Nikkei 225 merupakan indeks saham utama yang berasal dari Tokyo, Jepang. Indeks saham ini memiliki 225 jenis saham unggulan dari berbagai perusahaan papan atas yang ada di Jepang. Di Indonesia, saham Nikkei banyak digemari oleh para investor lokal.
Mengapa saham ini diminati oleh investor? Salah satu alasannya adalah karena indeks saham Nikkei telah berkembang menjadi stok indeks berjangka terbesar di dunia. Selain itu, pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi banyaknya minat para investor membeli saham ini.
Fakta Indeks Saham Nikkei Asal Jepang
Nikkei 225 merupakan salah satu indeks saham terbesar dari Jepang. Indeks saham ini memiliki beberapa keunikan yang berbeda dengan indeks saham lainnya. Lantas, apa saja fakta menarik seputar saham Nikkei yang harus kamu ketahui? Berikut ini adalah faktanya!
1. Indeks Saham Paling Fluktuatif
Sudah sejak lama indeks saham Nikkei dikenal sebagai indeks saham paling bergejolak di dunia. Pergerakan nilai sahamnya cenderung tajam dan mudah rebound ketika anjlok. Fenomena ini yang membuat Nikkei berbeda dari indeks saham lainnya.
Menurut data di tahun 2013, harga saham Nikkei sempat mendekati angka 10.600 dan memuncak di angka 15.942. Namun, di waktu yang sama harga sahamnya mengalami penurunan drastis dan anjlok hingga 10%. Anehnya, setelah mengalami harga yang anjlok, indeks saham ini mampu untuk rebound kembali.
2. Indeks Nikkei Gampang Terpengaruh
Saham Nikkei sangat mudah terpengaruh dan bereaksi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia. Mulai dari bencana alam, kerusuhan politik, perang, hingga berita ekonomi bisa mempengaruhi nilai saham Nikkei.
Karena itu, pemilik saham Nikkei harus tetap mengikuti perkembangan berita global, utamanya berita dari AS dan Jepang. Mulai dari tingkat pengangguran di kedua negara, naik turunnya tingkat suku bunga, penciptaan lapangan kerja baru, dan sebagainya.
3. Terikat pada Indeks Perekonomian Amerika Serikat
Basis ekspor utama pasar Jepang adalah Amerika Serikat. Maka dari itu, Jepang sangat bergantung pada Negeri Paman Sam untuk memperoleh laba perdagangan. Alhasil, baik itu Amerika Serikat maupun Jepang memiliki hubungan yang terikat satu sama lain.
Perdagangan saham Nikkei sedikit banyaknya bergantung pada pasar modal Amerika Serikat. Jika indeks saham Dow meningkat, biasanya nilai saham Nikkei juga ikut meningkat. Oleh sebab itu, kamu harus jeli membaca pasar AS jika ingin berinvestasi di saham Nikkei.
Daftar Indeks dan Harga Saham Nikkei 225
Pada pertengahan tahun, saham Nikkei mengalami kenaikan, meski hanya sebesar 0,5% yaitu senilai 26,7 ribu rupiah. Harga saham ini masih mungkin mengalami kenaikan maupun penurunan, tergantung dari sentimen pasar.
Jika kamu ingin membeli saham Nikkei, maka pastikan bahwa kamu sudah memiliki modal yang cukup untuk membeli slot emitennya. Setelah itu, barulah bisa membeli slot saham Nikkei sesuai dengan jumlah modal yang kamu miliki.
Per bulan April 2018, saham Nikkei sudah terdiri dari berbagai perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang. Berikut ini adalah daftar bidang perusahaan-perusahaan yang berinvestasi pada Nikkei 225:
- Pulp dan kertas
- Manufaktur
- Otomotif
- Bahan kimia
- Makanan dan minuman
- Perikanan
- Pertambangan
- Tekstil
- Farmasi
- Ritel
- Konstruksi
- Perbankan
- Asuransi
- Sekuritas
- Jasa Keuangan
- Transportasi
- Listrik
- Jasa Keuangan
- Jasa, dan masih banyak lagi.
Tips Menentukan Emiten yang Tepat untuk Investasi Saham
Jangan salah memilih emiten yang terdaftar pada Nikkei. Sebab, kamu sendiri yang akan mengalami kerugiannya. Kamu bisa meminimalisir resiko ini dengan melakukan riset pada masing-masing emiten. Lalu, terapkan juga tips berikut ini agar kamu tidak salah pilih saat berinvestasi.
1. Perhatikan Pergerakan Nilai Saham
Pada dasarnya, nilai saham selalu bergerak secara fluktuatif. Artinya, nilai saham tidak bisa bersifat tetap dan selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan pasar. Bahkan dalam setiap detiknya nilai saham selalu berubah tanpa bisa kamu kontrol.
Karena itu, kamu harus tetap memperhatikan pergerakan nilai saham agar tidak ketinggalan tren. Nilai saham yang kamu beli bisa melambung tinggi dan turun drastis dalam satu waktu. Maka dari itu, kamu perlu mewaspadai terjadinya hal seperti ini.
Apabila pergerakan nilai saham sudah tidak wajar, maka kamu harus menghindari resikonya. Salah satu caranya adalah dengan menghindari saham auto reject. Saham yang terkena dampak auto reject dari Bank Indonesia biasanya berada pada ambang Auto Reject Atas dan Auto Reject Bawah.
Jika kamu masih pemain pemula, sebaiknya hindari pembelian saham auto reject agar tidak mengalami kerugian dalam jumlah besar. Apalagi jika saham tersebut sudah bergerak pada daftar UMA (Unusual Market Activity).
2. Waspada Terhadap Perubahan Volume Perdagangan
Pergerakan saham yang terjadi secara drastis akan mempengaruhi perubahan volume perdagangan. Namun, kamu perlu tetap waspada apabila pergerakan sahamnya mendadak populer dalam periode tertentu.
Nilai saham yang mendadak populer ini biasanya dipengaruhi oleh sentimen atau pompom saham. Artinya, kenaikan nilai saham dibuat-buat agar menimbulkan efek beli yang luar biasa. Namun, jika efek sentimen mulai berkurang, maka akan langsung mempengaruhi nilai saham secara drastis pula.
Bila hal seperti ini terjadi, maka mengindikasikan adanya permainan saham oleh para investor besar dunia. Selain itu, bandar juga bisa menjadi pelaku utamanya dengan menaikkan nilai saham. Bukan hal yang mustahil bila tiba-tiba nilai sahamnya anjlok setelah sentimen pasar berakhir.
3. Amati Jumlah Laba Perusahaan
Volume perdagangan saham biasanya akan mempengaruhi jumlah laba sebuah perusahaan. Maka dari itu, hal ini bisa menjadi indikasi sekaligus tolok ukur kuat tidaknya fundamental sebuah perusahaan.
Apabila sebuah perusahaan terpengaruh oleh naik turunnya volume perdagangan, maka perusahaan tersebut belum kuat secara fundamental. Sebab, perusahaan masih menggantungkan labanya pada nilai saham.
4. Lakukan Metode Analisis secara Komprehensif
Analisis adalah salah satu hal penting yang perlu kamu lakukan sebelum membeli saham. Secara umum, ada dua metode analisis yang bisa kamu lakukan untuk memilih saham dengan tepat. Pertama, menggunakan metode analisis teknikal. Lalu yang kedua menggunakan metode analisis fundamental.
Metode analisis teknikal mengacu pada pergerakan saham dalam jangka waktu tertentu. Mulai dari harga saham dan fluktuasi, hingga pada titik tertinggi dan titik terendah pergerakan saham.
Sementara itu, metode analisis fundamental lebih mengacu pada pendekatan ekonomi, tren usaha, hingga kondisi politik suatu negara. Kamu bisa menganalisisnya dari laporan keuangan perusahaan serta emitennya.
5. Pantau Terus Tren Harga Saham
Pergerakan nilai saham terjadi dalam waktu yang relatif cepat dan singkat. Hanya dalam jangka waktu detik saja nilai saham bisa mengalami perubahan. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi terjadi hal ini, yaitu dari faktor eksternal maupun internal.
Agar tidak ketinggalan, kamu harus rajin memantau pergerakan dan tren nilai saham. Dengan melakukan pemantauan secara rutin dan berkala, kamu bisa menganalisis pergerakan saham. Apakah pergerakannya ke arah positif atau justru ke arah negatif.
Pemantauan tren saham bisa kamu lakukan secara mandiri dengan memantau di pasar modal. Bisa juga dengan cara menonton atau membaca berita seputar pasar modal. Dengan cara ini, kamu bisa memaksimalkan laba yang akan kamu peroleh nantinya.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.