Saat membangun bisnis di bidang apapun, tentu dibutuhkan modal agar bisnis dapat berjalan lancar. Ada dua jenis modal yaitu modal awal (initial capital) dan modal akhir (final capital). Bukan hanya mempersiapkan modal awal, tapi juga penting sekali untuk tahu cara menghitung modal akhir. Perhitungan dari modal akhir memang penting sebagai salah satu aspek dalam pembukuan keuangan bisnis. Nantinya perhitungan modal akhir berguna untuk mengetahui perkembangan bisnis.
Baca juga: Contoh Laporan Keuangan Untuk Investor, Kenapa Penting?
Cara Menghitung Modal Akhir dan Komponennya
Modal akhir merupakan sejumlah dana yang dimiliki oleh bisnis di akhir periode akuntansi atau fiskal. Cara menghitung modal akhir didapatkan dengan cara menghitung laba, rugi, dan prive. Setelah dilakukan perhitungan, maka pemilik usaha dapat mempergunakan sebagai modal awal periode bisnis berikutnya. Intinya, jika dari perhitungan diketahui bahwa bisnis mendapatkan laba, maka saldo modal awal bertambah. Tapi, apabila bisnis merugi, maka nilai saldo modal bisnis berkurang.
Komponen Perhitungan Modal Akhir
Sebelum mengetahui cara menghitung modal akhir, ketahui dulu apa saja komponen yang termasuk ke dalam perhitungan modal akhir. Apa saja komponen yang wajib dihitung dalam modal akhir? Begini penjelasannya!
Komponen modal akhir adalah sebagai berikut;
1. Modal Awal
Komponen yang pertama adalah modal awal. Sesuai namanya, modal awal adalah modal yang digunakan saat awal mula mendirikan bisnis. Modal awal yaitu sejumlah uang untuk produksi sebelum bisnis berjalan secara berkelanjutan.
Modal awal terdiri dari gabungan dari
- modal kerja untuk pembelian bahan baku
- modal operasional untuk keperluan operasional bisnis
- modal investasi untuk kebutuhan penunjang bisnis.
2. Laba atau Rugi
Komponen modal akhir selanjutnya adalah nilai laba atau rugi dari bisnis sesudah beroperasi. Pemilik bisnis dapat mengetahui nilainya dengan cara memperhitungkan selisih pendapatan dan pengeluaran.
Apabila nilainya lebih dari nol, berarti untung. Tapi, bila hasilnya kurang dari nol atau minus, artinya bisnis merugi.
3. Prive
Prive merupakan sejumlah penarikan modal atau aset oleh investor yaitu sejumlah modal awal yang ditanamkan. Penarikan bertujuan untuk kepentingan pribadi pemilik modal
Pemilik usaha dan pemilik modal (investor) mungkin saja pernah mempergunakan uang dari bisnis untuk kepentingan pribadi. Itulah yang disebut dengan prive.
Pada intinya, prive merupakan penarikan modal oleh pemilik usaha maupun oleh investor. Prive harus tetap dicatat dan tidak disepelekan, meskipun itu adalah milik sendiri.
Baca juga: Jenis dan Tujuan Laporan Keuangan
Cara Menghitung Modal Akhir Jika Diketahui Laba Atau Rugi
Cara menghitung modal akhir akan lebih mudah jika laporan keuangan lengkap. Pada umumnya cara menghitung modal akhir dapat dilakukan dengan cara yang berbeda. Perbedaan cara perhitungan itu diperoleh berdasarkan kondisi untung atau rugi perusahaan pada periode tertentu.
1. Jika Diketahui Laba;
Jika diketahui jumlah laba pada periode tertentu, maka cara menghitung modal akhir dapat menggunakan rumus berikut:
Modal akhir = Modal awal + (Laba – Prive)
Dalam rumus ini:
- ‘Modal Awal’: jumlah modal yang dimiliki oleh pemilik atau pemegang saham pada awal periode atau bisnis.
- ‘Laba’: adalah jumlah keuntungan yang diperoleh oleh bisnis selama periode tersebut. Laba ditambahkan ke modal awal karena itu akan meningkatkan jumlah modal yang tersedia.
- ‘Prive’: adalah penarikan uang atau aset pribadi oleh pemilik bisnis dari perusahaan. Ini adalah pengeluaran yang dibuat oleh pemilik untuk keperluan pribadi mereka dan biasanya tidak terkait langsung dengan operasi bisnis. Prive dikurangkan dari modal akhir karena itu mengurangi jumlah dana yang tersedia untuk operasi bisnis.
Dengan menggunakan rumus ini, Anda dapat menghitung modal akhir setelah memperhitungkan jumlah modal awal, jumlah laba, dan jumlah prive.
2. Jika Diketahui Rugi
Jika diketahui jumlah rugi dalam periode tertentu, maka Anda dapat menggunakan rumus berikut:
Modal Akhir = Modal Awal – Rugi – Prive
Pada rumus ini:
- ‘Modal Awal’: jumlah modal yang dimiliki oleh pemilik atau pemegang saham pada awal periode atau bisnis.
- ‘Rugi’: jumlah kerugian yang dialami bisnis selama periode tersebut. Rugi dikurangkan dari modal awal karena itu akan mengurangi jumlah modal yang tersedia.
- ‘Prive’: penarikan uang atau aset pribadi oleh pemilik bisnis dari perusahaan. Ini adalah pengeluaran yang dibuat oleh pemilik untuk keperluan pribadi mereka dan biasanya tidak terkait langsung dengan operasi bisnis. Prive juga dikurangkan dari modal akhir karena itu mengurangi jumlah dana yang tersedia untuk operasi bisnis.
3. Jika Tidak Diketahui Laba/Rugi
Tapi, jika tidak diketahui laba atau rugi, rumusnya;
Modal Akhir = Modal Awal + Pendapatan Bersih – Pengeluaran Bersih – Prive
Dalam rumus ini;
- ‘Pendapatan Bersih’ menggantikan istilah ‘Laba’
- ‘Pengeluaran Bersih’ menggantikan ‘Rugi’
- Pendapatan dan pengeluaran bersih mencerminkan selisih antara semua pendapatan dan semua pengeluaran selama periode tertentu
- Jika pendapatan bersih bernilai positif (lebih besar dari pengeluaran bersih), maka nilai modal akhir meningkat.
- Jika pendapatan bersih bernilai negatif (lebih kecil dari pengeluaran bersih), maka nilai modal akhir berkurang.
- Prive tetap dikurangkan dari modal akhir karena merupakan penarikan pribadi oleh pemilik bisnis.
Jadi, meskipun tidak diketahui laba atau ruginya secara spesifik, pemilik bisnis masih bisa menghitung modal akhir dengan menghitung pendapatan bersih dan pengeluaran bersih untuk menggantikan komponen laba/rugi dalam rumus modal akhir.
Selain cara menghitung modal akhir, ada lagi yang penting dipahami yaitu laporan perubahan modal dan laporan perubahan ekuitas.
Baca juga: Cara Membuat Laporan Keuangan Perusahaan dengan Mudah
Laporan Perubahan Modal dan Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menyajikan rincian tentang perubahan modal pemilik selama periode akuntansi tertentu, seperti satu tahun buku. Laporan ini mencakup komponen-komponen; keuntungan bersih, kerugian bersih, kontribusi pemilik, penarikan pemilik, dan perubahan lain dalam modal pemilik.
Adanya laporan perubahan modal adalah untuk menunjukkan tentang bagaimana modal pemilik telah berubah selama periode tersebut.
Dalam konteks laporan keuangan perusahaan, istilah laporan perubahan modal dan laporan perubahan ekuitas sering disebut secara bergantian.
Istilah Laporan Perubahan Modal lebih umum digunakan di beberapa negara, khususnya yang mengikuti standar akuntansi seperti Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) di Amerika Serikat.
Sementara itu, istilah Laporan Perubahan Ekuitas digunakan di negara-negara lain atau oleh perusahaan yang mengikuti standar akuntansi yang berbeda, seperti International Financial Reporting Standards (IFRS).
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech berizin dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.