Yo-yo dieting adalah metode diet dimana pelakunya dapat menurunkan berat badan secara kilat, tetapi berat badan akan kembali cepat naik karena pola makan yang tidak sehat. Biasanya, diet ini dilakukan oleh orang yang ingin mengejar penurunan berat badan instan, misalnya persiapan pernikahan atau casting film. Jika ditelaah lebih jauh, bahaya yo-yo dieting ini cukup serius untuk tubuh.
Ada dua jenis orang yang melakukan yo-yo dieting. Pertama adalah mereka yang berhasil menurunkan berat badan dengan cara yang benar, kemudian mendadak kembali menjalani pola hidup tidak sehat. Jenis kedua adalah mereka yang ingin mendapatkan tubuh langsing dengan cara-cara ekstrem.
Berikut ini beberapa bahaya yo-yo dieting yang perlu Sobat Pintar pahami:
1. Hilangnya Massa Otot
Pengurangan asupan makanan secara drastis sebenarnya tidak baik untuk kesehatan tubuh. Ahli gizi menyarankan untuk melakukan diet untuk kesehatan, bukan demi penampilan. Idealnya, berat tubuh tidak boleh berkurang lebih dari 2-3 kg dalam satu bulan. Jadi, penurunan berat badan normal berkisar antara 0,5-1 kg dalam 7-12 hari.
Diet yang sehat memang mengurangi konsumsi lemak. Namun, dalam yo-yo dieting Sobat Pintar membatasi asupan kalori secara mendadak, sehingga tubuh kehilangan lemak dan massa otot sekaligus.
2. Risiko Penyakit Jantung
Siklus penurunan dan kenaikan berat badan karena yo-yo dieting mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Lambat laun, risiko akan mengarah ke jantung. Semakin besar berat badan yang naik-turun akibat yo-yo dieting, maka semakin besar juga risiko Sobat Pintar terkena penyakit jantung koroner.
3. Risiko Diabetes
Sebenarnya lebih baik melakukan pola makan 80/20 daripada menerapkan yo-yo dieting yang berbahaya. Pola makan 80/20 artinya ada cheat day untuk makan apapun yang diinginkan. Misalnya, dalam seminggu sisihkan satu hari dimana Sobat Pintar bisa makan sepuasnya. Namun, eksekusi cheat day tetap tidak boleh berlebihan.
Melakukan pola makan 80/20 lebih baik daripada mencoba yo-yo dieting yang merusak proses metabolisme lemak dan gula. Salah satu penyakit serius yang bisa datang adalah diabetes mellitus tipe 2.
4. Rasa Frustasi
Bahaya yo-yo dieting juga bisa datang dalam wujud psikologis. Berat badan yang naik turun secara drastis cepat atau lambat akan menghadirkan perasaan frustasi. Hal ini terjadi karena Sobat Pintar merasa gagal melakukan diet.
Oleh karena itu, berhentilah untuk hanya fokus pada asupan kalori. Banyak anak muda yang benar-benar menghitung jumlah kalori makanan yang disantapnya. Fokuslah pada pola makan Sobat Pintar. Konsumsi banyak buah dan sayur agar nutrisi tubuh terpenuhi.
5. Gangguan Usus
Salah satu hal yang turut terdampak akibat adanya yo-yo dieting adalah ketidakseimbangan mikroorganisme di usus. Kondisi ini tentu menyulitkan karena tubuh tetap butuh beberapa jenis mikroorganisme untuk menjaga saluran pencernaan.
6. Batu Empedu
Selain kelebihan berat badan, ternyata penurunan berat badan yang terlalu cepat juga menghadirkan resiko terbentuknya batu empedu (ginjal). Para ahli menyatakan bahwa yo-yo dieting menurunkan daya tahan tubuh sebanyak 30% setiap hari. Maka dari itu, Sobat Pintar harus menerapkan pola diet yang benar.
7. Meningkatkan Rasio Lemak Tubuh
Selain mampu menaikkan berat badan secara cepat, yo-yo dieting juga akan memicu reaksi hormon. Tubuh akan berada pada survival mode, maksudnya tubuh langsung menyimpan makanan yang masuk menjadi lemak. Asupan yang masuk bukan dibentuk menjadi massa otot, melainkan lemah. Pada akhirnya, komposisi tubuh akan menjadi buruk.
8. Peningkatan Nafsu Makan
Hormon leptin (pemberi sinyal bahwa perut sudah kenyang) akan berkurang saat Sobat Pintar melakukan yo-yo dieting. Sehingga, perut selalu terasa lapar dan justru membuat Sobat Pintar makan lebih banyak. Meski terkesan bisa dikendalikan, tetapi bahaya yo-yo dieting ini tetap memberi efek buruk pada tubuh.