harus memesan tempat dan vendor jauh lebih awal. Hal ini bisa menjadi kendala bagi pasangan dengan persiapan yang singkat dan terbatas.
Baca juga: Cara Daftar TikTok Affiliate, Bisa Tanpa Followers!
Alternatif Hari Pernikahan Selain Sabtu dan Minggu
Sebenarnya, akhir pekan bagi sebagian besar masyarakat tetap menjadi pilihan waktu yang tepat untuk menggelar pesta pernikahan. Namun, tetap ada alternatif hari yang bisa dipilih bagi yang tidak melangsungkan pernikahan di akhir pekan, yaitu:

1. Hari Kerja sebagai Pilihan Efisien
Hari kerja seperti Senin hingga Jumat kini mulai dilirik oleh banyak pasangan sebagai alternatif hari pernikahan di luar Sabtu dan Minggu. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan:
- Biaya Lebih Murah. Harga sewa venue dan layanan vendor cenderung lebih terjangkau pada hari kerja.
- Ketersediaan yang Lebih Luas. Calon pasangan mempunyai lebih banyak pilihan untuk memesan tempat atau layanan favorit mereka.
- Waktu yang Lebih Tenang. Pernikahan pada hari kerja sering kali berlangsung lebih lancar karena tamu yang hadir lebih sedikit dan fokus.
2. Memanfaatkan Hari Libur Nasional
Jika pasangan ingin tetap menggelar acara pernikahan pada hari yang memungkinkan banyak tamu hadir selain hari Sabtu atau Minggu, hari libur nasional bisa menjadi solusi. Berikut alasannya:
- Menghindari Kemacetan. Beberapa hari libur nasional yang jatuh di tengah minggu biasanya lebih sepi dibandingkan akhir pekan.
- Fleksibilitas Tamu. Tamu tetap bisa menghadiri acara tanpa terganggu oleh jadwal kerja.
- Tidak Mengganggu Aktivitas Bersama Keluarga. Hari libur nasional kerap kali tidak mengganggu aktivitas bersama keluarga yang biasa dilakukan pada akhir pekan.
- Mengakomodasi Tradisi. Dengan memilih hari libur nasional, pasangan juga bisa lebih leluasa menyesuaikan dengan tradisi dan kebiasaan lokal.
Tips Memilih Hari Pernikahan yang Ideal

Bagi sebagian calon pasangan, hari pernikahan juga menentukan masa depan dalam rumah tangga. Ini termasuk keberuntungan, keberkahan, dan kelanggengan. Berikut ini tips yang bisa dilakukan saat memilih hari pernikahan yang ideal:
1. Diskusikan dengan Keluarga dan Pasangan
Pemilihan hari pernikahan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan keluarga dan pasangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua pihak merasa nyaman dengan jadwal yang telah ditentukan.
Jika salah satu keluarga memiliki tradisi tertentu, tidak ada salahnya untuk tetap saling menghormati dalam memilih tanggal pernikahan. Selain itu, berdiskusi dengan orang tua juga perlu dilakukan. Sebab, orang tua sering memiliki pengalaman lebih dalam memilih hari yang baik untuk acara besar.
2. Perhatikan Faktor Cuaca
Cuaca juga menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menentukan hari pernikahan. Musim tertentu memiliki risiko hujan lebih tinggi, yang bisa mengganggu acara jika digelar di ruang terbuka atau menggunakan konsep pesta alam.
Jika memungkinkan, hindari musim hujan untuk memastikan kelancaran acara. Namun, apabila memilih menikah di musim tertentu, pastikan memiliki rencana cadangan seperti tenda atau venue dalam ruangan.
Baca juga: Mudah dan Efektif! Berikut 11 Tips Mengatasi Badan Lemas
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa larangan menikah Sabtu Minggu sebenarnya tidak benar. Hal ini berdasarkan pada keterangan dari KUA sebagai pihak yang berwenang dalam urusan pernikahan.
Larangan menikah Sabtu Minggu dikhususkan untuk kelompok masyarakat tertentu, sering kali karena tradisi atau perihal kepercayaan. Jika demikian, pernikahan tetap dapat dilangsungkan pada hari kerja atau pilihan hari lain yang dihitung sesuai keyakinan dari kedua belah pihak.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech berizin dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman daring bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.