Sobat Pintar!
Pandemi covid-19 membuat masyarakat menyadari pentingnya mengatur keuangan. Masyarakat mulai memahami pentingnya persiapan dana darurat guna menghadapi krisis ini.
“Positifnya, masyarakat dibangunkan dari zona nyaman, yang sebetulnya zona nyaman ini tidak ada. Mereka seolah hidup aman padahal faktanya ketika pandemi hadir di kehidupan kita jadi ambyar semuanya,” ujar Perencana Keuangan dari Finansialku Rista Zwestika Reni, dalam Dialog Jaga Kebugaran Keuangan di Masa Pandemi, Rabu (30/6).
Oleh sebab itu, ia mendorong masyarakat untuk mengatur ulang keuangan. Menurutnya, ada empat langkah menata keuangan.
Pertama, susun arus keuangan berdasarkan skala prioritas. Urutannya adalah dana untuk memenuhi kewajiban, kebutuhan, dan keinginan.
“Jadi, pertama ketika pendapatan masuk ke rekening kita, yang pertama adalah harus diatur cash flow-nya (arus kas). Artinya, ketika ada pendapatan harus dibuat sistem budgeting (anggaran) berdasarkan skala prioritas, kewajiban, kebutuhan, dan keinginan, jangan sampai kebalik,” tuturnya.
Kedua, persiapan dana darurat. Besarannya, kata dia, berbeda untuk masyarakat yang belum berkeluarga, berkeluarga tapi belum punya anak, dan sudah memiliki anak.
Untuk masyarakat yang belum berkeluarga, idealnya besaran dana darurat enam kali pengeluaran atau pendapatan bulanan.
“Kalau berumah tangga dan belum punya anak itu sembilan kali, boleh dari pendapatan atau pengeluarannya, senyamannya saja. Kalau sudah rumah tangga dan punya putra putri, 12 kali dari pengeluaran atau pendapatan bulanan,” imbuhnya.
Ketiga, mengatur utang produktif dan konsumtif. Idealnya, besaran utang konsumtif dan produktif tidak lebih dari 30 persen-35 persen dari pendapatan.
“Rata-rata ketika orang punya pendapatan besar ketika mau ambil cicilan, ah gampang pendapatan aku besar, aku bisa bayar. Eh, ternyata terjadi risiko artinya ini tidak dipikirkan masak-masak,” katanya.
Keempat, setelah fondasi dasar itu terpenuhi maka masyarakat bisa mengalokasikan dananya untuk investasi. Menurutnya, masyarakat masih bisa melanjutkan investasi di tengah pandemi, asal yang bersangkutan sejak awal sudah rutin mengalokasikan dana investasi.
“Tapi, kalau sekarang pendapatan berkurang atau kehilangan pendapatannya, coba diatur lagi struktur keuangannya, di-list lagi pengeluaran, yang tidak terlalu penting bisa kita hilangkan dan masukkan ke pos penting seperti dana darurat,” imbuhnya.
Sementara, ia menyarankan sebelum mulai investasi masyarakat menentukan dulu tujuan investasi. Selanjutnya, menetapkan target investasi yang ingin dicapai.
“Berapa goal investasi yang akan kita capai, perencanaan keuangan itu seperti map dan alat kendaraannya adalah investasi, jadi tentukan dulu target investasinya, mau Rp100 juta, Rp200 juta, atau seterusnya,” ujarnya.
Berikutnya, calon investor harus memiliki proyeksi jangka waktu investasi, baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Tak lupa, investor harus mengenali kemampuan masing-masing dalam menghadapi risiko, baik menghindari risiko (konservatif), moderat, atau agresif. Pasalnya, kedua hal tersebut akan menentukan instrumen investasi yang tepat.
“Kemudian, berapa dana yang bisa kita sisihkan setiap bulan agar bisa mencapai tujuan investasi kita. Jangan lupa, untuk melakukan review penempatan dana investasi secara rutin,” tuturnya.
Artikel ini disadur dari artikel yang telah tayang di CNN Indonesia dengan judul “Tips Atur Ulang Keuangan Saat Pandemi Covid-19” selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210630180911-78-661475/tips-atur-ulang-keuangan-saat-pandemi-covid-19.