Di tengah tren era digital yang begitu dinamis, masyarakat pun lebih kreatif dalam memilih pekerjaan atau karir. Misalnya menjadi karyawan atau pengusaha (entrepreneur). Secara umum, pengusaha membuka lapangan kerja, sedangkan karyawan bekerja sesuai skill yang dimiliki.
Entah itu sebagai karyawan atau entrepreneur, masing-masing memiliki tantangan yang harus dijalani. Tentunya semua profesi dijalankan sesuai dengan minat dan kemampuan diri, sehingga prosesnya terasa lebih menyenangkan.
Meskipun semua memiliki tantangan tersendiri, tapi tidak menutup kemungkinan untuk bisa memberi kontribusi lebih banyak kepada masyarakat. Menjadi karyawan berarti bisa mengasah skill profesional dan terbiasa bekerja dalam tim. Menjadi entrepreneur berarti membuka lebih banyak kesempatan kerja dan menyelesaikan lebih banyak persoalan masyarakat.
Baca juga: Ini Daftar Pekerjaan Dengan Gaji Tertinggi di Indonesia
Menjadi Karyawan atau Entrepreneur adalah Pilihan
Sebelum memahami suka duka menjadi karyawan atau entrepreneur, mungkin saat ini Anda bekerja sebagai karyawan dan ingin menjadi entrepreneur. Atau mungkin sudah terlebih dulu terjun ke dunia enterpreneur dan ingin merekrut karyawan.
Menjadi karyawan atau entrepreneur sama-sama memberikan kontribusi yang berarti. Apalagi jika karyawan sudah memiliki keahlian khusus di suatu bidang. Contohnya untuk karyawan yang menguasai skill desain grafis akan sangat membantu entrepreneur untuk melakukan branding usaha.
Karyawan yang sudah punya pengalaman kerja nantinya juga bisa merintis usaha yang sesuai dengan keahlian dan pengalaman yang didapatkan. Seiring waktu, keahlian bisnis bisa diasah sambil mencoba secara langsung. Misalnya gagal di usaha yang pertama, bisa dicoba lagi berikutnya.
Sementara itu, untuk entrepreneur yang sudah berhasil menjalankan bisnis, selanjutnya bisa lebih banyak opsi. Beberapa pilihan yang dapat dilakukan misalnya; membuka cabang baru, membangun lini bisnis lain, membuat inovasi produk, atau justru regenerasi kepemimpinan bisnis. Pada intinya, memang pola kerja entrepreneur lebih dinamis daripada karyawan.
Tapi, Apakah Semua Orang Bisa Menjadi Entrepreneur?
Mungkin Anda cukup sering mendengar motivasi untuk menjadi pengusaha. Hal ini bisa menjadi konsiderasi tersendiri buat Anda. Tujuan utamanya adalah agar bisa meningkatkan pendapatan dan tidak hanya menghasilkan gaji bulanan saja.
Selain itu, banyak yang memilih jadi pengusaha karena ingin banyak menikmati waktu luang. Terutama jika sudah memiliki tim yang solid dan bekerja sesuai jobdesk. Benarkah demikian?
Pastinya hal ini bisa dijawab setelah menjalaninya sendiri. Karyawan atau entrepreneur memang berbeda dari segi pendapatan. Entrepreneur jelas berpotensi mendapatkan lebih banyak pendapatan jika memang bisnisnya sudah maju.
Akan tetapi, seorang karyawan yang skill-nya sudah benar-benar terasah dan mendorong kemajuan perusahaan, pastinya pencapaian tersebut juga patut diapresiasi. Meskipun tidak memiliki bisnis sendiri, tapi skill-nya tetap akan memberi kontribusi yang maksimal.
Baca juga: 5 Teknik Praktis Memakai Email Marketing
Sisi Positif dan Negatif Menjadi Karyawan
Berikut ini adalah suka duka menjadi karyawan yang mungkin juga sudah pernah Anda rasakan.
- Mendapat Gaji Bulanan
Setelah menjalankan kewajiban bekerja sebulan, maka karyawan akan menerima gaji dengan nominal yang sesuai dengan kontrak. Gaji adalah salah satu hak karyawan yang wajib dibayarkan oleh pemilik usaha atau pemberi kerja.
Bagaimanapun tingkat penjualan bisnis pada bulan tersebut, semua karyawan tetap mendapat gaji. Hal itu menjadikan karyawan merasa lebih aman dan stabil secara keuangan. Dengan performa yang meningkat, karyawan berkesempatan untuk naik gaji.
- Banyak Kesempatan untuk Berkembang
Saat menjadi karyawan, setiap harinya selalu ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Beberapa di antaranya terasa sulit dan membutuhkan skill baru. Itulah kenapa, karyawan bisa berkembang sambil menjalankan kewajiban kerjanya.
Kesempatan untuk berkembang inilah yang menjadi salah satu nilai lebih saat menjadi karyawan. Skill yang berkembang ini nantinya dapat diterapkan untuk berbagai pekerjaan berikutnya yang lebih menantang. Seiring dengan berkembangnya skill, maka penghasilan pun bisa lebih meningkat.
- Karyawan Tidak Selalu Bisa Bekerja Sesuai Keinginan
Di balik rasa aman dan kesempatan untuk berkembang, karyawan memiliki batasan dalam bekerja. Karyawan perusahaan tidak selalu bisa bekerja sesuai keinginan atau kreativitas sendiri. Bagaimana pun, yang menetapkan aturan dalam bekerja adalah pimpinan atau atasan di kantor.
Karyawan sebagai pelaksana wajib mematuhi aturan yang berlaku. Itulah mengapa, sejak awal bekerja karyawan perlu mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di kantor.
- Menghadapi Karakter Atasan yang Berbeda-beda
Sebagai karyawan pastinya akan bertemu atasan yang berbeda karakter. Perbedaan tersebut akan berpengaruh pada cara kerja yang berbeda pula. Ada karyawan yang santai dan easy going, tapi juga ada yang serius.
Apalagi jika karyawan harus sering berinteraksi dengan atasan yang lebih dari satu, misalnya para manajer dan CEO atau direktur. Karyawan juga perlu menyesuaikan diri dengan kultur atau budaya kerja yang berlaku.
Baca juga: Membangun Bisnis dari Bawah? Yuk Simak Tips Ini!
Sisi Positif dan Negatif Menjadi Entrepreneur
Setelah mengetahui suka duka menjadi karyawan, berikut ini adalah suka duka menjadi seorang pengusaha atau entrepreneur.
- Punya Banyak Kenalan
Seiring dengan jam terbang entrepreneur, tentunya semakin banyak kenalan atau networking. Kenalan yang banyak ini sangat mendukung kebutuhan marketing bisnis dan berbagai keperluan lain. Termasuk dalam hal mencari info saat melakukan rekrutmen karyawan.
- Lebih Bebas dalam Mengerjakan Sesuatu
Tidak dimungkiri bahwa pengusaha lebih banyak kesempatan berekspresi dan berinovasi daripada karyawan. Memang sudah menjadi naluri seorang pengusaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menawarkan produk atau jasa. Ketika sebuah metode belum berhasil, maka pengusaha segera bisa melakukan strategi lain.
Perubahan strategi bisa dilakukan dengan cepat. Begitu ada ide maka langsung bisa meeting dengan tim, kemudian tidak butuh waktu lama untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan.
- Tidak Punya Hari Libur
Bagi karyawan atau pegawai, hari libur sudah ditetapkan sesuai dengan tanggal merah di kalender. Tapi tidak demikian dengan entrepreneur yang bekerja lebih fleksibel. Di balik kebanggaan status business owner, ternyata ada jam kerja yang lebih lama.
Bahkan entrepreneur bisa bekerja di hari libur, misalnya saat harus bertemu klien di hari Minggu. Hal ini menjadi sisi lain yang terasa cukup berat bagi seorang pengusaha. Meskipun di sisi lain, pemilik usaha bisa mendelegasikan pekerjaan kepada timnya.
- Risiko Besar
Terlepas dari kebebasan yang dimiliki, risiko menjadi entrepreneur juga tidak bisa dihindarkan. Tapi, semakin besar risikonya akan sebanding dengan potensi yang ada. Sudah bukan rahasia lagi jika entrepreneurship selalu berkaitan dengan ketidakpastian yang harus terus dihadapi.
Apapun pilihan Anda, entah menjadi karyawan atau entrepreneur, pilihan tersebut sama baiknya. Mudah-mudahan Anda diliputi oleh keberuntungan dalam setiap langkah yang Anda ambil.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech berizin dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.