Bank BRI adalah salah satu perusahaan perbankan yang memiliki sejarah cukup panjang di Indonesia. Disamping itu, bank satu ini juga menjadi bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Tidak mengherankan dengan sejarah yang begitu panjang dan rekam jejak yang baik, banyak masyarakat yang tertarik untuk membeli saham bank BRI atau disebut dengan saham BBRI.
Namun, saat membeli saham, penting bagi setiap investor untuk mengenal terlebih dulu profil, sejarah, hingga valuasi dan prospek dari saham tersebut. Oleh karena itu, di bawah ini sudah ada uraian penjelasan tentang saham BBRI secara lengkap. Mari simak!
Baca juga: Apa itu Dividen: Definisi, Jenis, dan Cara Hitung | Kredit Pintar
Profil Bank BRI
Sebelum mengetahui sejarah dari saham BBRI, mengetahui profil singkat dari Bank BRI juga dinilai penting. Apalagi Bank BRI adalah cikal bakal dibukanya saham BBRI untuk umum. Bank BRI diketahui sudah didirikan sejak tanggal 16 Desember 1895 oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah. Namun, saat ini Bank BRI berkantor pusat di Jakarta, tepatnya di Gedung BRI II Lt. 20, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46.
Selain kantor pusat, Bank BRI juga memiliki kantor lain diantaranya 18 kantor wilayah, 1 kantor untuk audit intern pusat, 18 kantor audit intern wilayah, 450 kantor cabang domestik, 588 kantor cabang pembantu, 1 kantor cabang khusus, 3 kantor cabang pembantu di luar negeri, 984 kantor kas, 5.222 unit BRI, 1.829 teras dan teras keliling, serta 4 teras kapal.
Ada pula kantor cabang luar negeri yang berlokasikan di New York, Singapura, Timor Leste, Taipei, Cayman Islands, dan Hong Kong. Kemudian, Bank BRI mempunyai 9 anak usaha diantaranya Bank Raya Indonesia, BRI Life, BRI Multifinance Indonesia, BRI Danareksa Sekuritas, BRI Remittance, BRI Ventura Investama, BRI Asuransi Indonesia, Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani.
Baca juga: Kenali Apa itu Margin: Jenis, Unsur, dan Menghitung | Kredit Pintar
Tak hanya cukup sampai di situ, Bank BRI juga memiliki 5 perusahaan asosiasi. 5 perusahaan tersebut diantaranya PT Danareksa Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, PT Pemeringkat Efek Indonesia, dan terakhir Bank Syariah Indonesia.
Saat ini, pemegang saham pengendali dari BRI sendiri adalah pemerintah Indonesia dengan 1 saham preferen atau saham seri A Dwiwarna dan 53,19 saham seri B. Bank BRI memiliki tujuan untuk optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang mereka miliki. Kemudian, bisa digunakan untuk memberikan jasa dengan kualitas terbaik untuk meningkatkan nilai perusahaan maupun untuk masyarakat luas.
Sejarah Saham BBRI
Saham BBRI sebenarnya adalah kode penerbit Bank BRI di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini bermula saat Bank BRI menjadi perseroan terbatas di tanggal 1 Agustus 1992 sesuai dengan aturan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 serta Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1992.
Bank BRI kemudian jadi bank pertama yang menjadi bank umum di tahun 1946 berdasarkan pada Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 1. Di tahun 2003, tepatnya pada tanggal 31 Oktober, Bank BRI mulai melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBRI (IPO). Penawaran umum itu diberikan kepada masyarakat sebanyak 3.811.765.000 dengan nominal Rp500,- per saham dan harga penawarannya senilai Rp875,- per sahamnya.
Baca juga: Liabilitas Jangka Panjang, Pengertian, Contoh, Manfaat | Kredit Pintar
Opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih setiap lembar saham tersebut telah dilaksanakan masing-masing di tanggal 10 November dan 3 Desember 2003. Setelah opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih tersebut, Negara Republik Indonesia kemudian mempunyai 59,50% saham di BRI. Saham tersebut sudah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tepatnya di tanggal 10 November 2003.
Dalam mensukseskan IPO, Bank BRI bekerja sama dengan UBS AG yaitu bank investasi dan penyedia layanan keuangan multinasional yang berasal dari Swiss. Selain itu, BRI juga bekerja sama dengan PT Bahana Securities yang berasal dari Indonesia untuk kesuksesan IPO, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Valuasi dan Prospek Saham BBRI
Valuasi dan prospek saham BBRI menjadi hal yang penting untuk dianalisis terutama jika kamu ingin membuka saham BBRI. Di tahun 2007-2008, Bank BRI ternyata menjadi salah satu korban krisis yang ditandai dengan penurunan harga saham di November 2007.
Penurunan harga saham itu pun berlanjut menyentuh titik terendah di November 2008. Harga saham BBRI itu turun sekitar 57,29% dari kisaran Rp790 menjadi Rp450 per saham. Namun, terlepas dari menurunnya harga saham di tahun tersebut, di tahun 2020 hingga 2022 ini, Bank BRI berhasil menghindari kesulitan akibat dampak dari wabah virus Corona.
Di tahun 2020, Bank BRI melakukan restrukturisasi kredit kepada nasabahnya. Diketahui sebanyak 2,95 juta nasabah Bank BRI sudah berhasil mendapat manfaat dari restrukturisasi kredit itu senilai 183,7 triliun. Kemudian, di tahun 2022, harga saham BBRI pun meningkat dengan pesat sepanjang sejarah saham BBRI.
Baca juga: Risk Averse: Investasi Aman dan Pasti | Kredit Pintar
Banyak yang menilai jika naiknya harga saham BBRI ini didorong oleh adanya aliran dana dari investor asing yang mencapai Rp352,7 miliar. Aksi beli dari para investor asing ini tidak lepas dari kinerja keuangan BBRI yang tergolong memuaskan. Dari laporan keuangan kuartal pertama di tahun 2022, BBRI berhasil meraih kenaikan laba bersih senilai 78,1% menjadi Rp12,2 triliun.
Terkait dengan prospeknya, saham BBRI diketahui sebagai salah satu saham banking big caps. Disamping itu, BBRI juga menempati pertama sebagai saham yang berpengaruh dengan nilai kapasitas pasarnya mencapai Rp674,44 triliun.
Lalu, terkait dengan prospek dari saham BBRI akibat dampak risiko kenaikan suku bunga di kuartal 3 tahun ini, BBRI dinilai tidak akan begitu terkena imbas. Hal ini karena saham BBRI punya struktur deposit dan likuiditas yang sangat baik.
Dari valuasi dan prospek saham BBRI ini, bisa dikatakan kalau saham BRI memang bisa jadi pilihan yang baik untuk para investor. BRI memiliki manajemen antisipasi krisis yang cepat seperti halnya pencadangan kredit macet dan restrukturisasi di tahun sebelumnya.
Kemudian, BRI juga menduduki posisi yang krusial untuk sektor UMKM sehingga pemerintah pasti akan mengupayakan berbagai hal untuk membuat BRI tetap memiliki performa yang baik. Hanya saja, terlepas dari hal tersebut, memang investor harus tetap mempertimbangkan adanya risiko tekanan dari sentimen global. Terutama terkait dengan kebijakan moneter hingga risiko inflasi yang tinggi.
Baca juga: Capital Loss: Definisi, Jenis, dan Cara Menghindarinya | Kredit Pintar
Nah, demikian seluruh pengenalan singkat mengenai saham BBRI yang saat ini memiliki prospek yang cukup bagus. Dilihat dari sejarahnya, bank BRI dan saham BBRI memang mempunyai riwayat panjang dan diketahui memiliki rekam jejak yang baik.
Meskipun sempat mengalami penurunan harga saham beberapa tahun lalu, saham BBRI mampu bangkit kembali dan meningkat hingga harga tertingginya di tahun ini. Jadi, secara keseluruhan, saham ini cukup layak menjadi pilihan investor yang ingin membuka saham BBRI.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.