Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Namun, harga tinggi dan terus melonjak membuat banyak orang kesulitan untuk membeli properti hunian dikarenakan oleh harga rumah yang terus naik meski di era pandemi virus corona. Selain itu, harga dasar sebuah rumah bisa mencapai 100 atau bahkan 1.000 kali gaji bulanan seorang karyawan. Kalau Sobat Pintar adalah seseorang yang masih bingung dan kesulitan mengatasi masalah ini, simaklah tips memilih KPR rumah di bawah ini:
Apa itu KPR?
Kredit pemilikan rumah atau disingkat KPR adalah cara membayar angsuran atas sebuah rumah dengan jangka waktu dan bunga tertentu. Dengan kata lain, Sobat Pintar tidak perlu menyiapkan uang untuk membeli rumah. Sobat Pintar perlu mempersiapkan uang muka atau uang muka sebagai salah satu syarat untuk mengajukan KPR. Setelah itu, Sobat Pintar dapat membayar sisanya dalam waktu tertentu.
Tentunya akan ada persyaratan lain yang dihadirkan bank kepada calon nasabah yang ingin mengajukan KPR, mulai dari jangka waktu tenor, suku bunga, dan lainnya. Jika saat ini Sobat Pintar berencana untuk memiliki rumah, tidak ada salahnya mencoba mengajukan KPR dari bank.
Rumah merupakan aset utama yang penting bagi setiap orang. Namun, sebelum mengajukan KPR, ada baiknya untuk memahami persyaratan yang berbeda dan berkonsultasi dengan teman dekat atau pakar.
Ada pengecualian untuk pinjaman ekuitas rumah yang bisa Sobat Pintar dapatkan ketika Sobat Pintar memutuskan untuk mengambil pinjaman di bawah usia 30 tahun. Jangka waktu cicilan yang bisa Sobat Pintar dapatkan bisa selama 25 tahun atau 30 tahun ke depan. Berbeda dengan, tentu saja, bagi mereka yang berusia di atas 30 tahun, waktu yang diperbolehkan untuk mencicil rumah adalah antara 10-15 tahun.
Peningkatan Harga Rumah Dibanding Gaji Pegawai
Keberadaan suatu tempat tinggal atau hunian sebenarnya merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Namun, harga properti yang cukup mahal dan terus naik dari tahun ke tahun sehingga menyulitkan sebagian orang untuk membeli rumah.
Riset Lifepal.co.id terhadap data yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa jumlah tunawisma di masa mendatang akan meningkat. Sebab, meski rata-rata persentase kenaikan gaji karyawan tiap tahun lebih tinggi dari persentase kenaikan harga rumah, nilai rumah tentu jauh lebih tinggi dari gaji bulanan karyawan.
Menurut data yang dipublikasikan BPS tahun 2019, permintaan properti terbesar berasal dari masyarakat kelas menengah ke atas. Hal ini terlihat dari ketersediaan penduduk dengan pendidikan tinggi dan status ekonomi yang sejahtera dalam menabung.
Harga rumah sedang tinggi dan akan terus naik. Bahkan di era pandemi, harga rumah terus meningkat, hal ini tercermin dari pergerakan Indeks Harga Properti (IHPR) yang dicanangkan oleh Bank Indonesia (BI). Sejak 2017 hingga 2020, kenaikan gaji bersih karyawan di Indonesia mencapai rata-rata 4,53%. Sedangkan kenaikan IHPR terus meningkat setiap tahunnya, dengan nilai rata-rata 3,22%.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun gaji karyawan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, harga rumah juga mengalami hal yang sama. Selain itu, perlu dicatat bahwa harga dasar sebuah rumah bisa mencapai 100 atau bahkan 1.000 kali gaji bulanan seorang karyawan. Oleh karena itu, meskipun pinjaman ekuitas rumah (KPR) dianggap sebagai solusi untuk memperoleh rumah. Namun, memiliki penghasilan yang cukup belum tentu mampu membayar rumah dengan KPR. Ini adalah tips memilih KPR rumah yang cukup krusial.
Pahami Dahulu Apakah Anda Layak
Tips memilih KPR rumah yang terpenting adalah untuk mengetahui terlebih dahulu jika Sobat Pintar sebenarnya layak mendapatkan cicilan rumah. Bank atau lembaga kredit bisa memberi Sobat Pintar nilai bagus karena ketepatan pembayaran cicilan. Namun, perlu diketahui secara matang apakah Sobat Pintar memang layak untuk mencicil rumah tersebut. Lakukan ini dengan mengetahui rasio hutang Sobat Pintar terhadap aset Sobat Pintar sendiri. Nilai debt/asset ratio menunjukkan seberapa besar aset Sobat Pintar dibiayai dari hutang.
Untuk menghitungnya, bagilah total hutang dengan total aset. Nilai ideal rasio tersebut di bawah 50%. Jika nilainya lebih dari 50%, ini tSobat Pintarnya nilai hutang Sobat Pintar telah melebihi nilai aset Sobat Pintar. Tentu saja, ini jelas menunjukkan kesehatan finansial yang buruk. Perbaiki laporan ini terlebih dahulu sebelum mengajukan hipotek.
Jangan Berhutang Jika Tidak Ada Dana Darurat
Simpan dana darurat Sobat Pintar sebelum memilih KPR rumah. Ketersediaan dana darurat yang ideal adalah tiga sampai enam pengeluaran bulanan. Semakin banyak tanggungan yang Sobat Pintar miliki atau semakin besar risiko pekerjaan Sobat Pintar, semakin besar pula kebutuhan kita akan dana darurat.
Investasikan Dana Untuk DP Rumah
Sobat Pintar tahu sebelumnya kapan Sobat Pintar akan membeli rumah dan membayar uang muka (DP). Sobat Pintar juga mengetahui biaya yang akan Sobat Pintar keluarkan dan mengalokasikan uang secara teratur dalam instrumen investasi. Jika memang benar pembelian rumah ditargetkan dalam satu hingga tiga tahun ke depan, maka simpan dana untuk menghemat pembelian rumah pada instrumen investasi fixed-return berisiko rendah. Hindari menempatkan dana dalam instrumen dengan imbal hasil tinggi dan berisiko tinggi, karena periode tabungan Sobat Pintar cenderung pendek. Risiko pasar yang muncul dalam waktu dekat tentunya dapat mempengaruhi laba atas investasi Sobat Pintar. Jadikan tips memilih KPR rumah yang satu ini sebagai pertimbangan ya, Sobat Pintar.
Anda dan Keluarga Juga Harus Tetap Terlindungi
Risiko kematian bisa menimpa siapa saja, termasuk Sobat Pintar yang membayar rumah dengan mencicil. Tidaklah bijaksana untuk meninggalkan warisan dalam bentuk hutang kepada orang yang dicintai. Oleh karena itu, mereka yang memiliki hutang harus dilindungi dengan asuransi jiwa.
Setiap KPR umumnya dilengkapi dengan iuran asuransi jiwa untuk memitigasi risiko kematian debitur. Namun apa jadinya jika seseorang tidak hanya memiliki hutang hipotek, tetapi juga hutang cicilan mobil, kartu kredit dan sebagainya. Manfaat asuransi jiwa tidak hanya berguna untuk melunasi hutang yang diwariskan dari debitur. Namun bisa juga bermanfaat untuk biaya hidup keluarga yang ditinggalkan.
Pilih asuransi dengan nilai pertanggungan yang dapat menutupi batas kredit Sobat Pintar. Atau pilih salah satu yang memberikan nilai pertanggungan setidaknya dua kali lipat dari total hutang yang kita miliki.
Jangan Terburu-buru Saat Melunaskan Hutang
Ini bukanlah tips memilih KPR rumah, namun bisa dijadikan tip finansial juga. Jika Sobat Pintar berencana untuk mengajukan KPR dari bank konvensional, perlu diketahui bahwa akan ada biaya penalti pelunasan lebih awal. Melunasi suku bunga utang di awal waktu tidak hanya memaksa Sobat Pintar untuk meminjam lebih banyak uang. Tapi itu juga bisa membuat Sobat Pintar kekurangan likuiditas atau aset lancar.
Pahami, dalam kesehatan keuangan, jumlah ideal aset lancar adalah 15% hingga 20% dari total kekayaan bersih. Tentunya, keberadaan rumah baru akan menambah nilai aset Sobat Pintar, yang akan mempengaruhi nilai kekayaan bersih (total aset – total hutang). Semakin tinggi kekayaan bersih Sobat Pintar, semakin tinggi aset Sobat Pintar saat ini.
Itulah berbagai tips yang bisa diperhatikan untuk memilih KPR rumah!