Minyak goreng menjadi salah satu bahan pokok yang yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Akan tetapi, minyak goreng seringkali mengalami kenaikan harga secara drastis. Sebenarnya, apa penyebab minyak goreng mahal?
Pastinya banyak spekulasi yang bermunculan mengenai penyebab minyak goreng mahal. Di tahun 2022 ini pun kita pernah merasakan kelangkaan minyak goreng dan meroketnya harga minyak goreng di pasaran.
Daripada kita hanya dapat berspekulasi tanpa mengetahui kebenarannya ada baiknya untuk mencari tahu penyebab minyak goreng mahal secara pasti.
Di dalam artikel ini akan dijabarkan beberapa hal yang menjadi penyebab minyak goreng mahal. Yuk, dibaca sampai habis!
Baca juga: 5 Rekomendasi Produk Minyak Goreng Murah
Beberapa Faktor Penyebab Minyak Goreng Mahal
1. Harga dari minyak nabati dunia yang meningkat
Berdasarkan dari laman Katadata, penyebab harga minyak goreng mahal diakibatkan oleh adanya kenaikan harga minyak nabati dunia. Berdasarkan keterangan dari Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamad Lutfi di hadapan anggota Komisi VI DPR, beliau mengatakan bahwa kenaikan harga minyak goreng disebabkan oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO).
Pada Januari 2022 silam, harga rata-rata CPO dunia mencapai R13.244 per kilogram. Harga CPO naik sekitar 77% dibandingkan bulan Januari 2021.
Berdasarkan data dari Investing, harga CPO berada pada level US$ 2.010 per ton pada Rabu, 9 Maret 2022 di Bursa Komoditas Rotterdam. Harga tersebut diketahui menanjak sekitar 10,14% dari penutupan sebelumnya yang hanya US$ 1.825 per ton.
Harga minyak nabati dunia menjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab minyak mahal di Indonesia. Situasi ini pun dapat berubah tergantung situasi dan kondisi yang sedang terjadi di dunia.
2. Adanya warga yang menimbun minyak goreng
Penyebab minyak goreng mahal lainnya dikarenakan warga yang menimbun minyak goreng. Berdasarkan kecurigaan Kementerian Perdagangan, banyak warga melakukan penimbunan di rumah masing-masing.
Inspektur Jenderal Kemendag Didid Noordiatmoko menuturkan bahwa produksi minyak goreng sebenarnya sudah mendekati kebutuhan sehingga kelangkaan terhadap produk tersebut seharusnya bisa teratasi paling lambat akhir Maret 2022 silam.
Akan tetapi, realita yang terjadi di lapangan terdapat persoalan baru yang merupakan akibat dari kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng. Situasi seperti ini sering kali dikenal dengan sebutan panic buying.
Hal ini terjadi karena masyarakat kesulitan dalam mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau. Menghadapi situasi ini, masyarakat akan berpikir untuk membeli minyak goreng melebihi kebutuhan mereka. Jika ada kesempatan maka sebisa mungkin dapat membeli minyak goreng dengan jumlah yang banyak.
Padahal menurut hasil riset, kebutuhan minyak goreng setiap orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, banyak rumah tangga yang menyetok minyak goreng secara berlebihan.
3. Perang antara Rusia – Ukraina
Perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina juga menjadi penyebab minyak goreng mahal. Perang yang sedang berlangsung ini memunculkan kekhawatiran bagi banyak pihak. Kekhawatiran tersebut merujuk pada terjadinya kelangkaan minyak nabati dunia. Hal ini disebabkan karena Ukraina merupakan salah satu negara yang menghasilkan minyak nabati berbasis bunga matahari.
Terjadinya perang antara kedua negara tersebut dapat mengganggu proses pasokan minyak bunga matahari di wilayah Eropa dan sekitarnya. Apabila pasokan minyak bunga matahari itu terganggu, maka turut mengganggu permintaan CPO secara global. Hal inilah yang menyebabkan harga minyak sawit meroket setelah invasi Rusia ke Ukraina.
4. Adanya minyak goreng yang diselundupkan ke luar negeri
Berdasarkan laman Kompas, Menteri Perdagangan, Muhammad Luthfi menduga adanya beberapa oknum dalam permasalahan minyak goreng, sehingga menyebabkan masyarakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan minyak goreng dengan harga murah.
Padahal menurut beliau, sebenarnya stok minyak goreng yang dimiliki pemerintah sudah cukup dan bahkan melimpah hasil dari penerapan kebijakan DMO (domestic market obligation) serta DPO (domestic price obligation).
Menurutnya, 390 juta liter minyak telah tersedia untuk seluruh masyarakat Indonesia, dalam wawancaranya dengan Kompas menanggapi kelangkaan minyak goreng yang terjadi di awal tahun 2022 ini.
Mendag pun memberikan dua penyebab mengenai kelangkaan minyak goreng. Pertama, adanya kebocoran dari pabrik minyak goreng, serta adanya oknum yang menjual minyak ke luar negeri secara ilegal.
Baca juga: Fakta Minyak Kelapa Sawit bagi Kesehatan
5. Dampak Pandemi Covid-19
Penyebab minyak goreng mahal berikutnya adalah pandemi Covid-19. Pandemi ini nyatanya dapat berdampak ke segala bidang kehidupan manusia. Bukan hanya bidang kesehatan saja, tapi juga berdampak ke bidang ekonomi di mana banyak bahan pokok yang harganya melambung tinggi.
Menurut hasil diskusi yang digelar oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan mengatakan, pandemi Covid-19 turut memengaruhi penurunan pasokan minyak sawit dunia, sejalan dengan apa yang terjadi dengan produksi sawit Malaysia yang mengalami penurunan.
Ia juga mengatakan bahwa, pandemi Covid-19 turut menyebabkan gangguan logistik seperti berkurangnya jumlah kontainer dan kapal. Gangguan logistik yang terjadi ini mengakibatkan harga minyak goreng yang menjadi semakin mahal.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, Indonesia sendiri tidak bisa memmengaruhi harga CPO, meski memasok setengah dari kebutuhan CPO global.
Penyebabnya adalah, konsumsi CPO di Indonesia yang hanya berada di angka 35%. Jika konsumsi CPO domestik Indonesia belum mencapai 60%, maka harga sangat dipengaruhi oleh patokan internasional.
Ia lalu menjelaskan, pembentukan harga CPO di dalam negeri mengacu pada lelang yang dilakukan PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN). Bagi yang belum tahu, KPBN merupakan anak usaha dari PT Perkebunan Negara III yang menjadi induk perusahaan Holding Perkebunan.
Lalu, harga minyak goreng di Indonesia akan menyesuaikan harga CPO besutan lelang KPBN. Selain dari tiga alasan yang sudah disebutkan, muncul dugaan adanya penyelewengan minyak goreng curah ke pasar ekspor oleh oknum-oknum yang seharusnya mendistribusikannya untuk masyarakat.
Hal ini terjadi lantaran adanya perbedaan harga Rp 8.000 per liter antara minyak goreng curah hasil dari domestic market obligation (DMO) dengan harga ekspor. Penyebab ini yang diduga menjadi salah satu penyebab minyak goreng mahal.
6. Turunnya panen sawit pada semester kedua
Selain beberapa faktor penyebab minyak goreng mahal yang telah disebutkan di atas. Penyebab lain dari peningkatan harga minyak goreng ini disebabkan oleh penurunan panen sawit pada semester kedua.
Hal ini menyebabkan suplai CPO menjadi terbatas serta terjadinya gangguan pada rantai distribusi (supply chain) industri minyak goreng.
Baca juga: 3 Cara Beli Minyak Goreng Langsung dari Pabrik
Itu dia beberapa penyebab minyak goreng mahal. Selain itu, bisa saja nantinya ada penyebab lain yang mungkin menjadi penyebab minyak goreng mahal.
Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kamu mengenai penyebab minyak goreng mahal.Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.