Salah satu tujuan utama menggunakan cara menghitung harga pokok produksi adalah untuk menentukan harga jual produk. Dalam hal ini, produk dapat berupa barang, jasa, hingga ide/inovasi. Secara sederhana, pengertian harga pokok produksi adalah total akumulasi semua biaya yang dikeluarkan produsen untuk menghasilkan produk. Termasuk di dalamnya biaya bahan baku mentah, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead produksi.
Pada akhirnya, dengan mengetahui harga pokok produksi, seorang produsen dapat menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP nantinya digunakan sebagai tonggak untuk membuat usaha tumbuh dan berkembang. Setelah mengetahui pengertian harga pokok produksi, lantas bagaimana perhitungan yang tepat agar memperoleh HPP yang efektif dan efisien?
Baca juga: Seorang Pedagang Bakso Mengeluarkan Modal Sebesar 1 Juta
5 Tujuan Mengetahui Cara Menghitung Harga Pokok Produksi Suatu Produk
Setiap bisnis atau usaha yang dibuka tujuannya adalah keuntungan. Ya, terutama keuntungan finansial. Perusahaan berharap dengan memaksimalkan setiap proses produksi, mendapat manfaat ekonomi yang lebih baik.
Salah satu tahapan dalam ribuan tangga menuju kesuksesan adalah menghitung harga pokok produksi. Namun sebelum itu agar lebih jelas arah gerak perusahaan, berikut lima (5) tujuan utama mengetahui harga pokok produksi suatu produk.
1. Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Mengetahui cara menghitung harga pokok produksi memiliki tujuan utama untuk menentukan harga jual produk atau Harga Pokok Penjualan (HPP). Sederhananya, Anda yang memiliki usaha bakso misalnya, dengan biaya produksi per porsi 10.000, tentu enggan menjual bakso dengan harga 9.000. Alasannya jelas: rugi.
2. Mengetahui Laba dan Rugi Selama Periode Penjualan
Perusahaan mikro dan kecil penting sekali mengetahui grafik penjualan laba-rugi per periode penjualan, misalnya setiap satu bulan. Harga pokok produksi memiliki andil sangat besar membantu melengkapi data dalam grafik tersebut.
3. Memantau Biaya Produksi yang Dikeluarkan Perusahaan
Memantau biaya produksi perusahaan secara real time (waktu nyata), untuk melihat seberapa efektif dan efisien proses produksi perusahaan. Hal ini juga memiliki imbas yang signifikan dalam analisis realisasi biaya. Apakah biaya sudah terealisasi secara optimal, atau apakah masih ada biaya yang kurang dalam realisasi tersebut.
4. Membantu Perusahaan Tumbuh dan Berkembang
Akuntansi yang detail dan lengkap dapat membantu perusahaan mikro dan kecil segera tumbuh dan berkembang. Efektivitas dan efisiensi dalam segala macam proses produksi memiliki kontribusi besar untuk mendongkrak kemajuan perusahaan.
5. Menjadi Bahan Pertimbangan untuk Evaluasi Usaha
Pada akhirnya, harga pokok produksi adalah pertimbangan untuk evaluasi usaha di masa depan. Seiring berjalannya waktu, usaha dapat menghilangkan produksi yang tidak perlu, dan meningkatkan produksi yang berpotensi.
Baca juga: Cara Membuat Neraca Saldo Termudah dan Terlengkap
Cara Menghitung Harga Pokok Produksi dengan Rumus
Cara menghitung harga produk berdasarkan beberapa variabel utama yang digunakan dalam rumus. Perhatikan bahwa informasi di bawah sangat penting untuk memberikan efektivitas dan efisiensi dalam proses produksi suatu perusahaan!
Variabel Utama dalam Harga Pokok Produksi
Variabel merupakan faktor atau unsur yang turut menentukan perubahan. Jika salah satu variabel di bawah ini memiliki nilai yang berubah, maka hasil perhitungan harga pokok produksi juga akan berubah.
Apa saja variabel utama tersebut?
- Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan bahan baku proses produksi. Termasuk juga ongkos kirim, penyewaan gudang, dan sebagainya.
- Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja (langsung) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai upah karyawan untuk membantu proses produksi. Secara lebih spesifik, merupakan biaya untuk mengubah bahan baku mentah menjadi produk jadi yang siap jual.
- Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik (BOP) merupakan keseluruhan biaya selama proses operasional. Sangat rinci dan banyak turunannya, seperti; maintenance mesin produksi, biaya listrik dan air, pelatihan karyawan, promosi/marketing, dan sebagainya.
Tiga variabel utama di atas harus dicatat dan dirangkum secara lengkap, tanpa ada yang kurang. Makanya, meski biaya bahan baku murah/terjangkau, harga jual produk jadi bisa menjadi puluhan kali lipat lebih mahal. Soalnya yang menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) bukan semata-mata hanya biaya bahan baku.
Rumus Menghitung Harga Pokok Produksi
Rumus harga pokok produksi berbunyi: jumlah dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Dalam matematika ditulis:
Rumus harga pokok produksi=biaya bahan baku+biaya tenaga kerja+biaya overhead pabrik
Agar lebih mudah, misalkan:
- X = harga pokok produksi
- A = biaya bahan baku
- B = biaya tenaga kerja
- C = biaya overhead pabrik
Maka:
X = A + B + C
3. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Menghitung HPP terdapat dua (2) variabel tambahan, yaitu persediaan barang awal dan persediaan barang akhir.
- Persediaan Barang Awal
Merupakan persediaan barang dalam produksi awal (sebelum penjualan atau pemasaran).
- Persediaan Barang Akhir
Merupakan persediaan barang setelah penjualan atau pemasaran.
Sebuah perusahaan untuk menentukan HPP, wajib mencatat dua variabel di atas. Tentunya, langkah ini harus dilakukan sebelum melakukan penjualan atau pemasaran produk.
Rumus HPP (cost of goods sold) = Pembelian Bersih + Persediaan Awal Barang – Persediaan Akhir Barang
Baca juga: Penyebab Bisnis Baru Sering Gagal Ini Perlu Diketahui
Contoh Penerapan Cara Menghitung Harga Pokok Produksi
Penerapan rumus harga pokok produksi dibagi menjadi beberapa kelompok, tergantung pada kondisi dan keadaan masing-masing perusahaan.
Contoh Sederhana
Perusahaan PT A sudah mencatat semua variabel utama secara rinci, dan kesimpulannya sebagai berikut:
- Biaya bahan baku keseluruhan 1.000.000
- Biaya tenaga kerja keseluruhan 2.000.000
- Biaya overhead pabrik keseluruhan 4.000.000
Maka, harga pokok produksi adalah 1.000.000 + 2.000.000 + 4.000.000 = 7.000.000.
Contoh Lanjutan
Perusahaan PT A sudah melakukan penjualan produk dengan periode sebesar 5.000.000, tercatat persediaan awal produk adalah 10.000.000, sedangkan persediaan akhir produk adalah 2.000.000.
Berdasarkan contoh di atas, cara menghitung harga pokok produksi lanjutan menggunakan rumus: Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir.
Hasilnya, 10.000.000 + 5.000.000 – 2.000.000 = 13.000.000 (harga pokok produksi).
Contoh Kompleks
Rumus menghitung harga pokok produksi kompleks berfokus pada rincian dan detail pada variabel biaya overhead pabrik. Tujuannya untuk memberi gambaran akurat terkait biaya produksi.
Contohnya, PT A sudah mencatat semua variabel utama dengan perincian mendalam pada BOP, sebagai berikut:
- Biaya bahan baku keseluruhan 1.000.000
- Biaya tenaga kerja keseluruhan 2.000.000
- Biaya overhead pabrik per aktivitas 500.000
- Jumlah aktivitas per periode adalah 10x
Maka, perusahaan dapat menggunakan rumus menghitung harga pokok produksi dengan Activity Based Costing (ABC).
Rumus ABC berbunyi: Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + (Biaya Overhead per Aktivitas × Jumlah Aktivitas)
Maka, hasilnya adalah : 1.000.000 + 2.000.000 + (500.000 x 10) = 3.000.000 + 5.000.000 = 8.000.000 (harga pokok produksi rumus ABC).
Demikian itulah penjelasan cara menghitung harga pokok produksi menggunakan rumus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Rumus tersebut penting untuk memastikan usaha berjalan ke arah yang lebih baik.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech berizin dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.