Pandemi yang sampai saat ini belum berakhir membuat pemerintah pada akhirnya mengeluarkan peraturan untuk pemberian vaksin anak. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperkecil penularan virus Covid-19 di tengah kehidupan masyarakat dan belum lama ini program vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun mulai dilakukan.
Akan tetapi perlu sebelum mengikutsertakan anak untuk vaksin, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah syarat dan ketentuan pemberian vaksin itu sendiri. Pasalnya terdapat efek samping yang akan terasa di tubuh ketika vaksin mulai masuk. Tapi tak apa karena inilah cara kerjanya untuk membentuk antibodi yang lebih kuat.
Tepat pada tanggal 17 Desember 2021 kemarin IDAI secara resmi merekomendasikan pemberian vaksin anak untuk Covid-19. Dengan catatan anak memenuhi kondisi yang disarankan oleh dokter. Adapun berikut adalah penjelasan mengenai syarat pemberian vaksin Covid-19 untuk anak yang wajib diketahui. Simak sampai akhir.
Baca juga: Cara Mengetahui Lokasi Vaksin Covid-19 Terdekat
Syarat Pemberian Vaksin Anak 6 Tahun
1. Dosis Dan Rentang Waktu Vaksinasi Anak
Untuk setiap pemberian vaksin yang dilakukan oleh tenaga medis membutuhkan perhitungan yang matang. Terutama pada bagian dosis dan rentang waktu pemberian vaksin. Pada vaksin anak usia 6 tahun sendiri akan diberikan vaksin Coronovac yang diproduksi Sinovac.
Vaksin ini akan diberikan secara intramuscular dengan dosis 0,5 ml sebanyak 2 kali. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dengan dosis kedua adalah 4 minggu atau sekitar 1 bulan. Jadi diharapkan dengan jarak ini tubuh anak sudah mampu memproduksi antibodi yang lebih kuat.
2. Anak Long Covid-19
Anak Long Covid-19 merupakan kondisi dimana seorang anak telah sembuh dari paparan Covid-19. Untuk anak yang mengalami Covid-19 dengan derajat berat atau disebut MIS-C (Multi System Inflammotory Syndrme in Children maka akan diberikan vaksinasi setelah 3 bulan penundaan.
Sementara apabila kondisinya hanya menderita Covid-19 derajat ringan maka vaksin anak akan diberikan setelah 1 bulan penundaan. Artinya anak baru akan divaksin setelah ditunda 1 bulan lamanya.
3. Imunisasi Kejar
Imunisasi Kejar merupakan kegiatan pemberian imunisasi kepada anak dan bayi yang belum pernah menerima dosis vaksin sesuai usia yang ditentukan. Biasanya jadwal pemberian vaksin ini sudah ditentukan oleh tenaga medis, jadi orang-orang hanya perlu mengikutinya.
Adanya program Imunisasi Kejar sendiri dilakukan untuk mencegah kejadian di luar perkiraan. Selain itu imunisasi ini dapat meningkatkan cakupan imun Covid-19 pada anak. Dengan begitu vaksinasi Covid-19 akan lebih mudah dilakukan. Adapun pemberian vaksin lain dengan vaksin Covid-19 adalah minimal 2 minggu atau 14 hari
4. Anak Yang Mempunyai Penyakit Komorbid
Tidak semua anak mempunyai tingkat kesehatan yang baik, ada yang mempunyai penyakit bawaan dari lahir ada pula yang terinfeksi sebelum di vaksinasi. Nah, pada vaksin anak yang mempunyai penyakit komorbid tetap diperbolehkan. Hal ini dilakukan penyakit ini termasuk penyerta seperti kronis yang stabil.
Akan tetapi anak-anak dapat diberikan imunisasi setelah memperoleh rekomendasi dari dokter yang merawatnya. Bahkan IDAI atau Ikatan Dokter Anak Indonesia juga sudah memberikan pengertian terkait syarat yang satu ini.
5. Anak Berkebutuhan Khusus
Kondisi yang sering dipertanyakan berikutnya adalah berkebutuhan khusus. Kondisi ini membutuhkan perhatian lebih dalam pemberian vaksin anak Covid-19. Namun meskipun demikian kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan, malahan anak yang berkebutuhan khusus, mengalami gangguan perkembangan dan perilaku perlu mendapatkan vaksinasi.
7. Kontraindikasi
Sementara itu ada satu syarat yang menyebutkan bahwa anak tidak diperbolehkan untuk divaksin. Adapun Kontraindikasi atau kondisi yang tidak boleh divaksin adalah sebagai berikut.
- Sedang menjalani pengobatan imunosupresan atau sitostatika berat
- Memiliki penyakit Sindrom Guillain-Bare
- Mielitis Transversa
- Terdapat reaksi anafilaksis pada pemberian vaksin sebelumnya
- Asute demyelinating encephalomyelitis
8. Imunisasi Untuk Anak Yang Mempunyai Penyakit Kanker
Syarat yang terakhir adalah imunisasi untuk anak yang mempunyai penyakit kanker namun dalam fase pemeliharaan dengan defisiensi imun primer. Kondisi ini mengharuskan orangtua untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang menangani. Vaksin akan diberikan apabila kondisi sudah membaik atau sembuh, namun tetap harus dengan izin dokter.
Baca juga: Seputar Vaksin Covid-19 : Fungsi dan Manfaatnya
Syarat Pemberian Vaksin Anak 12-17 Tahun
1. Dosis Pemberian Vaksin
Untuk vaksin anak usia 12-17 tahun akan diberikan dosis sebanyak 3 ug (0,5 ml). Penyuntikan vaksin ini menggunakan intramuscular tepat di otot detoid bagian lengan atas. Diberikan 2 kali vaksin dengan rentang jarak 1 bulan. Vaksin ini tidak diperbolehkan untuk anak usia 3 sampai 11 tahun karena tidak sesuai dengan dosisnya.
2. Kontradiksi Vaksin
Sementara pada kontradiksi vaksin anak juga dijelaskan oleh pihak IDAI. Dengan catatan sebagai berikut.
- Tengah menjalani pengobatan imunosupresan atau sitostatika berat
- Mempunyai penyakit bawaan seperti Sindrom Gullian Barre, Acute Demylinating Encephalomyletis dan Mielitis Tranversa
- Mempunyai penyakit kronik atau kelainan kongenital yang tak bisa dikendalikan
- Hipertensi yang tidak terkendali atau parah
- Tengah mengandung
- Baru sembuh dari Covid-19 kurang dari 3 bulan
- Mempunyai penyakit kanker dan tengah menjalani proses kemoterapi atau radioterapi
- Mempunyai penyakit diabetes mellitus yang tidak terkendali
- Selesai diimunisasi vaksin lain kurang dari 1 bulan atau 30 hari
- Kenaikan suhu tubuh mencapai 35,7 derajat celcius atau bahkan lebih.
Selain syarat vaksin anak usia 12 sampai 17 tahun diatas yang harus diperhatikan ternyata masih ada beberapa hal penting yang wajib diketahui. Pasalnya dalam proses pembentukan antibodi baru seseorang yang baru saja menjalani vaksin akan mengalami beberapa efek samping. Meskipun efeknya termasuk sementara dan ringan namun tetap wajib diperhatikan.
3. Efek Samping Pasca Vaksin
Pada pemberian vaksin anak usia 12 sampai 17 tahun akan terjadi efek samping yang dirasakan. Bahkan seluruh tubuh akan mengalaminya. Jadi sekalipun proses penyuntikan hanya dilakukan pada lengan atau tangan saja namun siapapun pasca vaksin akan tetap mengalami beberapa hal.
Seperti sakit kepala, menggigil, deman, mual, nyeri otot, bahkan merasa kelelahan. Untuk masalah ini tidak perlu khawatir karena sifatnya hanya sementara dan tidak berbahaya apabila anak sehat. Permasalahan yang terjadi memang efek dari pembentukan antibodi yang dilakukan oleh vaksin itu sendiri.
Untuk mengatasinya bisa diberikan obat penurun demam dan obat sakit kepala. Dengan begitu efek ini bisa dikurangi bahkan hilang setelah mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Jadi tidak perlu merasa khawatir berlebihan.
4. Penyuntikan Vaksin
Pada proses penyuntikan vaksin dilakukan pada bagian tangan baik itu di sebelah kanan maupun kiri. Biasanya setelah disuntik tangan akan merasakan efek samping berupa nyeri, muncul kemerahan, bahkan bengkak. Untuk mengatasinya bisa dilakukan pengompresan guna mengurangi rasa sakit yang diakibatkan oleh penyuntikan vaksin.
Di beberapa orangtua akan takut jika terjadi apa-apa pada anak, pasalnya melihat efek samping secara langsung. Padahal munculnya efek samping ini menandakan bahwa vaksin bekerja dalam pembentukan imun untuk mencegah Covid-19.
Baca juga: Pendaftaran Vaksin Covid Anti Antri dan Ribet!
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.