Dewasa ini, investasi merupakan salah satu cara yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk memperoleh keuntungan. Investasi merupakan langkah penanaman modal pada suatu perusahaan ataupun proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. berikut penjelesan mengenai Risk Averse
Baca juga: Melihat Peluang Investasi Perak
Sumber: Pixabay
Dalam investasi hampir selalu terdapat risiko yang akan diterima oleh investor. Untuk menghindari risiko tersebut, investor perlu memahami jenis-jenis investasi yang dapat memberikan risiko rendah, menengah, maupun berisiko tinggi.
Investasi memiliki berbagai tipe yang dibedakan berdasarkan waktu dan risikonya. Berdasarkan waktu, investasi dibagi menjadi investasi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Sedangkan berdasarkan risiko, investasi dibagi menjadi investasi risiko rendah, risiko menengah, dan risiko tinggi.
Setiap tipe risiko memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Setiap investor pasti memiliki perhitungan dan pertimbangan sendiri dalam melakukan investasi. Artikel ini akan membahas salah satu tipe investor yang mengambil risiko terendah atau biasa disebut dengan Risk averse.
Artikel ini akan membahas secara rinci pengertian dan karakteristik dari Risk averse. Sebelum mengenal lebih jauh, kita perlu memahami terlebih dahulu tipe-tipe investasi berdasarkan risikonya.
Tipe Investasi Berdasarkan Risiko
Investasi merupakan kegiatan untuk menanamkan dana ataupun modal pada satu atau lebih jenis aset dalam satu periode tertentu. Investasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan atau meningkatkan nilai dari aset yang ditanamkan.
Dalam proses penanaman modal dan aset tersebut, setiap investor hampir selalu dihadapkan dengan risiko. Risiko investasi merupakan keadaan di mana investor mengalami kerugian dari investasi yang dilakukan. Risiko investasi tersebut juga bisa dibilang bahwa keuntungan hasil investasi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan risikonya, investasi dibagi menjadi tiga, yaitu investasi risiko rendah, investasi risiko menengah, dan investasi risiko tinggi.
Semakin kecil risiko yang diambil maka berbanding lurus dengan keuntungan yang akan diperoleh. Investasi risiko rendah akan memberikan keuntungan yang rendah pula. Sedangkan investasi dengan risiko tinggi akan memberikan keuntungan yang tinggi pula.
Baca juga: Keuntungan, Resiko, Cara Membeli dan Arti Saham
Investasi risiko rendah biasanya dipilih ketika investor mencari posisi yang aman agar meminimalisir risiko yang ditanggung. Instrumen yang biasanya digunakan dalam investasi risiko rendah adalah obligasi, deposito, dan emas.
Sumber: Pixabay
Investasi risiko menengah dapat dipilih investor ketika ia mengingingkan hasil yang melebihi deposito dan siap menanggung risiko dalam skala sedang. Contoh dari investasi risiko menengah adalah reksa dana.
Sedangkan investasi risiko tinggi biasanya akan cocok dengan investor yang mengharapkan keuntungan yang tinggi dan siap menanggung risiko kerugian yang tinggi pula. Contoh dari investasi risiko tinggi adalah forex, kontrak berjangka komoditas, dan saham.
Risk Averse
Investor tipe Risk ini bisa disebut juga dengan investor konservatif. Risk ini merupakan tipe investor yang menghindari risiko dan biasanya memilih pilihan investasi konservatif yang memiliki risiko kerugian berskala rendah.
Tipe investasi yang biasanya dipilih oleh investor Risk averse adalah investasi dengan risiko berskala rendah sampai menengah. Risk ini cenderung mencari posisi investasi yang aman dan keuntungan yang pasti walaupun nilainya rendah.
Tipe investor Risk ini juga mengacu pada kecenderungannya untuk memilih posisi investasi yang pasti daripada investasi dengan profit tinggi namun tidak pasti. Kecenderungan tersebut bisa disebut dengan Risk aversion.
Investasi yang dilakukan oleh Risk averse biasanya akan tumbuh secara perlahan secara pasti. Risiko rendah dalam investasi tersebut juga berarti memiliki stabilitas.
Risk ini juga dapat dipilih oleh calon investor yang mencari keuntungan secara pasti, bukan profit yang selalu meningkat seperti investasi risiko tinggi. Dengan risiko yang rendah seorang investor dapat menggunakan keuntungan hasil investasi ketika membutuhkannya.
Salah satu contoh dari Risk averse adalah investasi yang dilakukan oleh orang yang sudah pensiun bekerja. Investor tersebut membutuhkan keuntungan investasi untuk membiaya hidupnya setelah pensiun.
Perbedaan Risk Averse, Risk Appetite, dan Risk Taker
Risk appetite merupakan kondisi di mana investor ingin mengambil risiko namun tetap memiliki tujuan untuk berinvestasi dan mencari keuntungan. Risk appetite biasanya melakukan investasi ketika kondisi perekonomian sedang baik dan berkembang. Perekonomian yang baik tersebut tentu memiliki potensi yang kecil dalam risiko kerugian.
Sedangkan Risk taker merupakan tipe investor yang berani mengambil risiko demi keuntungan yang tinggi. Tipe investor ini juga bisa disebut dengan investor agresif. Investor dengan tipe ini cenderung lebih berani mempertaruhkan modal yang besar dengan risiko yang tinggi, namun berpotensi menghasilkan profit yang tinggi pula.
Perbedaan ketiga tipe investor tersebut dapat dilihat juga berdasarkan risiko investasi yang diambil. Investor dengan Risk averse akan memilih investasi dengan risiko yang rendah. Sedangkan pada Risk appetite cenderung memilih investasi risiko menengah dan Risk taker akan memilih investasi dengan risiko tinggi.
Kelebihan dan Kelemahan Risk Averse
Kelebihan pertama dari Risk averse adalah kemungkinan risiko yang akan ditanggung lebih rendah. Investor Risk averse cenderung menghindari investasi berisiko tinggi walaupun menawarkan profit yang tinggi. Risk averse lebih berhati-hati dalam melakukan investasi agar mendapatkan profit yang pasti dengan risiko yang rendah.
Kelebihan lainnya adalah keamanan investasi yang terjamin. Kehati-hatian dari Risk averse akan membuatnya memilih jenis investasi yang sudah terbukti memiliki risiko kecil dalam kerugian. Dengan begitu, aset dan modal yang ditanamkan oleh Risk averse akan lebih aman.
Risk ini juga memiliki kelebihan berupa pendapatan yang pasti dan rutin. Meskipun profit yang didapat cukup rendah, tetapi profit tersebut diperoleh secara pasti dan jelas sehingga dapat dimanfaatkan kembali oleh investor.
Kelemahan dari Risk averse adalah keuntungan investasi yang rendah. Risk ini tidak cocok dengan investor yang memiliki tujuan untuk mencari keuntungan yang tinggi.
Kelemahan lain dari Risk averse adalah investor dapat kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Keengganan mengambil risiko membuat Risk averse hanya menanamkan investasi dengan risiko rendah dan keuntungan yang rendah pula.
Profil Risk ini juga tidak dapat melatih kemampuan investasi dari investor. Kehati-hatian dari Risk averse membuatnya cenderung menghindari investasi dengan tantangan risiko yang lebih tinggi. Tantangan tersebut akan melatih kemampuan analisis investor, strategi investasi, keberanian, dan kalkulasi risiko.
Sumber: Pixabay
Opsi Investasi Risk averse
Berikut adalah beberapa opsi investasi yang dapat dilakukan oleh Risk averse:
- Rekening Tabungan
- Rekening Pasar Uang
- Sekuritas Treasury
- Obligasi Korporasi
- Saham Dividen
- Sertifikat Deposito
Baca juga: Treasury Adalah? Pengertian, Fungsi, dan Produknya
Beberapa jenis investasi di atas masuk ke dalam investasi dengan risiko rendah yang mana akan menghasilkan keuntungan yang rendah pula. Jenis investasi ini cocok dengan investor tipe Risk averse.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.