Sebagai pemula, tips sebelum membeli produk reksadana salah satu cara harus diketahui. Tentu saja, calon investor perlu memahami terlebih dahulu bagaimana cara kerja dari reksadana.
Selain cara kerja reksadana, Anda juga akan lebih terarah untuk memilih produk reksadana yang tepat dan dapat memberikan keuntungan pasif. Tentu saja tujuan investasi ialah mendapatkan untung atau mencapai tujuan finansial.
Agar tidak terjebak dan salah memilih reksadana, yuk simak bagaimana cara memilih produk reksadana pada pembahasan di sini.
Apa Itu Produk Reksadana?
Reksadana merupakan instrumen investasi yang dipilih pemodal untuk menghimpun dana. Dana tersebut akan dipercayakan kepada manajer investasi untuk diinvestasikan di pasar modal.
Bagi para pemula yang baru terjun dalam investasi, reksadana dapat menjadi pilihan tepat karena akan dibantu oleh manajer investasi. Nah, banyak investor yang bingung mengenai jenis investasi apa yang harus dipilih.
Tenang saja, manajer investasi akan membantu memilihkan jenis reksadana yang sesuai dengan kebutuhan, tujuan alokasi dana, dan kesanggupan.
Baca juga: 5 Metode Penilaian Investasi untuk Pemula
Cara Memilih Produk Reksadana
Produk reksadana tentu jumlahnya tidak sedikit. Jangan bingung ketika harus memilih instrumen reksadana apa yang cocok.
Sebelum memilih, pahami dulu jenisnya, apakah pasar uang, obligasi, saham, atau saham campuran. Selain itu, Anda juga perlu tahu bagaimana cara kerja reksadana itu sendiri.
Berikut tips mudah memulai membeli reksadana agar dapat memilih produk yang tepat.
1. Tujuan Investasi
Ketika ingin memulai investasi pada reksadana, tentunya harus tahu apa tujuan investasi Anda. Apakah investasi untuk kebutuhan mendesak atau kebutuhan jangka panjang.
Apakah tujuannya untuk membeli suatu barang atau untuk pensiun?
Sangat disarankan untuk memahami terlebih dahulu tujuan Anda dalam investasi. Produk reksadana yang tidak sedikit membuat Anda akan lebih tahu mana yang tepat apabila sudah tahu apa tujuan investasi.
Tujuan untuk jangka pendek dan jangka panjang pasti produk reksadana yang disarankan akan berbeda. Itu mengapa, Anda perlu spesifik memiliki tujuan investasinya.
2. Profil Risiko
Profil risiko dalam sebuah produk reksadana harus Anda pahami sebelum memutuskan membeli produk. Perlu Anda ketahui bahwa setiap investasi pasti memiliki risiko. Sebagai investor, perlu tahu hal ini dan tidak produk investasi yang tidak memiliki risiko.
Hanya saja, setiap produk investasi memiliki risiko yang berbeda pada satu produk dengan produk lainnya. Besar kecil risikonya juga berbeda dan pastinya keuntungannya juga tidak sama.
Ada beberapa tipe investasi dalam mengenali risiko. Ada tipe konservatif yang cenderung menghindari risiko dan memilih risiko rendah.
Ada tipe modera yang siap akan potensi kerugian dan ada tipe agresif yang siap dengan segala untung dan rugi dalam jumlah besar.
Tentunya, dengan memahami profil risiko, Anda akan lebih tepat memilih produk dan bijaksana dalam investasi. Pahami risiko pada setiap instrumen investasi agar Anda siap dan tidak impulsif untuk membeli atau menjualnya.
3. Pilih Jenis Reksadana
Reksadana memiliki jenis yang beragam, seperti pasar uang atau deposito. Ada yang cocok untuk jangka pendek seperti di bawah satu tahun atau jangka waktu yang lebih lama.
Bagi investor yang sudah mahir, tentu tidak ragu memilih investasi dengan risiko tinggi karena keuntungannya juga akan lebih tinggi. Namun, ada pula yang hanya terjebak dengan keuntungan tinggi, tetapi tidak siap dengan risiko yang ada.
4. Riset
Lakukan riset yang mendalam mengenai portofolio reksadana yang akan Anda pilih. Pahami sebelum membeli dan mempercayakan uang kepada manajer investasi.
Riset bisa Anda lakukan dengan mengenali jenis produk, informasi dari perusahaan, laporan keuangan, organisasi di dalamnya, dan siapa manajer investasinya.
Riset yang perlu Anda lakukan untuk melihat perusahaan yang akan mengalokasikan dana Anda. Apakah perusahaan tersebut kredibel dan apakah memiliki catatan hitam atau tidak.
5. Rutin Investasi
Setelah memilih produk investasi dan mulai mengalokasikan dana, jangan lupa rutin investasi. Rajin investasi dan konsisten akan menjadi suatu kebiasaan yang baik.
Tidak perlu besar, tetapi setiap bulan dapat menyisihkannya. Saat ini, investasi dalam reksadana juga bisa Anda lakukan dengan dana yang kecil. Bahkan bisa dimulai dari Rp100.000.
Baca juga: OVO Invest, Aplikasi Investasi Kekinian untuk Milenial
Kelebihan Produk Reksadana
Reksadana menjadi media investasi yang bisa Anda kembangkan dan gunakan sebagai penghasilan pasif setiap bulannya. Memang keuntungannya tidak terlalu banyak, namun ada kelebihan produk reksadana yang bisa Anda rasakan.
1. Mulai dari Nominal Kecil
Reksadana merupakan salah satu investasi yang dapat mulai dengan nominal kecil, yaitu mulai 100.000. Tentu saja tidak akan merugikan Anda sebagai ladang coba-coba.
Investasi dari dana kecil namun rutin bisa menjadi kebiasaan baik yang akan bermanfaat di masa depan.
2. Fleksibel
Reksadana merupakan investasi paling fleksibel yang dapat Anda coba. Investasi ini dapat dipilih dengan jangka waktu sesuai kebutuhan, seperti di bawah satu tahun atau lima tahun.
Anda dapat memilih sendiri berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan. Ada pula produk reksadana yang memang cocok untuk tujuan jangka pendek, seperti pasar uang.
3. Bisa Membeli Saham
Jika Anda masih takut menginvestasikan dana dalam bentuk saham, Anda bisa memilih reksadana saham.
Reksadana saham memiliki produk reksadana saham satuan maupun gabungan. Apabila Anda ingin mencoba pada reksadana saham, modal sedikit juga sudah bisa Anda lakukan.
Nantinya, modal Anda akan dialokasikan oleh manajer investasi ke beberapa saham potensial atau sesuai pilihan Anda.
4. Dikelola Manajer Investasi
Manajer investasi merupakan pengelola modal yang sangat profesional. Apabila Anda melakukan analisis dan jual beli secara mandiri pasti membutuhkan waktu.
Adanya manajer investasi, modal yang Anda berikan pada reksadana pilihan akan dibantu oleh manajer investasi tersebut.
Anda bisa melakukan aktivitas dan bekerja lainnya dan dana Anda akan diolah oleh orang yang lebih profesional. Pengecekan bisa Anda lakukan secara berkala atau ketika laporan diberikan.
Ketika terjadi masalah, Anda tidak perlu bingung karena manajer investasi akan menghandle masalah tersebut. Anda tidak perlu turun tangan untuk mengatasi masalah tersebut. Cukup percayakan dana Anda pada manajer investasi.
5. Bebas Pajak
Pada Undang-Undang (PPh) Perpajakan dan Pasar Modal telah dijelaskan bahwa reksadana merupakan objek bebas pajak.
Hasil dari reksadana merupakan hasil investasi yang bebas dari pajak serta biaya. Hal ini memang menjadi keuntungan dari para investor yang akan menerima hasil tanpa harus ada biaya tambahan lain.
6. Transaparan
Reksadana merupakan jenis investasi transparan yang nilainya bisa Anda tahu kapan saja. Biasanya informasi penurunan harga akan ada di berita atau langsung pada aplikasi.
Adanya transparansi tersebut membuat Anda bisa mengecek perubahan harga dan merencanakan keputusan membeli atau menjual. Sebagai investor pemula juga perlu tahu bagaimana pergerakan reksadana pilihannya.
7. Mudah Beli dan Jual
Jenis investasi ini paling praktis karena mudah dalam pembelian atau penjualan. Bahkan ada fasilitas autodebet yang dapat Anda atur setiap bulannya jika Anda malas membeli secara manual.
Bagi Anda yang ingin rutin membeli reksadana, cukup aktifkan autodebet dan otomatis Anda akan membeli reksadana setiap bulan.
Banyak kelebihan dari produk reksadana yang bisa Anda rasakan. Selain menabung, keuntungan juga bisa Anda dapatkan apabila kinerja reksadana tersebut baik.
Selain mengetahui keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari reksadana, Anda juga perlu tahu risikonya. Dua hal tersebut harus Anda pahami terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli produk investasi.
Risiko Produk Reksadana
Meskipun memiliki kelebihan, tidak salah rasanya jika Anda tetap waspada dengan segala risiko yang mungkin terjadi. Berikut ini beberapa risiko yang dapat terjadi pada investasi reksadana.
1. Risiko Likuiditas
Tidak selamanya manajer investasi dapat mengelola uang dengan baik apabila banyak pemegang unit yang melepas unitnya. Tentunya mereka kesulitan mengelola modal jika investor menarik dananya.
Risiko ini bisa saja terjadi apabila terjadi faktor-faktor tertentu, seperti keuangan negara tidak stabil, perusahaan collap, atau terjadinya krisis.
2. Risiko Turun Harga
Risiko turun harga bisa terjadi pada obligasi, surat berharga, saham dan jenis instrumen lainnya. Hal ini tentu akan masuk dalam portofolio reksadana. Investor tentunya harus siap dengan kemungkinan penurunan harga yang akan terus ada.
3. Risiko Wanprestasi
Wanprestasi merupakan risiko paling buruk yang mungkin dapat dialami investor. Hal ini bisa timbul ketika perusahaan asuransi tidak membayar ganti rugi atau membayar rendah dari nilai yang diinginkan investor.
Risiko ini bisa terjadi seperti pialang, penurunan harga reksadana, adanya bencana alam, dan lain sebagainya. Penurunan harga bisa saja terjadi secara drastis.
Bagi investor pemula, coba pahami tips sebelum membeli produk reksadana dan pastikan memahami profil risikonya. Modal yang Anda keluarga tentu berharap bisa untung.
Baca juga: 7 Instrumen Pasar Modal: Jenis dan Contoh
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech berizin dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.