Pascapandemi covid-19, kini dihantui kemunculan penyakit hepatitis akut yang menyerang anak-anak. Baru-baru ini, penyakit hepatitis menyerang pada anak-anak usia 0-16 tahun. Hepatitis akut berbeda dari hepatitis kronis, di mana hepatitis akut menyerang lebih cepat.
Fenomena hepatitis akut pada anak menjadi perbincangan di dunia kesehatan karena penyebabnya belum diketahui oleh WHO. Penyakit tersebut menyerang secara tiba-tiba dan menjadi misterius.
Apa Itu Hepatitis Akut?
Hepatitis akut adalah penyakit radang hati yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini dalam bahasa Yunani disebut hepar, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut liver.
Hati merupakan organ pencernaan paling besar di dalam tubuh manusia. Fungsi hati memproduksi cairan empedu untuk proses pencernaan makanan. Hati akan mengolah makanan dan minuman yang masuk ke dalam sistem pencernaan.
Pengolahan tersebut akan membuat protein, karbohidrat, dan lemak di dalam makanan atau minuman menjadi energi atau zat yang diperlukan tubuh. Hati juga berfungsi menyimpan cadangan energi dalam bentuk glikogen.
Fungsinya yang sangat penting tersebut membuat hati berperan penting dalam proses pencernaan tubuh. Lalu bagaimana jika virus hepatitis menyerang hati?
Apabila hati terserang virus hepatitis maka sel-sel di dalam hati juga ikut terinfeksi dan menimbulkan peradangan.
Penyakit hepatitis umumnya terdiri dari dua jenis, yaitu akut dan kronis. keduanya dibedakan berdasarkan durasi peradangan yang dialami oleh hati.
Jika terjadi kurang dari enam bulan, maka hepatitis yang diderita termasuk ke dalam penyakit hepatitis akut. Sebaliknya, Jika diderita selama lebih dari enam bulan, disebutnya hepatitis kronis.
Penyebab Hepatitis Akut
Centers for Disease Control and Prevention atau CDC, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat membagi peradangan hati atau penyakit hepatitis menjadi tiga, yaitu Hepatitis A, B, C, D, dan E.
CDC menyebutkan bahwa jenis hepatitis tersebut merupakan penyebab hepatitis akut. Meskipun tingkat keparahannya berbeda tetapi penyebabnya ialah dari virus hepatitis.
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Di antara jenis hepatitis lainnya, hepatitis jenis inilah merupakan hepatitis yang paling ringan dan lebih cepat membaik. Kematian atas penyakit ini jarang ditemukan, meskipun kemungkinannya ada.
Penderita hepatitis A cukup ringan dan tidak memerlukan penanganan medis yang intens. Penyakit ini bisa sembuh dengan bantuan penguatan sistem imun dan istirahat yang cukup.
Hepatitis B cukup berbahaya dan penyebarannya hampir sama dengan HIV. Virus dapat menular melalui hubungan intim, penggunaan jarum suntik, dan bahkan penularan ibu kepada bayinya dalam proses persalinan.
Pengobatan untuk penderita hepatitis B harus melalui pemeriksaan medis secara turin. Hal ini untuk melihat apakah virus menyebar ke organ lainnya atau tidak. Penyembuhan juga membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahun.
Hepatitis C dapat menular dari kontak jarum atau darah yang terkontaminasi dengan virus hepatitis C. Penyembuhan untuk penderita perlu adanya terapi obat antiviral.
Hepatitis D merupakan risiko yang ditimbulkan apabila sudah terinfeksi hepatitis B. Jadi, penderita hepatitis B bisa semakin parah dan berisiko mengalami hepatitis D.
Penyembuhan untuk penderita penyakit hepatitis D dengan obat alpha interferon. Obat tersebut juga memiliki efek samping parah, sehingga tidak bisa dikombinasikan dengan penderita autoimun atau masalah mental.
Hepatitis E disebabkan oleh virus Hepatitis E (HEV), yaitu air yang terpapar oleh virus HEV. Biasanya timbul dari lingkungan dengan tingkat sanitasi yang buruk. Hepatitis E inilah salah satu hepatitis akut yang menjadi fenomena sekarang ini.
Penyembuhannya melalui terapi medis spesifik dan dukungan kekebalan tubuh. Penderita penyakit ini harus mendapatkan gizi yang baik dan istirahat yang cukup.
Bisa juga hepatitis akut menular melalui lingkungan atau air yang tidak bersih atau terkontaminasi virus HEV. Selain di luar negeri, fenomena hepatitis akut di Indonesia juga menjadi perbincangan dunia kesehatan.
Baca Juga: Manfaat Air Lemon yang Baik Bagi Kesehatan Tubuh, Apa Saja?
Gejala Hepatitis Akut
Penderita hepatitis akut akan mengalami gejala awal, seperti demam, lemas, mual, muntah, urin menjadi gelap, dan tinja pucat. Gejala fisik yang bisa terlihat, yaitu mata dan kulit kuning.
Gejala tersebut juga terjadi kepada penderita anak-anak yang disertai diare. Apabila Anda atau anak Anda mulai memperlihatkan gejala tersebut, sebaiknya periksakan ke dokter.
Apabila mengalami gatal-gatal pada kulit, hal tersebut bisa terjadi penyakit kuning berlanjut. Fenomena ini menjadi kewaspadaan karena penularannya pun cepat sehingga perlu tindakan yang cepat pula.
Pada 5 April 2022 di Inggris Raya ditemukan 10 kasus pada anak-anak usia 11 bulan sampai 5 tahun. Gejala paling menonjol dari penyakit ini adalah kulit dan mata yang menguning.
Setelah pengecekan di laboratorium, kesepuluh anak tersebut, di dalam darahnya memiliki enzim hati yang sangat tinggi. Artinya, memiliki tanda peradangan atau kerusakan hati, tetapi beberapa memiliki hasil negatif terhadap penyakit hepatitis A, B, C, D, atau E.
Dari kejanggalan ini, World Health Organization (WHO) akhirnya memutuskan bahwa hepatitis akut belum diketahui penyebabnya. Hal ini secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Fenomena Hepatitis Akut
Kasus hepatitis ini rupanya menyebar di berbagai negara lainnya sepanjang bulan April dan Mei. Dimulai dari Inggris Raya, kemudian Spanyol, Israel, Amerika Serikat, Denmark, Belanda, Italia, Prancis, Indonesia, Jepang, Kanada, dan negara lainnya. Total pada akhir bulan Mei 2022 mencapai angka 650 kasus.
Menurut WHO pada 27 Mei 2022 sebanyak 38 anak membutuhkan transplantasi hati dan 9 anak meninggal. 75% dari kasus yang terjadi tersebut menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Kasus hepatitis akut Indonesia sampai tanggal 31 Mei 2022 dilaporkan sudah ada 20 kasus. Tersebar di 15 provinsi, yaitu Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril. Kasus hepatitis akut di Jakarta menjadi angka yang paling banyak.
Kesimpulan
Pada dasarnya, penyakit ini terjadi akibat virus tetapi tidak menutup kemungkinan disebabkan pula karena faktor lain, seperti terlalu banyak mengonsumsi alkohol, gangguan sistem imun, obesitas, atau pola makan yang tidak sehat.
Agar terhindar dari penyakit ini, Anda perlu mengetahui bagaimana penyakit ini bisa menyebar. Secara umum, baik hepatitis A, B, C, dan E, ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus. Selain itu, penyebab lainnya juga bisa berasal dari feses orang penderita penyakit hepatitis, hubungan seksual, kontak dengan cairan tubuh seseorang, dan kontak darah.
Maka dari itu, menghadapi ancaman hepatitis akut, Anda harus memperhatikan pola hidup bersih dan sehat. Anda juga perlu menjaga jarak dan protokol kesehatan dan tidak menggunakan alat-alat makan bersamaan dengan orang lain. Hindari pula menggunakan jarum suntik yang tidak steril.
Baca Juga: 6 Cara Mudah Menerapkan Cara Hidup Sehat
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.