Secara umum, sunk cost adalah biaya hangus yang tidak bisa kembali lagi. Hal ini sering terjadi pada berbagai bisnis dan sektor industri untuk tujuan tertentu, seperti digital marketing. Namun demikian, besar atau kecilnya sunk cost bisa menjadi indikator keberhasilan bisnis dalam menerapkan teknik efisiensi.
Semakin kecil rasio pembiayaan hangus dan keuntungan, makan bisa dipastikan semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan untuk sunk cost. Hampir semua bisnis pastinya pernah mengalami sunk cost, namun sebisa mungkin Anda harus lebih cermat agar tidak mengeluarkan biaya besar hanya untuk sekedar sunk cost.
Baca Juga: Apa itu Cash Flow? Pengertian, Quadrant dan Statement
Sebagai contoh, Anda adalah supplier produk fashion yang berjualan pada salah satu marketplace. Anda mengeluarkan dana untuk iklan dengan pendapatan tertentu. Pastinya Anda tidak akan tau seberapa besar pengaruh dari iklan tersebut untuk omzet yang didapat, sehingga hanya sekedar mengeluarkan biaya iklan setiap bulannya sebagai sunk cost.
Penerapan Konsep Sunk Cost Adalah Hal yang Perlu Kita Pahami
Istilah sunk cost tentunya sudah tidak asing lagi, khususnya bagi para pebisnis dan pengusaha, baik skala besar maupun kecil. Sunk cost adalah pembiayaan yang akan hangus namun belum tau dampaknya untuk pertumbuhan bisnis, seperti pembiayaan iklan.
Penerapan dari konsep sunk cost ini ada yang berpendapat menguntungkan namun tak sedikit juga yang menganggapnya merugikan. Para pebisnis tidak pernah tau tanpa adanya riset seberapa efektifnya jika harus mengeluarkan anggaran dana untuk sunk cost. Penerapan sunk cost ini tentunya harus ada dalam setiap managemen risiko, khususnya untuk perusahaan atau bisnis yang baru.
Konsep sunk cost ini bisa dijadikan sebagai opportunity cost dalam anggaran sebuah bisnis. Hal ini tentunya harus dipertimbangkan dengan seksama dalam pemanfaatan biaya dengan adanya beberapa pilihan peluang yang Anda. Namun demikian, adanya biaya sunk cost ini berarti pebisnis harus rela menyediakan dana anggaran pengganti untuk masa depan.
Sunk cost dalam bidang ekonomi bukan hanya sebagai biaya hangus yang tak dapat kembal, namun juga berupa pengadaan barang ataupun aplikasi yang cukup mahal namun sulit diterapkan. Hal seperti inilah yang harusnya kita pahami agar lebih cermat dalam pengelolaan anggaran pengeluaran. Menambah biaya menggunakan barang atau aplikasi tersebut merupakan sunk cost.
Baca Juga: Wajib Diketahui! Ini Pengertian Revolusi Industri 4.0
Menekan Biaya Sunk Cost Secara Efektif
Sunk cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk tujuan tertentu yang tidak bisa kembali atau hangus. Dalam prakteknya harus kita cermati dengan benar, sehingga adanya biaya sunk cost tidak merugikan, khususnya bagi bisnis yang baru dirintis.
Karena biaya untuk sunk cost tidak bisa dipulihkan, maka keputusan biaya sunk cost boleh dipertimbangkan ketika membuat keputusan untuk terus berinvestasi dalam proyek yang sedang berlangsung. Hal ini tentunya tidak relevan dalam pengambilan keputusan karena tidak mempengaruhi jalannya keputusan dan tidak akan membutuhkan pengeluaran uang tunai pada masa yang akan datang.
Dalam bidang ekonomi dan akuntansi, biaya sunk cost memang tidak bisa dikembalikan. Hampir semua bisnis maupun perusahaan pasti mengalami sunk cost dan juga berdampak pada anggaran dan dana pengeluaran. Dalam managemen risiko, biaya sunk cost erat kaitannya dengan prinsip daftar prioritas pengelolaan anggaran, yang tentunya anggaran ini tidak bisa ditarik kembali.
Untuk menekan biaya sunk cost secara efektif, Anda harus benar – benar melakukan riset sejauh mana produk atau jasa yang dibeli bisa berpengaruh terhadap omzet yang masuk. Reset ini tergolong rumit, bahkan ada yang tidak bisa dikalkulasikan, namun sebisa mungkin Anda bisa mengetahui seberapa efektif dan efisien pembiayaan yang dilakukan agar sunk cost tidak membesar dan berkelanjutan.
Sunk Cost Fallacy, Kebijakan yang Merugikan
Secara umum, fallacy bisa diistilahkan sebagai argumen yang sesat. Dalam hal ini, tujuan untuk memulihkan adanya sunk cost hanya akan memperparah kerugian. Sunk cost tentunya tidak bisa ditarik kembali dan akan hangus, namun adanya fallacy atau kesesatan ini justru memperbesar sunk cost itu sendiri.
Mengapa bisa demikian? Sunk cost fallacy mempertimbangkan keuntungan tanpa ada pertimbangan khusus. Sudah jelas bahwa sunk cost akan hangus dan tidak bisa kembali, namun tetap diupayakan. Hal ini justru akan merugikan. Adanya sunk cost adalah hal yang wajar, namun jika terjadi fallacy maka harus ada evaluasi lebih jauh mengenai management.
Sunk cost fallacy dalam merintis bisnis merupakan pengambilan keputusan dengan menempatkan dana anggaran pada suatu proyek. Management berpikir dapat memulihkan sunk cost yang hilang, namun yang seperti itu hanya akan menghasilkan kerugian yang lebih tinggi dan pengambilan keputusan yang tidak rasional.
Sunk cost fallacy dianggap sebagai kebijakan yang merugikan karena adanya kekeliruan sikap dan pengambilan keputusan terhadap biaya hangus. Kekeliruan ini tentunya mengakibatkan pengeluaran untuk sunk cost menjadi lebih besar. Dalam dunia investasi, ada banyak orang berpendapat bahwa tetap bertahan pada salah satu saham adalah lebih baik,meskipun saham tersebut cenderung turun.
Baca Juga: Treasury Adalah? Pengertian, Fungsi dan Produknya
Sebagai contoh dalam adanya fallacy pada sunk cost, ketika Anda mendirikan usaha dalam bidang produksi barang, untuk menekan sunk cost dan biaya operasional Anda memaksimalkan kinerja mesin. Hal ini menyebabkan mesin bekerja diluar kapasitas dan berakibat kerusakan yang parah sehingga membutuhkan biaya perawatan yang sangat besar. Inilah yang harus dihindari oleh para pebisnis, khususnya yang sedang merintis usaha.
Contoh Sederhana Memahami Sunk Cost & Fallacy
Dibutuhkan sikap leadership berpengalaman untuk menekan adanya sunk cost dan fallacy. Untuk bisa memahami adanya sunk cost dengan baik, maka akan lebih mudah dijelaskan menggunakan contoh. Berikut kami berikan ulasan mengenai contoh – contoh sunk cost yang kita perlu tahu.
- Contoh Sunk Cost Pada Marketing
Sunk cost adalah pembiayaan yang tidak dapat ditarik kembali. Berpapun jumlah uang yang digunakan untuk sunk cost ini tentunya tidak akan bisa ditarik kembali.
Dalam bidang marketing misalkan Anda merancang aplikasi untuk mempermudah customer dalam pembelian maka Anda memasang iklan yang bertujuan untuk mengenalkan aplikasi tersebut. Biaya iklan itulah yang dikenal dengan sunk cost.
- Contoh Sunk Cost Pada Pengembangan dan Riset
Adanya sunk cost dalam bidang ini seperti Anda telah menghabiskan anggaran senilai 10 juta untuk mengembangkan produk dengan teknologi terbaru. Namun setelah dipasarkan, produk tersebut tidak laku karena berbagai faktor salah satunya tidak ada calon pembeli yang tertaik. Dana 10 juta yang dihabiskan tadi tentunya menjadi sunk cost.
- Contoh Sunk Cost Pada Perekrutan Karyawan
Salah satu contoh sunk cost adalah dalam bidang rekrutmen karyawan, yaitu ketikan seorang HR membuka lowongan pekerjaan dan ada kandidat yang terpilih sebagai karyawan, dia akan menjalani training dan pelatihan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Namun karena berbagai faktor karyawan baru tersebut mengundurkan diri. Biaya pelatihan dan training tersebut akan menjadi sunk cost.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.