Di tengah kemajuan teknologi seperti sekarang ini, sudah menjadi hal lumrah barang elektronik selalu menepati hidup ini. Beberapa barang elektronik yang paling melekat pada diri yaitu smartphone, komputer, konsol game hingga audio player. Namun tahukah Sobat Pintar, ternyata di dalam berbagai alat elektronik tersebut terdapat sebuah alat yang bernama transistor. Lalu apa sebenarnya transistor itu dan bagaimana cara kerja transistor?
Secara sederhana, transistor dapat diartikan sebagai sebuah perangkat yang akan mengalirkan dan memutuskan arus listrik tanpa adanya mekanik penggerak. Tapi tidak sesederhana itu, masih ada pemahaman dan cara kerja yang lebih kompleks lagi dari sebuat perangkat yang bernama transminator ini. Untuk lebih jelasnya, Sobat Pintar harus menyimak terus penjelasan di bawah ini.
Apa Itu Transistor?
Transistor adalah suatu komponen elektronika dengan berbagai fungsi mulai dari pemutus, penyambung, modulasi tegangan, dan modulasi sinyal. Namun tidak hanya itu, transistor juga berfungsi sebagai kran listrik. Dalam hal ini, transistor dapat melakukan pengalihan listrik yang akurat yang berasal dari sumber listrik.
Selain itu, transistor juga merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam elektronik di dalam zaman yang modern ini. Salah satu contoh penggunaannya dalam rangkaian analog yaitu pada amplifier. Rangkaian analog terdiri dari stabilisator, penguat sinyal radio, dan pengeras suara. .
Jenis-Jenis Transistor
Tahukah Anda, ternyata transistor juga memiliki jenis-jenisnya tersendiri berdasarkan dari fungsinya. Apabila ditinjau berdasarkan fungsinya, jenis-jenis transistor terdiri dari lima jenis sebagai berikut.
1. Small Signal Transistor
Small signal transistor atau transistor sinyal kecil adalah suatu jenis transistor universal yang memiliki penguatan hFE 10 hingga 500 dan arus kolektor antara 80mA hingga 600mA. Umumnya, transistor sinyal kecil hanya digunakan pada rangkaian yang menguatkan sinyal kecil. Bahkan juga transistor sinyal kecil sering digunakan sebagai saklar. Walaupun begitu, transistor yang satu ini memiliki efisiensi yang lebih baik dan ini mampu bekerja hingga 30 MHz.
2. Small Switching Transistor
Small switching transistor atau transistor untuk saklar arus kecil merupakan transistor yang memiliki spesifikasi yang mirip dengan small signal transistor. Namun, apabila dibandingkan dengan transistor yang sebelumnya, small switching transistor memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi. Hal tersebutlah yang membuat Small switching transistor sering digunakan untuk menjalankan pensaklaran elektronik.
3. Power Transistor
Power transistor atau transistor daya tinggi merupakan transistor yang digunakan untuk penguat daya seperti penguat tegangan dan penguat arus. Power transistor dapat bekerja di arus yang tinggi sehingga menimbulkan panas pada saat bekerja. Oleh karena itu, power transistor dibuat dengan kemasan logam dan ditempelkan pendingin aluminium pada belakangnya.
4. High Frequency Transistor
Transistor yang selanjutnya yaitu high frequency transistor atau transistor frekuensi tinggi. Transistor jenis ini hanya digunakan untuk bekerja pada rangkaian frekuensi tinggi. Pada umumnya, high frequency transistor digunakan untuk radio, smartphone dan televisi.
5. Phototransistors
Jenis transistor yang terakhir yaitu phototransistors atau transistor foto yang merupakan transistor dengan fungsi yang unik. Secara bentuk, transistor foto tidak jauh berbeda dengan transistor lainnya. Satu-satu yang membedakannya yaitu pada pinggiran yang terdapat kaca untuk dilalui cahaya.
Cara Kerja Transistor
Transistor merupakan perangkat non-linear sehingga memiliki cara kerja dalam 4 mode yang berbeda. Berikut ini jawabannya.
- Cut-off. Transistor bekerja sebagai open circuit, sehingga tidak terdapat arus yang mengalir ke emitor ke kolektor.
- Saturasi. Transistor bertindak sebagai short circuit, yang membuat arus dari kolektor ke emitor mengalir bebas.
- Active. Arus yang berbanding lurus dengan arus yang mengalir ke basis merupakan arus dari kolektor ke emitor.
- Reverse active. Berbanding terbalik dengan mode sebelumnya, arus mengalir terbalik dari emitor ke kolektor.
Selain itu, Jika jenis transistor yang dilihat dari fungsi terdiri 5 seperti yang dijelaskan di atas, maka secara umum transistor dibedakan menjadi dua yaitu bipolar dan JFET atau Junction FET. Cara kerja dari kedua transistor ini juga berbeda. Untuk lebih mengetahui bagaimana cara kerja dari kedua transistor ini, sima terus penjelasan di bawah ini.
1. Cara Kerja Transistor Bipolar
Transistor bipolar merupakan salah satu jenis transistor yang paling populer sehingga banyak digunakan. Transistor bipolar ini terdiri dari 3 kaki yaitu emitor, basis dan kolektor. Pada kaki tersebut terdapat tegangan penghalang sekitar 0,5 hingga 0,7 V yang berarti dibutuhkan tegangan listrik paling minimal 0,5 hingga 0,7 untuk dapat membuat arus listrik mengalir melalui kaki transistor bipolar.
Cara kerja dari transistor bipolar yaitu dengan membuat komponen aktif dan tiga terminal yang terbuat dari bahan semikonduktor dapat bertindak sebagai isolator dan konduktor. Cara kerja inilah yang membuat transistor bipolar sering digunakan untuk saklar atau penguat.
2. Cara Kerja Transistor JFET
Transistor JFET atau junction field effect transistor merupakan transistor yang menggunakan tegangan pada terminal inputnya. Hal seperti ini dalam dunia rangkaian elektronika dikenal dengan istilah gerbang. Gerbang ini akan menghasilkan arus keluaran yang sebanding dengan mengendalikan arus yang akan mengalir melalui kaki terminal komponen. Hal inilah yang membuat transistor JFET dikenal juga dengan transistor yang dapat mengatur tegangan.
Sama halnya dengan transistor bipolar, transistor JFET juga memiliki tiga kaki terminal yang terbuat dari bahan semikonduktor. Akan tetapi, ketiga memiliki nama yang berbeda yaitu gate, source dan drain. Selain itu, ketiga terminal tersebut juga memiliki karakteristik yang unik yang dapat mengalirkan arus ke daerah drain dan source. Akan tetapi, arus yang dialirkan tersebut dikendalikan oleh tegangan tertentu yang diberikan kepada gate.
Fungsi transistor
Lalu apa saja fungsi dari transistor? Mari temukan jawabannya bersama-sama di bawah ini.
1. Saklar
Fungsi transistor yang pertama yaitu sebagai saklar elektronik. Hal ini terjadi karena transistor dapat mengatur bias dari satu transistor ke transistor lainnya. Oleh karena itu, bisa didapatkan hubungan yang singkat antar kaki konektor.
2. Penguat Arus
Fungsi selanjutnya dari transistor yaitu penguat arus. Akan tetapi, untuk dapat menguatkan arus, transistor harus terbiasa pada tegangan yang konstan. Hal ini sangat diperlukan agar emitor yang keluar dengan tegangan yang besarnya tetap.
3. Driver Motor DC
Fungsi terakhir dari transistor yaitu sebagai driver motor DC. Motor DC dapat on atau off apabila transistor dalam keadaan cut off. Selain itu, transistor juga berfungsi sebagai penentu arah putaran DC
Demikianlah penjelasan mengenai bagaimana transistor bekerja dan fungsinya. Semoga informasi ini dapat membantu Sobat Pintar memahami bagaimana cara kerja dan berbagai jenis transistor.
Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar, perusahaan fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam penyaluran pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapatkan informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.