Hampir semua negara di dunia mempunyai mata uang masing-masing dengan nilai tukar yang beragam. Hingga saat ini, tercatat ada 180 mata uang yang diakui dan dicatat di PBB. Dari ratusan mata uang tersebut, tercatat ada 9 mata uang paling tinggi.
Semua mata uang yang beredar secara resmi memiliki nilai tukar masing-masing. Sedang mata uang yang paling banyak diminati dan diperdagangkan di dunia saat ini adalah USD atau Dolar Amerika. Tidak heran jika dolar Amerika ini menjadi acuan bagi banyak negara untuk menentukan nilai tukar uang mereka.
Mata Uang Paling Tinggi 2022
Mata uang tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar, tapi juga menjadi petunjuk kemakmuran negara asalnya. Sedang faktor penentu tingginya nilai mata uang ini terdiri dari beberapa faktor, misalnya tingkat suku bunga, inflasi, utang publik, dan banyak lagi.
Baca Juga: Cara Mitigasi Risiko Crypto, Legal dan Cuan Banyak di 2022
Lalu negara mana saja yang menjadi pemilik mata uang paling tinggi di dunia tahun 2022? Berikut ulasannya:
1. Dinar Kuwait (KWD)
Negara yang memiliki nilai mata uang paling tinggi adalah Kuwait dengan mata uangnya Dinar Kuwait (KWD). Tingginya permintaan akan minyak dunia dan stabilnya keadaan ekonomi semakin berpengaruh baik bagi Dinar Kuwait. Bahkan hingga saat ini 80 persen pendapatan Kuwait disokong oleh industri perminyakan.
2. Dinar Bahrain (BHD)
Posisi mata uang tertinggi ditempati oleh Dinar Bahrain (BHD). Negara kecil yang hanya memiliki 1,7 juta penduduk ini memiliki perekonomian yang stabil. Pasalnya pendapatan negara diperoleh dari sokongan minyak dan gas bumi.
3. Rial Oman (OMR)
Mata uang paling tinggi ketiga selanjutnya masih ditempati oleh negara dari Timur Tengah. Riyal dari Oman mampu bertahan sejak 50 tahun yang lalu. Sumber daya alam yang melimpah membuat negara ini semakin makmur.
4. Dinar Yordania (JDR)
Meski memiliki tingkat perekonomian yang tidak sestabil negara Timur Tengah lain, Yordania tetap memiliki nilai tukar yang stabil. Uang dinar Yordania tetap stabil dan tinggi karena peraturan pemerintah yang bijaksana.
5. Poundsterling (GBP)
Inggris merupakan salah satu negara dengan tingkat inflasi rendah. Mata uang Poundsterling (PGD) berhasil masuk dalam posisi kelima dalam nilai tukar tertinggi di dunia.
6. Euro (EUR)
Mata uang Euro kini menjadi salah satu mata uang yang paling banyak beredar di dunia. Uang Euro ini dipergunakan oleh Uni Eropa sebagai pesaing utama Dolar.
7. Franc Swiss (CHF)
Mata uang Franc Swiss ini beredar di Switzerland, Liechtenstein dan Campione d’Italia ini menjadi salah satu mata uang tertinggi di dunia. Pasalnya memiliki stabilitas dan performa kinerja yang tak perlu diragukan lagi.
Negara yang menggunakan Franc Swiss juga sangat tergantung pada sektor perbankan. Sistem tertutup yang digunakan perbankan Swiss membuat keuangannya menjadi lebih aman. Sehingga sesuai untuk dijadikan media menyimpan aset dan investasi jangka panjang.
8. Dolar Amerika Serikat (USD)
Dolar Amerika menjadi salah satu mata uang paling tinggi berkat cadangannya yang melimpah. Mata uang uang ini juga banyak diperdagangkan sehingga banyak diminati oleh para investor dari berbagai dunia.
9. Dolar Kanada (CAD)
Dolar Kanada hanya memiliki sedikit perbedaan dengan dolar Amerika. Sumber daya alam yang melimpah dan cara kerja pemerintah yang baik membuat dolar Kanada selalu stabil.
Baca Juga: Capital Gain: Pengertian, Jenis, dan Penjelasannya
Faktor Penentu Nilai Mata Uang Paling Tinggi dan Terendah 2022
Mata uang paling tinggi dipengaruhi oleh banyak faktor. Semakin tinggi nilai tukar, maka semakin sehat keadaan ekonomi negara tersebut.
Nilai tukar mata uang memiliki peran krusial dalam perdagangan antar negara, lalu berperan penting pula dalam pergerakan ekonomi pasar bebas dunia. Oleh karena itu pula mata uang menjadi ukuran ekonomi yang paling banyak diperhatikan, dianalisis lalu dimanipulasi sesuai kebijakan.
Tidak hanya itu, mata uang dengan nilai tukar tinggi juga memiliki dampak pada kegiatan bisnis berskala lebih kecil. Misalnya saja pada pengembalian investasi saham terhadap para investor. Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan mata uang paling tinggi dan yang paling rendah.
1. Perbedaan Inflasi
Umumnya negara yang memiliki tingkat inflasi rendah secara konsisten, menunjukkan naiknya nilai tukar pada mata uang mereka. Pasalnya daya beli mereka cenderung lebih meningkat pada mata uang dari negara lain.
Para abad dua puluh ini ada beberapa tingkat inflasi yang terjadi pada berbagai negara:
- Tingkat inflasi rendah
Negara yang memiliki tingkat inflasi rendah ini adalah Jepang, Jerman dan Swiss.
- Tingkat Inflasi Sedang
Inflasi tingkat kedua atau sedang ini sedang dialami oleh Kanada dan Amerika Serikat.
- Tingkat Inflasi Tinggi
Inflasi tinggi kerap terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang di belahan dunia ketiga.
Negara yang memiliki inflasi tinggi ini mata uang mereka akan mengalami depresiasi dibanding mata uang negara lain. Sehingga menyebabkan tingginya tingkat suku bunga di negara tersebut.
2. Perbedaan Suku Bunga
Suku bunga, inflasi dan nilai tukar suatu mata uang saling berkaitan erat satu sama lainnya. Pasalnya suku bunga yang lebih tinggi akan memberikan banyak keuntungan pada para kreditur sebagai pemberi pinjaman. Kenaikan suku bunga ini menjadi penarik utama minat para pemodal asing.
Namun, hal yang sebaliknya juga terjadi, yaitu saat suku bunga lebih rendah, maka nilai tukar pun menurun. Oleh karena itu inflasi, nilai tukar dan satu bunga kerap dimanipulasi demi meningkatkan kemakmuran negara.
3. Utang Publik
Saat terjadi defisit maka negara akan terlibat dalam pembiayaan untuk membayar proyek publik yang sedang terjadi. Pemerintah pun harus memberikan suntikan dana untuk meningkatkan ekonomi domestik negara.
Hanya saja negara dengan defisit publik dan utang bernilai besar akan memiliki nilai minus di mata investor. Pasalnya utang negara akan menimbulkan inflasi tinggi, sehingga utang pun akan sulit dibayar. Akibatnya nilai dolar pada mata uang negara itu pun akan terdampak juga.
Jika kondisi negara semakin memburuk, pemerintah bisa saja mencetak uang secara berlebih untuk membayar utang. Namun, tindakan ini juga memiliki resiko besar karena akan meningkatkan inflasi negara. Terlebih jika pemerintah tidak bisa mengatasi defisit di dalam negeri.
Kemungkinan ini membuat para calon investor asing merasa lebih khawatir karena risiko defaultnya semakin tinggi. Sehingga peringkat utang yang dimiliki negara tertentu menjadi salah satu penentu dari nilai tukar.
4. Stabilitas Politik
Para calon investor cenderung lebih menyukai negara stabil dengan keadaan ekonomi yang kuat. Keadaan negara yang positif ini selalu berhasil menarik minat para investor untuk menanamkan modal mereka dibanding negara lain yang memiliki resiko ekonomi dan politik rentan.
Kacaunya keadaan politik dapat mempengaruhi mata uang paling stabil sekalipun. Akibatnya pergerakan modal pun dialihkan ke negara lain yang lebih stabil dan menjanjikan keuntungan.
Demikian adalah daftar 9 mata uang paling tinggi di dunia serta beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukarnya. Negara dari Timur Tengah dan Eropa masih mendominasi dunia berkat sumber daya alam yang melimpah dan stabilitas politik pemerintah.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech berizin dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.