Setiap orang yang berinvestasi dengan cara jual-beli saham pastinya ingin mendapatkan keuntungan yang besar, bukan? Biasanya, istilah ini sering disebut sebagai capital gain atau keuntungan modal yang menjadi sumber kebahagiaan para investor.
Istilah ini sering kita dengar di dalam dunia saham. Sudah banyak sekali para investor yang melakukan investasi ini dengan cara menjual-beli saham di pasar modal untuk mendapatkan keuntungan.
Bagaimana cara kerjanya untuk mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang besar? Simak dulu yuk artikel berikut ini!
Apa Itu Capital Gain?
Biasanya, mereka mengharapkan uang yang telah diinvestasikan bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan.
Keuntungan modal ini biasa diperoleh dari hasil penjualan aset seperti properti, saham, hingga obligasi. Keuntungan ini biasanya didapat dar perbedaan harga jual dan harga beli yang didapatkan di awal pembelian.
Contoh, Thomas membeli dua lot saham dengan total Rp. 10.000.000. Setahun kemudian, Thomas berhasil menjual lot sahamnya dengan harga Rp. 15.000.000.
Maka, keuntungan modal yang didapatkan oleh Thomas adalah sebesar Rp. 5.000.000.
Tapi Sobat Pintar harus ingat, keuntungan modal bisa didapatkan ketika Sobat Pintar sudah menjual saham atau instrumen investasi yang dimiliki. Jika Sobat Pintar belum menjual saham yang dimiliki, maka belum bisa dikatakan sebagai keuntungan modal.
Semua instrumen investasi yang tersedia saat ini bisa memberikan keuntungan modal, seperti sahan, reksadana, surat utang, perhiasan, emas, dan properti dapat memberikan keuntungan modal. Namun, seorang investor juga memiliki potensi untuk mengalami capital loss atau kerugian.
Capital loss terjadi disaat investor menjual aset yang dimiliki dengan harga yang jauh lebih rendah daripada harga beli diawal. Peristiwa ini adalah fenomena yang sangat wajar di kalangan investor.
Tetapi semua orang pastinya berharap untuk mendapatkan keuntungan bukan? Maka dari itu pelajari lebih dalam lagi mengenai keuntungan yang didapatkan dari modal usaha supaya meminimalisir kerugian yang akan didapatkan nantinya.
Jenis-Jenis Capital Gain
Seperti investasi, Sobat Pintar dapat memilih sumber keuntungan dari beberapa pilihan instrumen investasi yang tersedia. Adanya pilihan ini memberikan peluang untuk menentukan jenis instrumen investasi yang tepat untuk Sobat Pintar
Keuntungan yang didapatkan dari modal usaha memiliki dua jenis investasi, jangka panjang dan jangka pendek. Kedua instrumen tersebut berbeda dari segi waktu, seperti namanya. Tapi, keduanya memiliki perhitungan pajak yang sangat berbeda.
- Jangka Pendek
Investasi jangka pendek akan didapatkan ketika seseorang menjual aset dalam waktu 36 bulan setelah akuisisi. Saham dan reksadana adalah salah satu aset investasi yang masuk dalam kategori tersebut.
Kebijakan pajak yang berlaku untuk jenis jangka pendek ini berbeda dengan jenis jangka panjang. Pajak keuntungan modal jangka pendek akan disesuaikan dengan nilai pajak dari hasil penghasilan.
- Jangka Panjang
Keuntungan investasi jangka panjang ini dapat diperoleh jika aset yang dijual sudah disimpan selama lebih dari 36 bulan.
Jangka waktu penyimpanan aset properti ini tidak dapat diubah menjadi 24 bulan. Namun, peraturan ini tidak berlaku untuk aset bergerak seperti reksadana, perhiasan dan lain-lainnya.
Aset bisa dianggap sebagai aset jangka pendek jika kepemilikan kurang dari 12 bulan. Berikut adalah daftar aset yang bisa dianggap tidak sesuai aturan:
- Saham ekuitas yang sudah terdaftar di BEJ dan sudah diakui.
- Sekuritas seperti obligasi, surat hutan, dan lain-lain yang sudah terdaftar di bursa saham.
- Reksadana yang terpaku pada ekuitas.
- Obligasi
Biasanya, pajak yang dikenakan untuk keuntungan modal jangka panjang cenderung lebih rendah dibandingkan pajak pendapatan, yakni sebesar 15 hingga 20%.
Hal-Hal yang Wajib Diketahui Tentang Capital Gain
- Waktu
Waktu adalah hal terpenting yang harus diperhatikan jika Sobat Pintar ingin mendapatkan keuntungan modal dalam jumlah yang besar. Semakin lama Sobat Pintar menyimpan aset, semakin besar pula nilai yang akan didapatkan.
Aset yang berupa properti atau emas selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, tapi, Sobat Pintar juga harus memperhatikan komponen lain seperti biaya administrasi yang mempengaruhi nominal keuntungan yang didapatkan dari modal usaha.
- Perhitungan Pajak
Setelah mendapatkan keuntungan modal, Sobat Pintar wajib membayar pajak penghasilan atau PPh. Biasanya, nilai pajak yang harus dibayar berdasarkan pada jenis aset yang dimiliki, golongan PPh, jenis instrumen apakah jangka pendek atau jangka panjang.
Tapi, jika sewaktu-waktu Sobat Pintar mengalami kerugian (capital loss), pajak yang dibayarkan akan sedikit lebih kecil.
- Lebih Menguntungkan Dibandingkan Dividen
Bagi para investor senior, pasti sangat tahu bahwa pemasukan dari keuntungan yang didapatkan dari modal usaha lebih menggairahkan dibandingkan dividen. Perusahaan biasanya membagikan dividen sebanyak 10 kali dalam satu tahun kepada pemegang saham.
Karena hal tersebutlah membuat banyak pemain saham senior yang sering merekomendasikan keuntungan yang didapatkan dari modal usaha dibandingkan dividen. Dividen tidak selalu dibagikan kepada pemegang saham. Investasi seperti reksadana, obligasi, dan properti pun cenderung lebih besar dibandingkan dividen yang terbilang cukup rendah.
Cara Menghitungnya
Sebuah gambaran cara menghitung keuntungan yang didapatkan dari modal usaha.
Thomas telah membeli properti di tahun 2010 dengan harga Rp. 750.000.000. 10 tahun kemudian, Thomas menjual properti tersebut dengan harga Rp.1.000.000.000.
Saat menjual properti tersebut, Thomas perlu mengeluarkan Rp.50.000.000 untuk mengurus surat, agen, dan notaris.
Keuntungan modal yang didapatkan oleh Thomas adalah:
Harga Jual = Rp. 1.000.000.000
Harga Beli = Rp. 750.000.000
Biaya Penjualan = Rp. 50.000.000
Maka, dalam waktu 10 tahun, keuntungan yang telah didapatkan Thomas dari aset propertinya sebesar Rp. 200.000.000
Perbedaan Capital Gain Dengan Dividen
Meskipun sudah lama berkecimpung di dunia investasi, ternyata masih ada beberapa orang yang masih belum mengetahui dan memahami perbedaan keuntungan yang didapatkan dari modal usaha dengan dividen.
Berikut adalah perbedaan signifikan dari pertumbuhan modal dan dividen dalam investasi:
- Keuntungan dapat direalisasi setelah pemilik menjual aset jangka panjang, sedangkan keuntungan dividen bisa diperoleh dari keuntungan perusahaan dari para pemangku kepentingan.
- Keuntungan yang didapatkan dari modal usaha membutuhkan konversi aset atau saham menjadi uang tunai, sedangkan dividen hanya bisa memberikan pendapatan berkala secara stabil.
- Pajak keuntungan yang dikenakan berbeda, tergantung dari jenisnya apakah jangka panjang atau jangka pendek, sedangkan tarif pajak yang dikenakan dividen bersifat tetap (contoh: 10%, 15%).
- Umumnya, keuntungan modal terjadi sekali seumur hidup sejak nilai yang diterimanya terealisasi, sedangkan dividen dibagikan setiap tahun yang dilakukan sesuai pada hasil keputusan dan kebijakan manajemen perusahaan.
- Pertumbuhan modal umum cenderung meningkat karena dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi, sedangkan dividen tidak menentu dan sangat bergantung pada kinerja perusahaan dan keputusan manajemen.
- Sebuah keputusan untuk merealisasikan keuntungan yang didapatkan dari modal usaha berada di tangan pemilik atau investor. Pemegang saham tidak memiliki wewenang untuk mengontrol waktu dan nilai dividen yang dibagikan.
- Dari segi honorarium, pertumbuhan modal tidak memberikan tawaran tambahan selain dari fluktuasi keuntungan, sedangkan dividen menawarkan lebih banyak dalam pemecahan saham, bonus, dan lain-lainnya.
Jadi bagaimana, setelah membaca penjelasan lengkap mengenai keuntungan yang didapatkan dari modal usaha ini, apakah Sobat Pintar sudah paham dengan cara kerja keuntungan yang didapatkan dari modal usaha?