Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator untuk menilai kesejahteraan penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita dihitung berdasarkan pendapatan rata-rata penduduk pada negara tersebut. Berikut negara dengan pendapatan per kapita tertinggi!
Sumber: Pexels
Sebagai salah satu kawasan lalu lintas perdagangan dunia, negara-negara di Asia Tenggara memiliki peran yang cukup penting dalam perekenomoian dunia. Hal tersebut juga membuat beberapa negara di kawasan ini terhitung kaya.
Kawasan regional tersebut juga memiliki organisasi yang bernama Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) untuk bekerja sama dalam berbagai bidang, salah satunya adalah ekonomi. Maka dari itu, menarik untuk dilihat bagaimana peringkat pendapatan per kapita dari negara-negara anggota ASEAN.
Baca juga: List 10 Negara Terkaya di Dunia Tahun 2022
Rata-rata pendapatan penduduk pada pendapatan per kapita dapat diperoleh dengan cara menghitung jumlah Produk Nasional Bruto (PNB) dibagi dengan jumlah penduduk.
Berdasarkan data dari World Bank pada tahun 2021, berikut adalah peringkat pendapatan per kapita negara anggota ASEAN tahun 2020:
10. Myanmar
Negara anggota ASEAN dengan pendapatan per kapita terkecil adalah Myanmar. Myanmar memiliki pendapatan per kapita sebesar US$ 1.400,22 atau setara Rp20 juta.
Myanmar memiliki komoditas pada bidang perkebunan, pertanian, dan energi, seperti kayu jati, beras, karet, gas alam, tembaga, dan biji timah.
Dengan 54 juta jumlah penduduk, pendapatan per kapita Myanmar masuk ke kategori rendah. Bahkan, kini Myanmar sedang mengalami krisis ekonomi akibat kudeta militer pada tahun lalu.
Bahkan Asian Development Bank (ADB), memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Myanmar pada tahun ini menyentuh angka -0,3%. Angka tersebut turun dari tahun sebelumnya yang mencapai angka -18,4%.
9. Kamboja
Peringkat selanjutnya diduduki oleh Kamboja dengan pendapatan per kapita sebesar US$ 1.512,73 atau setara dengan Rp21 juta. Angka tersebut juga membuat pendapatan per kapita Kamboja masuk ke dalam kategori rendah.
Jumlah penduduk di Kamboja sekitar 16,72 juta dengan komoditas utamanya adalah bidang agraris, seperti beras dan jagung. Selain itu, terdapat juga komoditas dalam bidang perkebunan, seperti getah karet dan lada hitam. Kamboja juga memliki komoditas dalam bidang perikanan yang bersumber di Sungai Mekong.
Berdasarkan data dari ADB, pertumbuhan perekonomian Kamboja pada tahun ini diperkirakan menyentuh angka sebesar 5,3%. Angka tersebut membuat Kamboja menempati peringkat ke empat di antara negara ASEAN lainnya dan berada satu peringkat di atas Indonesia.
8. Laos
Peringkat selanjutnya adalah Laos dengan pendapatan per kapita sebesar US$ 2.630,2, yaitu sekitar Rp 37,9 juta. Pendapatan tersebut diperoleh dari jumlah penduduk sekitar 7,276 juta.
Sebagai satu-satunya negara ASEAN yang tidak memiliki wilayah perairan, komoditas utama dari Laos adalah pada bidang agraris, pertambangan, perkebunan, dan industri garmen. Contoh dari hasil pertanian adalah umbi-umbian, jagung, dan beras. Sedangkan pada bidang pertambangan adalah tembaga dan emas.
Pertumbuhan ekonomi Laos pada tahun ini diperkirakan mencapai 3,4% setelah tahun sebelumnya hanya mencapai angka 2,3%.
7. Vietnam
Kemudian negara ASEAN dengan pendapatan per kapita tertinggi ke-7 adalah Vietnam. Pendapatan per kapita Vietnam mencapai angka US$ 2.785,72 atau setara dengan Rp40,2 juta.
Vietnam juga merupakan salah satu negara agraris dengan komoditas utamanya adalah pertanian, seperti padi. Komoditas lain dari Vietnam adalah mesin dan alat elektronik, garmen, serta mineral dan tambang.
Negara dengan jumlah penduduk 97,34 juta ini memiliki angka pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara ASEAN lain. Vietnam diperkirakan memiliki angka pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% pada tahun ini. Angka tersebut lebih besar 0,5% dibanding peringkat ke-2 dan 3.
6. Filipina
Negara ASEAN dengan pendapatan per kapita tertinggi ke-6 adalah Filipina. Filipina memiliki pendapatan per kapita sebesar US$ 3.298,83, yaitu sekitar Rp47,6 juta.
Sebagai salah satu negara yang berbatasan dengan perairan Indonesia, Filipina juga memiliki komoditas utama dalam bidang perikanan. Bidang lain yang menjadi komoditas adalah pertanian yang membuatnya mendapat julukan lumbung padi Asia Tenggara dan menjadi tempat berdirinya International Rice Research Institute (IRRI).
Negara dengan jumlah penduduk sekitar 100,6 juta ini memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Menurut ADB, diperkirakan angka pertumbuhan ekonomi Filipina pada tahun ini mencapai angka 6%. Angka tersebut membuatnya menduduki peringkat ke-2 bersama dengan Malaysia.
5. Indonesia
Sumber: Pexels
Pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2020 mencapai angka US$ 3.869,59 atau setara dengan Rp55,9 juta. Dengan menduduki peringkat ke-5, Indonesia terpaut selisih sekitar US$ 3.320 dari Thailand yang menduduki peringkat ke-4.
Meskipun angka pendapatan per kapita Indonesia terbilang tinggi, dengan jumlah penduduk yang sangat banyak membuat pendapatan per kapita Indonesia masuk ke dalam kategori rendah. Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 273,5 juta yang membuatnya menjadi negara paling padat penduduk.
Pendapatan per kapita Indonesia masuk ke dalam kategori rendah karena tidak sebanding dengan luasnya wilayah geografis dan banyaknya sumber daya alam yang melimpah. Indonesia merupakan negara ASEAN yang memiliki wilayah terluas, yaitu hampir mencapai 2 juta km persegi yang terdiri dari perairan dan daratan.
Dengan sumber daya manusia dan alam yang melimpah seharusnya dapat menjadi keunggulan Indonesia dibanding negara lain di ASEAN. Berbagai komoditas utama dari Indonesia adalah pada bidang pertambangan, produk otomotif, alat elektronik, industri furniture, perkebunan, dan tentunya pada bidang pertanian dan sumber daya laut lain.
Baca juga: Berbagai Jenis Kopi Dengan Kualitas Unggul yang Ada di Indonesia
Berdasarkan data dari ADB, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 5%. Angka tersebut membuat Indonesia menduduki peringkat ke-5 di antara negara ASEAN lainnya. Angka tersebut melebihi rata-rata angka pertumbuhan ekonomi negara Asia Tenggara, yaitu sebesar 4,9%.
4. Thailand
Selanjutnya negara ASEAN pendapatan per kapita tertinggi ke-4 adalah Thailand. Pendapatan per kapita Thailand mencapai angka US$ 7.189,04 atau setara dengan Rp103,8 juta.
Thailand memiliki jumlah penduduk sekitar 69,8 juta dan komoditas utama dalam bidang agraris, perkebunan, pertambangan, dan migas. Komoditas dari Thailand tersebut juga diekspor sampai ke benua Amerika.
ABD memperkirakan ekonomi Thailand akan tumbuh sebesar 3% pada tahun ini. Angka pertumbuhan tersebut terbilang cukup kecil karena di bawah rata-rata angka pertumbuhan negara ASEAN.
3. Malaysia
Malaysia memiliki pendapatan per kapita sebesar US$ 10.401,79, yaitu sekitar Rp150 juta. Pendapatan per kapita tersebut diperoleh dari jumlah penduduk yang terbilang sedikit, yaitu 32,37 juta.
Komoditas utama dari Malaysia terdapat pada bidang perkebunan seperti kayu, kelapa sawit, dan karet. Komoditas lain adalah pada bidang energi dan garmen.
Angka pertumbuhan ekonomi Malaysia terbilang cukup tinggi, yaitu 6% yang membuatnya menduduki peringkat ke-2 bersama dengan filipina. Angka tersebut naik sebesar 3% dari tahun sebelumnya.
2. Brunei Darussalam
Brunei Darussalam memiliki pendapatan per kapita sebesar US$ 27,466 atau setara dengan Rp397 juta. Pendapatan tersebut terbilang sangat tinggi karena jumlah penduduk yang sedikit, yaitu hanya sebanyak 437 ribu.
Komoditas utama dari Brunei adalah pada minyak dan gas bumi, perkebunan, peralatan mesin dan transportasi, dan bahan kimia.
Angka pertumbuhan dari Brunei juga terbilang cukup rendah karena hanya sebesar 4,3%. Angka tersebut berada di bawah rata-rata negara ASEAN.
1. Singapura
Sumber: Pexels
Inilah negara ASEAN dengan pendapatan per kapita tertinggi, yaitu Singapura. Singapura memiliki pendapatan per kapita sebesar US$ 59.797,75 atau sebesar Rp864 juta. Angka tersebut terbilang sangat tinggi karena jumlah penduduk hanya sebanyak 5 juta.
Komoditas utama dari Singapura adalah alat teknologi elektronik dan telekomunikasi, medis dan bahan kimia, serta komoditas lain hasil olahan manusia.
Baca juga: Melihat Peluang Investasi Perak
Meskipun begitu, pertumbuhan ekonomi dari Singapura terbilang cukup kecil karena hanya menyentuh 4,3%. Angka tersebut menurun dari tahun 2021 yang mencapai angka 7,6%.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.