Bagaimana selfie KTP bisa menjadi sasaran empuk bagi oknum penipu untuk melancarkan aksinya? Saat ini banyak aplikasi fintech (financial technology) yang meminta foto selfie KTP sebagai langkah verifikasi pengguna. Sebenarnya, cara ini terbukti mampu memberikan perlindungan kepada tiap pengguna agar datanya tidak disalahgunakan untuk tindak penipuan karena sistem dapat memastikan apakah pengguna merupakan pemilik asli KTP yang terdaftar pada aplikasi fintech. Di sisi lain, ternyata oknum penipu juga menggunakan trik tersebut sebagai upaya pencurian data, agar mereka bisa meraup keuntungan dari korbannya.
Umumnya, hanya fintech yang tidak terdaftar di OJK yang akan melakukan penipuan tersebut agar mereka tetap bisa mendapatkan keuntungan, meskipun dengan cara yang tidak sehat. Fintech yang tidak terdaftar di OJK merupakan fintech yang tidak memiliki izin operasional resmi di Indonesia.
Saat melancarkan aksinya, para oknum penipu akan terlebih dahulu mengirimkan sebuah tautan yang nantinya akan membawa calon korban ke halaman web atau memicu calon korban untuk mengunduh aplikasi yang mereka buat.
Setelah mengakses link tersebut, calon korban akan diminta untuk mengisi serangkaian data diri dan memberikan foto selfie KTP. Untuk menghindari penipuan dengan modus selfie KTP dari fintech ilegal, Sobat Pintar bisa kenali ciri penipuan online oleh fintech ilegal berikut ini.
1. Terdapat banyak error dan kesalahan pengetikan dalam website/app yang melakukan penipuan menggunakan selfie data KTP
Informasi yang tertulis dalam web dan app yang digunakan oleh penipu, seringnya memiliki banyak kesalahan penulisan.
Hal tersebut adalah sebuah pertanda bagi calon korban untuk segera meninggalkan laman web dan app tersebut karena sebuah fintech resmi pasti akan memperhatikan struktur penulisan materi yang disematkan dalam aplikasi dan website dengan memperhatikan kaidah penulisan yang berlaku.
2. Penipu yang meminta selfie data KTP menggunakan domain email gratis
Masih banyak penipu yang melakukan aksinya dengan berpura-pura menjadi pihak fintech resmi, dengan menggunakan domain email gratis, contohnya [email protected].
Hal pertama yang wajib Sobat Pintar pahami, adalah, gmail.com merupakan domain email gratis yang digunakan untuk keperluan non komersil. Lain halnya dengan fintech resmi yang berdiri sebagai badan perusahaan di Indonesia yang menggunakan nama perusahaannya sebagai domain email, misal [email protected].
Kredit Pintar sebagai penyedia layanan pinjaman online yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK di Indonesia menyediakan email yang bisa digunakan oleh nasabah untuk mengirimkan kritik dan saran melalui email [email protected] .
3. Mendesak korban untuk mengunggah selfie yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat, disertai dengan ancaman
Pelaku penipuan selfie dengan KTP seringkali meminta calon korban untuk mengakses tautan yang diberikan dalam waktu yang singkat, misal dalam 12 jam ke depan. Mengapa penipu memberikan tenggang waktu? Karena dengan adanya keterbatasan waktu yang disampaikan, maka penipu bisa dengan mudah mengancam calon korban apabila calon korban tidak segera mengakses link tersebut.
Dengan adanya desakan yang diberikan, penipu berhasil menipu korban dan mendapatkan keuntungan dari aksi penipuan yang dilakukan.
4. Web dan app yang digunakan tidak memuat identitas resmi
Pihak penipu tentu saja tidak ingin diketahui keberadaannya, oleh karena itu mereka enggan untuk memberikan identitas resmi seperti alamat dan nomor telepon perusahaan. Berbeda dengan aplikasi dan web fintech resmi yang terdaftar di OJK yang selalu menampilkan informasi serinci mungkin, termasuk alamat dan nomor telepon perusahaan.
Itulah berbagai ciri penipuan yang dilakukan fintech ilegal dengan modus meminta foto selfie KTP.
Untuk segala kebutuhan finansialmu, percayakan solusinya hanya pada aplikasi Kredit Pintar, pinjaman tunai cepat cair yang telah terdaftar dan diawasi OJK.
Silakan membaca 
