Apa itu cash flow? Cash Flow adalah salah satu laporan keuangan yang penting dalam kegiatan bisnis. Laporan ini berfungsi untuk melacak setiap pemasukan dan pengeluaran perusahaan.
Baca Juga: Dompetmu Sering Bocor? Saatnya Atur Cash Flow Dengan Efektif
Apa itu Cash Flow?
Cash flow merupakan nama lain dari laporan arus kas. Laporan arus kas adalah laporan keuangan untuk merekap setiap pemasukan serta pengeluaran sampai menghasilkan analisa keuangan apakah mengalami penurunan maupun kenaikan.
Aspek utama dari cash flow yakni uang yang masuk serta keluar. Uang yang masuk biasa disebut cash inflow serta uang yang keluar disebut cash outflow.
Uang masuk maupun sumber pendapatan bisa didapatkan dari banyak cara, misalnya laba usaha, hasil investasi, passive income, serta cara lain. Kemudian uang yang keluar maupun pengeluaran digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya untuk memenuhi kebutuhan pokok, membayar pajak, menggaji karyawan dan cicilan pinjaman.
Jika besaran uang masuk atau pemasukan lebih besar, laporan keuangan menghasilkan arus kas positif. Sebaliknya, apabila pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatan, dapat dipastikan arus kas negatif.
Cash Flow Quadrant
Robert T. Kiyosaki menjadi orang yang pertama kali memperkenalkan istilah cashflow quadrant. Dia menulis buku cashflow quadrant serta menjadi sangat terkenal di berbagai negara dengan konsep di dalamnya yang mengeksplorasi tentang profesi serta keuangan yang dianggap mencerminkan realita yang ada di lingkungan masyarakat.
Tujuan sederhananya dari buku ini adalah untuk membantu setiap individu dalam meraih kebebasan finansial. Dengan terwujudnya kebebasan finansial, maka seseorang memiliki kebebasan waktu dan juga utang yang bisa menghancurkan, serta mampu memiliki bisnis yang mampu mendatangkan profit yang besar.
Maka dari itu, sederhananya cashflow quadrant merupakan suatu diagram yang menggambarkan cara setiap individu di dalam mendapatkan penghasilan. Cashflow quadrant ini kemudian mempunyai berbagai macam cara dalam mengelola keuangan, termasuk didalamnya cara mengelola utang serta aset setiap individu.
Jenis Cash Flow Quadrant
Kuadran E (Employee)
Quadrant E atau disebut quadrant employee, dalam bahasa Indonesianya merupakan kuadran karyawan cenderung memilih keamanan serta kenyamanan dalam mendapatkan penghasilan yakni dengan bekerja serta memperoleh gaji tetap perbulannya.
Dengan memutuskan menjadi seorang pegawai atau karyawan, serta mampu memenuhi berbagai persyaratan serta kualifikasi yang ditetapkan suatu perusahaan, maka pekerjaan tersebut akan menempatkan seseorang dalam taraf kenyamanan finansial sebagaimana yang sebelumnya sudah diinginkan.
Golongan pada kuadran yang berada di dalam cashflow quadrant E biasanya rela menukar semua waktu yang dimilikinya untuk bekerja, atau 60% waktu yang dipunya untuk bekerja serta 40% sisanya untuk diri sendiri. Apabila mereka yang berada di dalam jenis ini tidak bekerja, maka tidak bisa memperoleh penghasilan.
Dengan memiliki jenjang karir yang jelas, harapannya mereka dapat memiliki taraf kehidupan yang jauh lebih layak. Mereka yang berada pada cashflow quadrant E ini merupakan para karyawan yang menginginkan rasa nyaman karena mereka sudah dipastikan memiliki penghasilan ataupun gaji yang tetap setiap bulan.
Quadrant S (Self-Employee Business)
Jenis selanjutnya adalah Quadrant S atau biasa disebut self-employed business. Dalam kuadran ini, S memiliki arti pada mereka kerjakan serta mengerjakan jenis usahanya sendiri. Salah satu contoh sederhana dari quadrant S yakni para agen asuransi, arsitek, desainer, serta dokter.
Jenis pekerjaan itu cenderung mempunyai bentuk pengelolaan bisnis sendiri serta tidak tidak dapat terlepas dari bisnis tersebut dengan instan. Mereka yang ada pada jenis quadrant ini pun pastinya membutuhkan kerja keras serta juga ide usaha dari pemilik pemilik bisnis.
Hampir sama dengan cashflow quadrant E yang telah dibahas di atas, untuk dapat mendapatkan keuangannya, mereka harus rela menukar waktunya untuk bekerja.
Jika orang lain masih mempunyai waktu istirahat setelah jam kerja atau jam kantornya selesai, maka mereka yang ada pada cashflow quadrant S tetap harus mengelola bisnisnya sendiri, serta hal itulah yang membuat mereka harus bekerja lebih keras.
Kuadran B (Big Business)
Kategori selanjutnya adalah pengusaha. Tingkat keseriusan dari para pebisnis pada jenis self-employed business kemudian akan terus meningkat serta membawa mereka pada level quadrant B/big business. Mereka yang ada dalam jenis big business adalah para pebisnis dari perusahaan besar yang didalamnya mempunyai 500 lebih karyawan.
Para pebisnis ini kemudian akan bisa lebih berkembang apabila mereka berniat yang kuat untuk dapat bekerja keras serta merintis bisnisnya sendiri dari nol.
Mereka juga kemudian akan cenderung dapat mengelola sumber daya yang ada di dalam perusahaan, seperti bahan atau barang perusahaan, sampai sumber daya manusia atau SDM yang terdapat di dalamnya.
Quadrant I (Investor)
Jenis quadrant terakhir yang ada dalam cashflow quadrant yakni quadrant I atau investor. Golongan yang ada pada quadrant I ini mempunyai level yang lebih tinggi dibandingkan tiga jenis quadrant sebelumnya. mereka yang berada pada jenis quadrant ini telah mencapai kebebasan finansial serta juga kebebasan waktu.
Mereka yang ada berada pada quadrant ini juga pada umumnya mendapatkan penghasilannya dari hasil investasi yang telah mereka lakukan.
Hampir sama dengan quadrant B, mereka yang ada pada quadrant I juga tidak akan terjun langsung pada aktivitas perusahaan tempatnya menanamkan investasi. Mereka yang telah berada pada quadrant B akan cenderung berusaha keras supaya bisa masuk pada quadrant I dikarenakan nilai penghasilan yang diperoleh pada quadrant I yang jauh lebih besar.
Baca juga: Jenis dan Tujuan Laporan Keuangan
Cash Flow Statement
Laporan Arus Kas merupakan laporan keuangan yang memberikan data mengenai penerimaan Kas perusahaan dari operasional serta investasi bisnis dan pengeluaran kas perusahaan dari pembayaran operasional serta investasi bisnis.
Laporan ini menunjukkan semua transaksi dalam bisnis yang menerima serta mengeluarkan kas. Laporan Arus Kas dianggap sebagai laporan keuangan yang begitu penting dikarenakan menyediakan penghasilan Kas dari tiga aktivitas utama, yakni: operasional, investasi, serta pendanaan. Total Arus Kas dari ketiga aktivitas ini disebut Arus Kas Bersih (Net Cash Flow).
Penyusunan laporan arus kas ini bisa dilakukan dengan 2 metode. Bisa dengan metode langsung maupun tidak langsung. Keduanya tentu punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pastinya, perusahaan bisa memilih diantara keduanya dengan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Cara menyusun cash flow statement
Berikut adalah beberapa cara menyusun laporan cash flow:
Menyusun Laporan Cash Flow Dengan Metode Tidak Langsung
Dalam penyusunan laporan arus kas bisa dilakukan dengan metode tidak langsung. Berikut langkah-langkah membuat laporan arus kas memakai metode tidak langsung :
- Persiapkan Laporan Laba Rugi
- Persiapkan Laporan Neraca
- Sesuaikan Laba bersih yang Dilihat dari Laporan Laba/Rugi
- Koreksi Pengaruh dari Transaksi bukan Kas
- Susun Laporan Arus Kas
Menyusun Laporan Cash Flow Dengan Metode Langsung
Selain menggunakan metode tidak langsung, membuat laporan cash flow juga bisa dilakukan dengan metode langsung. Bedanya dengan metode tidak langsung yakni sumber datanya. Metode langsung ini memakai sumber data dari buku kas bank serta buku kas kecil. Berikut bagaimana langkah-langkah membuat laporan cashflow memakai metode langsung :
- Memeriksa silang
- Mengeliminasi silang
- Mengklasifikasi semua jenis pengeluaran dan pemasukan dalam laporan arus kas
- Menyusun Laporan Arus Kas
Itulah informasi mengenai apa itu cash flow. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Tips Mengatur Keuangan Saat Masa Pandemi!
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.