Gig economy menghasilkan berbagai tanggapan dari masyarakat. Ada yang menganggapnya sebagai perkembangan yang positif, tapi ada juga yang melihatnya sebagai suatu bentuk ancaman. Gig Economy adalah salah satu istilah yang cukup sering dibahas dewasa ini. Apa sebenarnya arti dari istilah tersebut?
Pengertian Gig Economy
Kedua kata tersebut diartikan oleh berbagai pihak secara berbeda. Misalnya, di bawah ini Anda bisa melihat berbagai definisi yang menjabarkan arti dari kedua kata yang sedang saat populer tersebut.
- Menurut BBC
Berdasarkan keterangan dari BBC, kata tersebut adalah suatu pasar tenaga kerja tapi dengan karyawan yang dipekerjakan dengan kontrak jangka pendek maupun sebagai freelancer atau pekerja lepas.
Kata tersebut juga bisa menggambarkan suatu lingkungan kerja dengan jam kerja yang termasuk fleksibel, tetapi perlindungan di tempat kerja juga minim dan berpotensi terjadinya eksploitasi atau pemanfaatan tenaga kerja.
- Menurut TechTarget
TechTarget menjabarkan kedua kata tersebut secara terpisah. Kata gig yang bila diterjemahkan berarti manggung, merupakan suatu istilah yang sering digunakan, terutama dalam dunia musik atau dunia hiburan. Istilah tersebut menggambarkan orang-orang yang bekerja di dunia hiburan.
Para pekerja tersebut biasanya hanya bekerja selama suatu jangka waktu yang singkat atau pendek. Jadi dengan tambahan kata economy, artinya menjadi sistem kerja pada perusahaan atau lembaga yang menggunakan kontrak berjangka pendek untuk mempekerjakan para pekerja independen.
Saat ini, sistem kerja semacam itu sudah banyak diterapkan di berbagai perusahaan. Bahkan di Amerika saja, ada kurang lebih 57 juta orang yang bekerja dengan sistem kerja tersebut. Di Indonesia, tercatat ada 5,89 juta pekerja lepas pada bulan Mei 2019.
Tampaknya, pekerja lepas dan sistem pekerjaan dengan kontrak pendek merupakan pekerjaan masa depan. Hal ini didukung oleh pemanfaatan crowdsourcing dan perkembangan dunia internet dan telekomunikasi. Berbagai bisnis pun jadi tidak lagi membutuhkan karyawan tetap.
Berbagai Pekerjaan dengan Sistem Freelance
Di berbagai negara di dunia, sistem pekerjaan seperti freelance ini masih terus berkembang. Bukan hal baru jika semakin banyak orang tertarik untuk bekerja sebagai pekerja lepas. Tapi, tidak semua jenis pekerjaan bisa menerapkan sistem kerja tersebut.
Berbagai jenis pekerjaan yang bisa menerapkan sistem kerja semacam itu antara lain:
- Sektor IT yang mencakup information security engineer dan network analyst.
- Sektor penulisan: UX copywriter, copywriter, resume writer, dan content writer.
- Sektor akuntansi: accounting assistant, akuntan.
- Sektor administratif: pharmacy technician, virtual assistant, dan design administrative assistant.
- Sektor pendidikan: tutor, dosen, dan guru.
- Sektor software development: DevOps engineer, UX/UI designer, game engineer.
- Sektor project management: office manager, project manager, dan epic management project manager.
Tidak menutup kemungkinan sistem kerja freelance bisa diterapkan di lebih banyak sektor. Saat ini berbagai sektor lain yang juga sudah menerapkan sistem kerja tersebut adalah bidang advertising, event, dan desain.
Berbagai Dampak Sistem Kerja yang Baru
Semua sistem kerja mempunyai dampak positif dan negatifnya sendiri, tidak terkecuali sistem kerja yang baru ini. Ada beberapa dampak yang dihasilkan oleh sistem kerja tersebut, dan bisa dirasakan oleh perusahaan dan tentunya para pekerja yang terlibat secara langsung. Apa saja dampaknya?
- Dampak Positif Gig Economy
Dampak positif dari sistem kerja freelance bisa dirasakan oleh kedua pihak yang terlibat, yaitu perusahaan yang mempekerjakan para pekerja lepas serta para pekerja lepas itu sendiri. Berikut ini dampak bagi kedua belah pihak yang melaksanakan sistem pekerjaan lepas.
- Dampak positif bagi perusahaan
Karena kontrak kerja yang jangka waktunya singkat, perputaran karyawan pun berlangsung dengan lebih cepat. Perputaran yang sangat cepat ini memungkinkan perusahaan untuk menemukan berbagai pekerja berkualitas dan terbaik.
Dampak positif lain yang bisa langsung dirasakan oleh perusahaan adalah tidak perlu membuat ikatan yang panjang dengan lebih banyak karyawan tetap.
- Dampak positif bagi pekerja
Para pekerja freelance bisa mengambil beberapa proyek dalam waktu yang bersamaan. Mereka pun bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk memperoleh lebih banyak penghasilan dari beberapa pekerjaan yang berbeda.
Ada juga yang memilih pekerjaan freelance karena ingin memenuhi gaya hidup yang sudah mereka tentukan. Beberapa gaya hidup tidak bisa dipenuhi jika mereka bekerja secara tetap di sebuah perusahaan.
Beberapa freelancer juga menyukai sistem gig economy karena mereka sering berganti pekerjaan untuk meningkatkan skill dan karier atau hanya karena bosan dengan suatu pekerjaan tertentu. Sistem freelance tentu sangat cocok dengan keinginan mereka.
Bagi generasi milenial, sistem pekerjaan freelance ini sangat membantu dalam memenuhi keinginan akan gaya hidup yang lebih santai. Tapi bukan berarti sistem kerja tersebut tidak membawa dampak negatif sama sekali.
- Dampak Negatif Sistem Freelance
Fenomena sistem kerja yang baru ini juga menimbulkan dampak negatif. Seperti halnya dampak positif di atas, dampak negatif juga bisa dirasakan oleh kedua pihak yang berbeda, yaitu para pekerja tetap yang ada di suatu perusahaan dan orang-orang yang bekerja dengan sistem freelance.
- Dampak negatif bagi pekerja tetap
Karena perusahaan lebih mengutamakan para pekerja lepas, pekerja tetap jadi sulit untuk membangun jenjang karir dan untuk berkembang di perusahaan. Karena fokus perusahaan ada pada para freelancer, pekerja tetap jadi terabaikan dan tidak berkembang dengan maksimal.
- Dampak negatif bagi pekerja lepas
Masalah yang sering timbul berkaitan dengan sistem gig economy adalah pemanfaatan tenaga kerja atau eksploitasi. Selain itu, para pekerja lepas juga dianggap sebatas pekerja kontrak saja sehingga perusahaan tidak memberikan perhatian khusus pada mereka.
Kurangnya perhatian bisa berupa tidak adanya berbagai tunjangan bagi para pekerja lepas. Misalnya, para pekerja lepas tidak memperoleh bayaran yang layak, tidak memperoleh tunjangan, sick pay, dan hari libur.
Selain berbagai dampak negatif di atas, sistem kerja yang baru ini juga dapat melukai perekonomian dalam jangka waktu yang panjang. Semakin bertambahnya jumlah pekerja lepas bisa membuat angka pengangguran dan daya beli per orang ikut meningkat.
Kesimpulan
Dari seluruh keterangan yang disebutkan sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa gig economy merupakan suatu sistem kerja yang masih baru dan terus berkembang. Sistem ini sangat mempengaruhi dunia kerja yang sudah ada, perekonomian secara umum, dan pihak yang terlibat.
Bagi generasi milenial, sistem kerja tersebut terlihat lebih menyenangkan karena sangat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan gaya hidup yang sudah mereka tentukan. Tapi bagi para pekerja tetap yang membutuhkan peningkatan karier, sistem kerja tersebut tidak mendukung kebutuhan mereka.
Dari sudut pandang perusahaan atau pemberi kerja, gig economy sangat cocok untuk mencari tenaga kerja yang berkualitas dan terbaik dengan perputaran yang lebih cepat. Dengan demikian, perusahaan bisa lebih berhemat dan berinvestasi pada tenaga kerja yang terus berganti di akhir kontrak pendek.
Sistem kerja seperti ini sangat cocok untuk diterapkan di berbagai bidang usaha, tapi tidak semua jenis pekerjaan bisa menggunakan sistem ini. Bagaimana dengan jenis pekerjaan yang Anda lakukan saat ini? Apakah sistem kerja kontrak pendek tersebut sesuai dengan jenis pekerjaan Anda?Jika Anda membutuhkan pinjaman dana online yang terdaftar di OJK, gunakan produk pinjaman tunai dari Kredit Pintar dengan syarat dan proses pendaftaran yang mudah dan aman.