Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ‘manja’ diartikan sebagai kurang baik adat kelakuannya karena selalu diberi hati, tidak pernah ditegur (dimarahi), dituruti semua kehendaknya, dan sebagainya. Sehingga, anak manja dapat diartikan sebagai anak yang suka berkelakuan tidak baik karena terlalu disayang oleh orang tuanya.
Ketika si kecil tumbuh seperti itu, tentunya orang tua mulai khawatir. Sebab, ditakutkan sifat manja si anak ini akan terbawa hingga ia dewasa dan mempengaruhi perilakunya saat bersosialisasi dengan orang lain.
Terlebih perilakunya sering kali membangkang, membantah, dan tidak sopan terhadap orang tua. Jika terus dibiarkan, hal ini tentunya akan membuat si anak merasa bahwa dengan berperilaku buruk itu ia melakukan hal yang benar.
Oleh sebab itu, dibutuhkan bimbingan dan kesabaran agar bisa mendidik anak menjadi lebih mandiri dan patuh pada orang tua. Dalam artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai ciri-ciri, pemicu, cara mendidik anak manja agar mereka menjadi mandiri.
Ciri-ciri Anak Manja
Jika anak Sobat Pintar memiliki sejumlah ciri berikut, segeralah membuat perencanaan untuk mendidik dan mengatur strategi agar si kecil tidak terlalu manja lagi. Melansir dari berbagai sumber, berikut ini ciri-cirinya.
- Tidak Bisa Menerima ‘Tidak’
Menurut terapis perilaku Jessica Leichtweisz, CEO Hope Education Services, ukuran terbaik untuk menentukan apakah seorang anak dimanjakan atau tidak adalah seberapa baik mereka mengatasi penolakan akses ke sesuatu yang mereka inginkan.
- Menghina dan Marah Ketika Mendapatkan Hadiah yang Tak Disukai
Bersikap baik dan tetap sopan meskipun menerima hadiah yang tak diinginkan dari orang lain adalah keterampilan penting yang harus dipelajari oleh si kecil.
Namun, jika anak Sobat Pintar belum menguasainya, kemungkinan besar karena mereka terlalu dimanja.
Selain itu, mereka akan menunjukkan ekspresi ketidaksukaannya dengan cara marah, reaktif, atau tidak responsif sama sekali.
- Menolak untuk Mengikuti Aturan
Ketika anak terbiasa melanggar aturan di rumah, mereka juga akan terbiasa melakukannya di depan publik. Terlebih ketika Sobat Pintar memintanya untuk mematuhi aturan di rumah atau di ruang publik ia akan mulai berteriak dan mencari perhatian semua orang. Hal ini juga biasanya diiringi dengan menendang, berteriak, menangis.
- Tidak Pernah Menawarkan Bantuan ke Orang Lain
Mungkin hal biasa ketika di rumah anak malas-malasan untuk membantu pekerjaan rumah. Tapi, hal ini bisa jadi masalah serius ketika anak malah tidak peka terhadap sekitar. Misalnya, tidak pernah menawarkan bantuan untuk orang lain yang kesulitan membawa barang atau hal lainnya. Jika dibiarkan, hal ini akan berdampak pada cara interaksi anak dengan masyarakat di masa depan, serta membentuk pribadi yang apatis dan tidak berempati.
- Tidak Mau Berbagi
Jika keengganan mereka untuk berbagi adalah perilaku yang konsisten, hal itu kemungkinan disebabkan oleh orang tua yang terlalu memanjakannya. Berbagi adalah salah satu sifat yang penting ditanamkan kepada anak sejak dini. Meskipun sulit melatih anak untuk berbagi, tapi pastikan ia punya rasa tenggang rasa sejak dini. Mulailah dengan mengajarkan anak untuk berbagai bersama saudara untuk menciptakan kebiasaan berbagi terhadap sesama.
Penyebab Anak Manja
Setelah mengetahui ciri-cirinya, mari kita cari tahu pemicunya. Sifat manja pada anak tidak terbentuk begitu saja, tentu ada pemicu yang mengakibatkan anak menjadi manja. Berikut ini pemicunya.
- Pola Asuh
Penyebab utamanya adalah pola asuh yang lunak dan permisif. Orang tua yang permisif secara ekstrem mungkin tidak menetapkan batasan saat anak tumbuh. Jika orang tua memberi anak terlalu banyak kekuasaan, sehingga anak akan menjadi manja. Selain itu, pola asuh yang diterapkan baby sitter dengan cara memanjakan anak dan memberikan hiburan terus-menerus atau menyerah pada tuntutan anak yang tidak realistis menjadikan anak berubah lebih manja.
- Orang Tua Tidak Ingin Anak Menangis
Alasan beberapa orang tua terlalu memanjakan anak adalah karena mereka tidak ingin menyakiti perasaan anak atau mendengarnya menangis. Mereka mungkin memilih solusi jangka pendek untuk melakukan apa pun yang dapat menghentikan tangisan tersebut. Padahal jika dilakukan dalam jangka panjang, cara ini akan menyebabkan anak lebih sering menangis untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
- Tidak Ada Batasan
Batasan antara memberi anak perhatian dibutuhkan dengan memanjakan anak, tidak jelas. Secara umum, perhatian baik untuk anak-anak. Namun, bisa menjadi berbahaya jika berlebihan, diberikan pada waktu yang salah, atau diberikan terlalu cepat.
- Keinginan Baik, tapi Caranya Salah
Ketika orang tua memanjakan anak-anak mereka, niat mereka seringkali baik, meskipun salah arah. Mereka memanjakan anak-anak mereka karena mereka ingin memberi mereka kehidupan terbaik, memberi mereka segala sesuatu yang tidak dimiliki ibu dan/atau ayah saat tumbuh dewasa.
Cara Mendidik Anak Manja
Setelah mengetahui ciri dan penyebabnya, kini saatnya mencari tahu bagaimana cara mendidik anak manja agar lebih mandiri.
- Ajarkan Anak untuk Disiplin
Salah satu hal terpenting bagi orang tua untuk menanamkan sopan santun dan mengajarkan anak pentingnya disiplin. Anak-anak yang diajari bagaimana berperilaku dengan cara yang menyenangkan dan melatih kesabaran dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan sosial yang berbeda. Mereka pandai berteman dan akan selalu memberikan contoh yang bagus tentang pengasuhan mereka.
- Jangan Membelikan Anak Barang untuk Meredakan Perilaku Buruk Mereka
Membelikan permen atau mainan untuk anak Sobat Pintar yang berteriak mungkin masuk akal untuk menenangkannya. Anak Sobat Pintar akan segera tenang. Tapi, cara ini akan berdampak negatif dalam jangka panjang. Cara ini mengajarkan anak-anak bahwa dengan berperilaku buruk, keinginan dan tuntutan mereka akan terpenuhi.
- Mengajarkan Anak untuk Menghargai Uang
Ketika anak-anak Sobat Pintar mengetahui tentang berapa harga barang-barang yang mereka inginkan atau bagaimana Sobat Pintar mengatur anggaran keuangan agar cukup untuk kebutuhannya, anak akan cenderung tidak mengeluh tentang sesuatu yang mereka inginkan, seperti mainan, makanan, dan baju.
Mengajarkan nilai uang itu penting karena hal ini akan membangun fondasi yang kuat untuk si anak ketika dewasa dan mulai mengelola keuangannya sendiri. Mereka akan cukup pintar dalam menangani anggaran keuangannya sendiri.
Itulah serba-serbi mengenai anak manja, ciri-ciri, pemicu, cara mendidik anak manja agar mereka agar menjadi mandiri. Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan untuk mengubah pola asuh anak. Hal ini dilakukan semata untuk kebaikan si kecil agar lebih mandiri dan dapat berperilaku lebih baik di dalam keluarga maupun lingkungan bermasyarakat. Semoga artikel ini dapat membantu Sobat Pintar yang sedang mengalami permasalahan serupa.